Aksi Seniman Gelar Prosesi Larung Covid-19

Dilihat 871 kali
Aksi seniman Tantto dan Sujono melawan Covid-19 dengan melarung sebuah lukisan

BERITAMAGELANG.ID - Dua seniman di Kabupaten Magelang menggelar aksi kampanye melawan Covid-19 dengan performance art unik melarung sebuah lukisan.


Mengangkat tema Lawan Covid-19, pelukis Tantto berkolaborasi dengan penari Sujono Keron. Tanpa penonton, keduanya tampil secara natural di antara lahan sawah Valeria Art Studio di Dusun Garonan Desa Banyubiru Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. 


"Tujuan saya merasa empati dan simpati dengan wabah covid yang melanda negeri kita. Untuk itu kita wajib taati prokes dan selalu menggunakan masker," ungkap Tantto, Kamis (22/7/2021). 


Goresan kuas Tantto di atas kanvas berukuran 1,5 meter berupaya menceritakan kepedihan kondisi Covid-19. Karena pandemi banyak jatuh korban, sedangkan yang sehat harus mengubah pola hidup menuju kenormalan baru memakai masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan. 


Demikian pula gerak performance art Sujono dengan lagu Jawa lirih. Pada selembar selendang, Sujono menata puluhan masker. Sesaat suasana hening, Sujono mencoba menahan napas, sambil memakai masker berlapis-lapis. 


Gerak Sujono semakin lemah seakan menggambarkan ratapan duka ditinggal pergi orang terkasih dan harus bertahan hidup di antara keterbatasan akibat pandemi. 


Menurut Tantto lukisanya mengangkat konsep covid yang tidak terlihat, kasat mata namun terasa dampaknya. Ia ibaratkan virus covid dengan tokoh mahluk gaib jin, setan dan sebagainya. Tidak boleh disepelekan. Satu-satunya cara melawan virus bahaya ini adalah dengan protokol kesehatan (prokes), doa, dan semangat kebersamaan.


Simbol lain dalam lukisan itu adalah manusia yakni tokoh sentral dengan segala martabat kebijakannya. 


Ditambahkan Tantto bahwa lukisan ini ditujukan untuk semua kalangan, baik itu pemerintah daerah pusat dan masyarakat. Supaya masyarakat taat terhadap kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 yang sekarang melanda di negeri.


Pria 42 tahun itu ingin masyarakat tidak selalu menyalahkan pemerintah atas penanganan Covid-19 ini. Pun sebaliknya. Pemerintah tidak boleh pula menyudutkan masyarakat. Pandemi ini, kata dia, bisa diakhiri jika semua saling introspeksi.


Tantto menyadari, hidup di tengah pandemi memang tidak mudah. Banyak kesulitan, dan keterbatasan. Tapi harus disikapi dengan bijaksana. Sebagai pelaku seni, ia merasakan hal yang sama. Sangat terdampak. Sektor pariwisata terpukul.

  

"Supaya pandemi ini segera berakhir. Pemerintah kita tidak selalu bisa disalahkan. Semua berawal dari kita, individu pribadi masing-masing," tegasnya.


Sebagai puncak prosesi, lukisan bertema virus corona itu kemudian dilarung dalam sebuah kolam yang menggambarkan jagad dunia yang terbatas karena pandemi.


Kedua seniman itu kemudian berteriak melempar lumpur ke arah lukisan sebagai simbol perlawanan mengusir wabah atau dalam bahasa Jawa disebut pagebluk Covid-19. 


"Di kolam, PPKM sekarang ini seperti ikan. Hanya hidup di situ-situ saja. Lukisan tadi menggambarkan wabah sebuah virus. Maka kita melempar lumpur sebagai simbol mengusir virus untuk menjauh," jelas seniman tari Sujono Keron.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar