BERITAMAGELANG.ID - Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang mulai menyiagakan personil gabungan guna mengantisipasi dampak cuaca ekstrem dan erupsi Gunung Merapi.
Merespon prediksi peralihan musim BMKG, terkait potensi tingginya curah hujan yang terjadi pada November hingga Januari mendatang, BPBD Kabupaten Magelang telah melakukan langkah antisipasi dengan koordinasi langsung bersama sejumlah komunitas relawan dari tingkat desa di 21 kecamatan.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Magelang Edi Wasono mengatakan koordinasi dimaksudkan untuk membahas dan mempersiapkan peralihan musim kemarau ke musim penghujan.
Selain itu, koordinasi bersama ini juga sebagai upaya memetakan potensi daerah rawan bencana alam yang tersebar di semua wilayah Kabupaten Magelang. seperti bencana tanah longsor, angin kencang, dan potensi banjir lahar hujan di alur sungai Gunung Merapi.
"Menurut perkiraan dari BMKG nanti (hujan) jatuh pada pertengahan bulan November intensitas tinggi sampai di bulan Januari termasuk mengantisipasi apabila ini nanti dengan hujan intensitas hujan tinggi yang ada di puncak Merapi yang berdampak pada lahar hujan," kata Edi Wasono, Selasa (12/11/2024).
Edi menambahkan, dengan geografis dan potensi ancaman bencana hydrometeorogi itu, BPBD Kabupaten Magelang menyiapkan semua peralatan dan personil selama 24 jam untuk merespon setiap laporan kejadian dan mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaannya.
Tidak hanya itu, BPBD juga menjalin komunikasi intens dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang tersebar di 21 kecamatan, ratusan relawan yang tergabung di tingkat desa seperti OPRB, LPRB, LPBD, maupun lainnya.
"Kita persiapkan dalam menghadapi peralihan musim tersebut termasuk mengantisipasi pohon tumbang dan banjir," tegasnya.
Sementara itu, meski hujan sudah turun, BPBD Kabupaten Magelang masih menyalurkan bantuan air bersih ke sejumlah desa yang terdampak kekeringan.
Setidaknya setiap satu pekan BPBD Kabupaten Magelang menyalurkan 50 ribu liter air ke wilayah terdampak kekeringan seperti di Kecamatan Borobudur, Salaman, Tempuran dan lainnya.
"Droping air masuk wilayah Borobudur termasuk wilayah Ngluwar. Samapi saat ini masih kekurangan air sehingga BPBD masih wajib melakukan droping air tersebut," kata Edi.
Edi mencontohkan, pada Kamis (7/11) pekan kemarin misalnya, BPBD Kabupaten Magelang mengirim bantuan air bersih sebanyak 5.000 liter ke Dusun Sumber Desa Sumberarum Kecamatan Tempuran serta 10.000 liter ke Dusun Onggsoro Desa Giritengah Kecamatan Borobudur.
Droping air bersih tersebut selain disalurkan untuk penduduk juga untuk lembaga sekolah, dan pondok pesantren yang ada di beberapa wilayah lantaran mengalami kesulitan air bersih. BPBD juga masih akan menyalurkan bantuan air bersih jika mendapati laporan dari masyarakat yang membutuhkan.
Diperkirakan karena air hujan belum merata masih terserap tanah dan belum menjadi sumber air yang bisa dimanfaatkan warga.
"Beberapa desa di wilayah tiga kecamatan tersebut memang masih meminta bantuan air bersih meski beberapa kali diguyur hujan," pungkasnya.
0 Komentar