BPBD Gelar Simulasi Penanggulangan Bencana di Candi Borobudur

Dilihat 1750 kali
Kepala Pusdiklat BNPB Dr. Ir. Agus Wibowo, M.Sc didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Drs. Edy Susanto, memukul gong tandai pembukaan Simulasi Penanggulangan Bencana

BERITAMAGELANG.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang didukung Pusdiklat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyelenggarakan Simulasi Penanggulangan Bencana di Kabupaten Magelang, khususnya dalam menangani ancaman bencana alam baik letusan gunung api, banjir lahan hujan, tanah longsor serta bencana lain yang terjadi di wilayah ini.

"Penanggulangan bencana selalu melibatkan semua pemangku kepentingan baik dari Pemerintah pusat, Polri, TNI, Ormas, LSM, Parpol, relawan dan komponen bangsa yang lain. Untuk itu maka kita perlu terus meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi agar pelayanan kepada masyarakat yang terkena bencana bisa lebih optimal," demikian disampaikan dalam sambutan Bupati Magelang yang dibacakan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Drs. Edy Susanto dalam acara Pembukaan Pelaksanaan Simulasi Penanggulangan Bencana di Borobudur, yang diselenggarakan di Hotel Atria Magelang, Selasa (25/09).

Secara umum, kondisi geografis wilayah Kabupaten Magelang dikelilingi oleh gunung, dengan kontur tanah miring atau berundak, sehingga hampir seluruh wilayahnya berada di dalam cekungan.

"Dengan kondisi alam yang seperti, wilayah Kabupaten Magelang tergolong daerah rawan bencana, baik bencana yang murni disebabkan oleh alam, maupun manusia. Potensi bencana geologi seperti letusan gunung berapi, banjir lahar hujan, tanah longsor, angin putting beliung, dan gempa bumi perlu menjadi perhatian," lanjut Edy.

Gempa bumi merupakan bencana yang bersifat massif, kejadiannya tidak terdeteksi, dampak yang ditimbulkan sangat besar. Kerusakan akibat gempa bumi seperti bangunan Gedung, tenpat ibadah, sekolah dan sarana lainnya dapat mengalami kerusakan yang parah, juga korban jiwa dan kerugian harta benda.

"Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kita melaksanakan simulasi penanganan bencana sebagai upaya kesiapsiagaan guna pengurangan resiko bencana," ungkapnya.

Sejak disahkannya UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, paradigma penanggulangan bencana telah berubah dari perspektif responsive ke preventif.

"Simulasi ini bertujuan memberi kesempatan pada masyarakat di lingkungan Candi Borobudur untuk menemukenali ancaman dan resiko bencana di lingkungannya, memikirkan cara evakuasi yang benar, melaksanakan evakuasi secara terencana dan terorganisir," pungkasnya.

Pada tahun ini, Candi Borobudur bersama Samosir dan Mandalika terpilih oleh BNPB sebagai lokasi kegiatan Simulasi Penanggulangan Bencana dengan mempertimbangkan tingkat resiko yang cukup besar karena daerah tersebut menjadi tujuan wisata.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar