World Wayang Way Digelar Sederhana Sebagai Budaya Investasi Masa Depan

Dilihat 1774 kali
Dalang muda Ki Arman Nur Arifin didampingi Eko Sunyoto saat menerima penghargaan dari Balai Pelestari Nilai Budaya

BERITAMAGELANG.ID - Peringatan Hari Wayang Sedunia (World Wayang Way) digelar sederhana di Borobudur, Sabtu (6/11) sore. Kegiatan yang dimotori oleh Sanggar Kinara-Kinari Borobudur tersebut digelar di Omah Mbudur, Dusun Jowahan Desa Wanurejo Kecamatan Borobudur.


Beberapa kegiatan dilakukan dalam rangkaian kegiatan itu, seperti lomba mewarnai wayang, pentas dalang remaja, pementasan wayang orang dan juga kegiatan ritual "Ngiwak".


Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Dwi Ratna Nurhajarini menyampaikan rasa bangga ketika dalam rangkaian kegiatan World Wayang Way tahun ini menampilkan generasi muda yang mencintai seni budaya, terutama wayang.


“Ketika melihat generasi muda yang masih peduli dan mau memainkan wayang, ini kan ayem (tenang) menurut saya. Budaya ini menjadi investasi masa depan. Kolaborasi untuk majukan seni budaya tidak bisa hanya dilakukan oleh satu atau beberapa pihak, namun semua pihak harus terlibat," kata Dwi Ratna.


Dirinya berharap dengan kolaborasi yang dilakukan oleh semua pihak dalam rangka kemajuan kebudayaan, akan dapat mensejahterakan masyarakat terutama pelaku seni.


Gunawan Andi Prihananta, mewakili Kepala Disparpora Kabupaten Magelang menyampaikan, pihaknya dari bidang pemasaran Disparpora Kabupaten Magelang yang sebentar lagi bermetamorfosa menjadi bidang pemasaran dan ekonomi kreatif akan dapat memberikan ruang atau wadah untuk acara-acara budaya seperti World Wayang Way, masuk dalam sub sektor seni pertunjukan.


“Alurnya di hilir, atau pembinaannya berada di kewenangan Disdikbud Kabupaten Magelang. Setelah jadi sebuah pertunjukan yang layak untuk ditampilkan, itu menjadi ranah kami di pariwisata untuk menjualnya," kata Andi.


Andi menyampaikan, nenek moyang telah mewariskan nilai-nilai luhur yang sudah selayaknya mulai ditanamkan kepada generasi mendatang sehingga akar budaya tidak akan pernah tercabut dari keturunan bangsa yang besar.


"Wayang masuk sekolah ini adalah satu tantangan ke depan untuk generasi muda. Peran teknologi harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin dalam rangka mengenalkan seni budaya, terutama wayang," jelasnya.


Andi mengatakan sudah selayaknya kegiatan World Wayang Way dimasukkan dalam Calender Event Pariwisata Kabupaten Magelang karena sudah dilaksanakan setiap tahunnya.


“World Wayang Way ini sudah berjalan untuk yang keempat kalinya, dimulai tahun 2018 bekerja sama dengan Lembaga Kebudayaan Indonesia untuk berusaha mengenalkan wayang kepada anak-anak," kata Eko Sunyoto, pendiri Sanggar Kinara-Kinari.


Dalam pementasan Dalang remaja, Eko menjelaskan akan menampilkan sosok Dalang muda asal Kabupaten Magelang yang pada 2018 mendapatkan predikat Dalang Terbaik Dua tingkat Karesidenan Kedu, Ki Arman Nur Arifin.


“Kegiatan untuk kali ini kami bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk Omah Mbudur. Juga terima kasih untuk Pondok Tingal karena kami juga berkarya di sana. Dalam keterbatasan Alhamdulillah kami masih dapat menggelar kegiatan ini walaupun sederhana," lanjutnya.


Dikatakan Eko, kenapa wayang menjadi penting di Borobudur karena Borobudur merupakan induk dari wayang yang diukir dalam sebuah batu, kemudian pindah ke Jawa Timur menjadi wayang beber dan kemudian di masa Kerajaan Mataram, menjadi wayang kulit seperti yang dikenal saat ini.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar