BERITAMAGELANG.ID - Sudah menjadi resiko warga yang tinggal Kawasan Rawan Bencana (KRB) III lereng gunung Merapi, setiap hari mendengar suara gemuruh akibat guguran lava, seiring dengan meningkatnya aktivitas kegempaan. Ada rasa takut, khawatir, ada juga yang merasa sudah biasa, semua campur aduk. Namun apapun alasannya, mau tidak mau warga harus mengungsi sesuai arahan pemerintah.
"Ya sebenarnya sudah terbiasa mendengar suara gemuruh dari Gunung Merapi. Tapi kita harus menurut sama anjuran pemerintah. Kalau disuruh mengungsi ya mengungsi karena ini untuk keselamatan jiwa bersama," kata Parini (59) warga Dusun Babadan I Desa Paten yang ditemui di TEA Banyurojo Mertoyudan, Selasa (5/1/2021).
Parini kembali mengungsi bersama seluruh anggota keluarganya, ada anak, cucu, nenek dan suaminya. Ia sendiri merasa diperlakukan sangat baik di TEA Banyurojo, walaupun merasa bahwa tinggal di rumah sendiri lebih baik daripada mengungsi.
Pada 6 November 2020, ia dan keluarga sudah mengungsi karena aktivitas Merapi yang meningkat hingga status naik ke level III atau Siaga. Satu bulan berada di pengungsian, ia merasa jenuh apalagi aktivitas Merapi masih stagnan.
Hingga pada 14 Desember 2020, ia memutuskan pulang ke rumah bersama dengan ratusan pengungsi lainnya. Di tempat tinggalnya, ia kembali beraktivitas seperti biasa, selain bersih-bersih rumah yang lama ditinggalkan, juga pergi ke ladang untuk menanam tanaman holtikultura.
Namun, kini ia harus kembali mengungsi ke sister village atau desa saudara yang ada di Banyurojo, karena peningkatan aktivitas kegempaan Merapi semakin signifikan. Para tokoh masyarakat Dusun Babadan bersama dengan Pemkab Magelang dan BPPTKG, terus memberikan sosialisasi tentang kondisi Merapi.
Menurut Parini, di TEA Banyurojo, ia tidak mau tinggal diam. Selain merawat ibunya yang sudah berusia 80 tahun, juga ikut membantu di dapur umum bersama dengan ibu-ibu PKK setempat, serta melakukan bersih-bersih bilik.
"Untuk menghilangkan kebosanan, ya kita beraktivitas apa saja yang bisa," katanya.
Seperti diketahui, sebanyak 124 warga Dusun Babadan I Desa Paten Kecamatan Dukun kembali mengungsi ke TEA Banyurojo Mertoyudan, Selasa (5/1/2021).
Puluhan kendaraan roda empat mengangkut warga yang diutamakan kelompok rentan. Mereka tiba di TEA Banyurojo sekitar pukul 13.30 WIB, di saat hujan turun cukup deras. Tiba di TEA, warga langsung dibantu para relawan yang sudah menunggu. Dengan sigap para relawan mengarahkan para pengungsi untuk menempati biliknya masing-masing.
Bahkan mereka tidak segan menggendong para lansia yang sudah susah berjalan. Para pengungsi tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker.
0 Komentar