TWC Translokasi Lima Gajah Wisata Candi Borobudur

Dilihat 1603 kali
Wisata edukasi gajah di Candi Borobudur akan segera ditutup setelah pihak PT TWCB translokasi kelima hewan tersebut ke Semarang dan Yogyakarta

BERITAMAGELANG.ID - Lima gajah Candi Borobudur Kabupaten Magelang dipindah ke kebun binatang di Semarang dan Yogyakarta. Dengan kebijakan translokasi satwa tersebut, atraksi eduwisata gajah di Candi Borobudur Kabupaten Magelang segera ditutup.

Wisata edukasi berupa interaksi dengan gajah sudah berlangsung sejak 2021 yang digagas oleh PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Terdapat lima ekor gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus), yakni Zella (40), Bona (38), Lisi (36), Eca (36), dan Endra (30). Dari lima gajah, hanya Endra yang terbilang penghuni muda karena tiba pada tahun 2012. Gajah lainnya telah menetap sejak 1990-an.

Paket wisata ini didasarkan dari interpretasi relief Jataka Gajah Agung yang bercerita tentang pengorbanan Bodhisatwa yang mengalami reinkarnasi sebagai seekor gajah. Sedangkan untuk wisatawan dapat memberi makan dan berfoto bersama gajah. Kelima gajah juga bisa menyajikan atraksi melukis dan meniti batu-batuan. Adapun sejak 2019, perlakuan gajah sebagai tunggangan wisatawan telah dinonaktifkan. 

Namun, pada Selasa (13/6) malam PT TWC kini menghibahkan Zella dan Bona kepada PT Taman Satwa Semarang alias Semarang Zoo.  Hal itu setelah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah menyetujui permintaan Semarang Zoo untuk mengadopsi gajah yang dikelola PT TWC melalui Lembaga Konservasi Borobudur. Permintaan adopsi itu tak lepas dari matinya Sekar (67), gajah yang menghuni Semarang Zoo, pada Februari silam. 

Tak hanya Zella dan Bona, gajah yang tersisa juga dihibahkan ke Gembira Loka Zoo, Yogyakarta. Rabu (14/6) malam, mereka dijadwalkan berangkat dengan truk. 

General Manager Unit Borobudur Jamaludin Mawardi menuturkan, pihaknya melakukan translokasi atau pemindahan satwa ke Gembira Loka lantaran BKSDA Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan lembaga konservasi paling bagus dalam memperhatikan kesejahteraan hewan (animal welfare) di Pulau Jawa. 

"Selain itu, Gembira Loka juga ada upaya untuk melengkapi (koleksi) satwanya," kata Jamaludin kepada wartawan  Rabu (14/6).

Selama Lembaga Konservasi Borobudur merawat para gajah, sangat memperhatikan aspek lima kebebasan satwa (animal five freedom), antara lain, bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa sakit dan penyakit, bebas dari rasa tidak nyaman, serta bebas menampilkan perilaku alami. Sedangkan terkait nasib keenam mahout atau pawang gajah pasca perginya semua gajah, Jamaludin menyatakan, mereka akan ditempatkan di bidang lain. 

Sedangkan untuk kedepan lanjut Jamaludin, wisata edukasi terkait gajah akan diganti dengan atraksi lain yang relevan dengan kultur di kawasan Borobudur.

"Kalau gajah itu tema fauna, kami bisa eksplorasi tema flora. Misalnya, tentang Borobudur of trail civilization, ada aktivitas wellness, bikin jamu, dan sebagainya," pungkasnya.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar