'Borobudur Cartoonists Forum', Ajang Temu Kartunis dan Pegiat Media Abad Visual

Dilihat 1869 kali
Eros Djarot bersama Kepala Dinas Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Urip Sihabidin dan para seniman melihat-lihat lukisan kartun yang dipamerkan

BERITAMAGELANG.ID - Dari ruang yang menghadirkan abad visual maupun era digital, menjadi kekuatan untuk seni kartun yang selalu tumbuh dan berkembang. Dengan gaya artistik, gambar yang ditampilkan dan pesan yang disampaikan seni kartun telah mampu mengedukasi, menginspirasi dan memotivasi banyak orang.


"Melalui kartun bisa pula menjadi pesan pembangunan dan bahkan wahana penyampaian kritik yang dirasa agak nyelekit  tetapi tidak bikin sakit karena menggunakan cara yang jenaka," papar Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, SH., M.Ip., dalam sambutan tertulis yang disampaikan Kepala Dinas Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Urip Sihabidin SH, MH dalam pembukaan 'Borobudur Cartoonists Forum 2', di Bumayasasta Boutique Art Gallery, Dusun Tingal Kulon, Desa Wanurejo, Borobudur, Magelang, Sabtu (22/09).


Menurut Gubernur, seni kartun tak pernah mati dan terus hidup di tangan orang-orang yang penuh kreasi, peduli dan punya nurani dengan sense of humor tinggi. Dari forum kartunis di Borobudur ini diharapkan dapat untuk mendorong perkembangan kartun, literasi dan edukasi seni budaya serta kemajuan pariwisata Jawa Tengah dan nasional.


Pada abad visual, orang tidak bisa lepas dari teknologi komunikasi yang serba visual lewat peranti komunikasi pintar seperti smartphone, televisi, tablet dan alat elektronik lainnya. Lewat peranti tersebut dapat diperoleh dan disebarkan berbagai macam informasi yang dapat mempengaruhi emosi, termasuk informasi visual gambar berupa kartun.


"Sebagai seni visual, kartun mampu menyajikan fakta sosial, ekonomi, politik dan budaya yang rumit menjadi lebih sederhana. Kartun mampu menyorot tragedi menjadi komedi, memotret kondisi muram menjadi jenaka. Namun, di balik kejenakaan itu kartun mengajak kita untuk berpikir dan merenung," ungkap Eros Djarot, budayawan, yang juga hadir dalam acara ini.


Menurut Djarot, pesan visual kartun bisa sebagai antitesis bagi sejumlah sisi negatif era digital seperti gaya hidup serba instan, minat baca rendah, diskonektivitas sosial dan lainnya. Dengan kejenakaan dan keindahan, kartun menginspirasi dan mengajak masyarakat untuk berkomitmen terhadap nilai-nilai sosial, politik dan budaya. 


Kartunis di Indonesia memiliki kompetensi unik. Secara umum, para kartunis mengeliminasi sebuah fakta yang ruwet dan kacau balau menjadi sesuatu yang sederhana dan mudah dipahami banyak orang. Lewat coretan gambarnya yang hanya satu kotak namun dapat mengungkapkan suatu cerita secara jenaka, lengkap dan paripurna.


"Potensi ini tidak boleh disia-siakan pada situasi seperti saat ini dan masa depan," jelas Yehana SR, ketua panitia 'Borobudur Cartoonists Forum 2' pada pembukaan acara tersebut.


Dia menambahkan, pameran kartun pada acara ini berskala internasional yang diikuti oleh 23 negara yang menampilkan karya dari 114 orang kartunis, yakni Algeria, Azerbaijan, Bahrain, Brazil, China, Filipina, India, Indonesia, Irak, Kuba, Macedonia, Malaysia, Maroko, Mesir, Montenegro, Perancis, Romania, Rusia, Serbia, Syria, Turki, Ukraina dan Uzbekistan. Sebagai tuan rumah, kartunis Indonesia yang mengikuti pameran sebanyak 41 orang.  


Lukas Luwarso, salah seorang anggota Tim BCF2 mengungkapkan, acara ini menggelar banyak kegiatan yaitu seminar, diskusi, lokakarya, pameran dan lomba. Pameran kartun internasional ini bertema 'Abad Visual'. Acara ini merupakan kegiatan seni dan atraksi untuk menambah daya tarik kawasan Borobudur sebagai destinasi wisata. Untuk membangun interaksi antara komunitas kartunis, pegiat media dengan wisatawan dan masyarakat di kawasan Borobudur. Di samping untuk menggugah minat pemerintah, sektor swasta dan masyarakat untuk mengapresiasi kartun sebagai seni yang mencerdaskan, selain juga sebagai sarana kampanye program atau sosialisasi kepada masyarakat.  

 

'Borobudur Cartoonists Forum 2' diselenggarakan selama dua hari, pada 22 dan 23 September 2018, diikuti oleh paguyuban-paguyuban kartunis Indonesia dan didukung beberapa sponsor.


Turut hadir pada acara pembukaan BCF2 ini antara lain, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Drs. Haryono, M.Pd., Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan  dan Olah Raga, Iwan Sutiarso S.Sos, M.M., Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Borobudur, dan undangan lainnya. (daf).


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar