BERITAMAGELANG.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Sosialisasi Sensus Ekonomi (SE) 2026 di Pendopo drh. Soepardi, Komplek Setda Kabupaten Magelang, Selasa (18/11). Kegiatan ini bertujuan menyamakan persepsi dan membangun sinergi antara pemerintah daerah, BPS, dan pelaku usaha dalam menyukseskan pelaksanaan SE 2026.
Acara seminar diisi oleh tiga narasumber yang mewakili sudut pandang statistik, perencanaan pembangunan daerah, dan dunia usaha, menarik perhatian peserta dari berbagai kalangan.
Ketua Garda SE 2026 BPS Provinsi Jawa Tengah, Yusuf Isnandar, mengawali seminar dengan topik "Sensus Ekonomi Menjawab Tantangan Dunia Usaha". Ia menekankan, sesuai UU Nomor 16 Tahun 1997 dan PP Nomor 51 Tahun 1999, terbagi menjadi Statistik Dasar, Statistik Sektoral, dan Statistik Khusus.
Yusuf menegaskan bahwa SE 2026 bukanlah sekadar pendataan, melainkan investasi bersama untuk masa depan ekonomi bangsa Indonesia. Sensus Ekonomi sendiri dilaksanakan setiap satu dekade sekali, pada tahun yang berakhiran angka enam.
"Pembinaan Statistik Sektoral di tingkat pusat maupun daerah oleh BPS sebagai strategi untuk mewujudkan data statistik yang berkualitas," ungkapnya.
Ia mengajak agar BPS, pemerintah, dan dunia usaha harus bersinergi demi kemajuan Kabupaten Magelang.
"Dengan data yang kuat, data inilah yang jadi dasar program pembinaan, akses modal, pembangunan infrastruktur, hingga peluang pasar," terangnya.
Pemaparan kedua disampaikan oleh Endang Rahayu Qwartiningrum, Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi pada Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang, dengan materi "Data Perekonomian dalam Pembangunan Daerah". Ia menggarisbawahi pentingnya data yang baik sebagai titik awal bagi perencanaan pembangunan daerah yang tepat sasaran, dimulai dari visi misi RPJMD 2025-2029 dan program prioritas Sapta Cipta.
"Pembangunan daerah membutuhkan perencanaan yang tepat sasaran. Perencanaan yang baik itu berawal dari data yang baik," ungkap Endang.
Ia mengungkapkan pemanfaatan data berkualitas akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih cepat, inklusif, dan berkelanjutan. Data menunjukkan bahwa kegiatan usaha di Kabupaten Magelang didominasi sektor UMKM, dengan 65.757 unit UMKM tercatat pada 2022. Sektor industri didominasi oleh industri makanan (26 unit), diikuti industri barang galian bukan logam (16 unit), serta industri kayu (18 unit).
Kabupaten Magelang juga memiliki potensi pariwisata signifikan dengan total 43 objek wisata buatan, 38 budaya, 99 alam, dan 46 desa wisata. Sarana akomodasi mencakup 88 unit (10 hotel berbintang dan 78 non-bintang) serta 286 unit fasilitas restoran dan rumah makan.
Endang menegaskan pentingnya SE 2026 untuk memotret kondisi dan struktur perekonomian daerah dan sebagai dasar perumusan strategi yang tepat.
"Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan seluruh pihak memahami pentingnya peran data statistik dalam pembangunan serta memberikan dukungan penuh terhadap suksesnya Sensus Ekonomi 2026," harapnya.
Seminar terakhir menghadirkan perspektif dunia usaha melalui Ella Rizki Farihatul Maftuhah, CEO PT Nira Lestari Internasional. Sebagai pelaku usaha milenial, ia membagikan kisah awal usahanya yang kemudian ia kaitkan dengan pemanfaatan data statistik dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis. Pembawaannya yang tenang memberikan gambaran nyata bagaimana data menjadi kunci dalam pengambilan keputusan strategis di dunia usaha.
0 Komentar