BERITAMAGELANG.ID - Pemerintah Kabupaten Magelang kembali menggelar kegiatan Ruang Aspirasi Bupati Magelang yang kali ini dilaksanakan di halaman Kantor Kecamatan Muntilan, Selasa (23/12). Kegiatan tersebut menjadi sarana dialog terbuka antara jajaran pemerintah daerah dengan masyarakat, sekaligus wadah untuk menyerap berbagai aspirasi, masukan, serta permasalahan yang dihadapi warga khususnya yang berkaitan dengan pelayanan publik dan pembangunan daerah.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Magelang Sahid menyampaikan penyelenggaraan Ruang Aspirasi merupakan wujud komitmen pemerintah daerah untuk menghadirkan ruang komunikasi yang lebih dekat, terbuka, dan partisipatif antara pemerintah dan masyarakat. Melalui forum ini, pemerintah daerah ingin mendengar secara langsung berbagai harapan, kendala, serta gagasan dari warga demi kemajuan Kecamatan Muntilan dan Kabupaten Magelang secara keseluruhan.
"Kami hadir untuk mendengar langsung aspirasi masyarakat," kata Sahid.
Ia menambahkan, Kecamatan Muntilan memiliki potensi besar di berbagai sektor strategis, seperti pertanian, pariwisata, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta infrastruktur. Potensi tersebut, menurutnya, perlu dikelola secara terencana, terukur, dan berkelanjutan melalui sinergi antara pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten agar mampu mendorong percepatan pembangunan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam sesi penyampaian aspirasi, sejumlah warga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyampaikan berbagai persoalan yang mereka hadapi. Budoyo, warga Karang Pucung mengusulkan agar program insentif guru ngaji dapat diberikan secara merata dan inklusif bagi seluruh guru keagamaan.
"Harapannya insentif tidak hanya untuk muslim, tapi juga non-muslim," kata Budoyo.
Sementara itu, Sukma Ayu, warga Dusun Congkrang, mengungkapkan keluhan terkait pelayanan kesehatan di RSUD Muntilan, khususnya mengenai keterbatasan jumlah tempat tidur bagi pasien tidak mampu. Kondisi tersebut dinilai berdampak pada lamanya antrean rawat inap, sehingga membutuhkan perhatian dan solusi dari pemerintah daerah.
"Sering kali harus menunggu lama karena kamar penuh," kata Sukma.
Selain itu perwakilan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Muntilan, Sealdie Priambodo menyampaikan harapan agar pemerintah daerah dapat memfasilitasi pelatihan penanggulangan dan pencegahan kebencanaan bagi masyarakat, terutama di tingkat desa dan kecamatan, mengingat wilayah Muntilan memiliki potensi kerawanan bencana.
Menanggapi aspirasi terkait insentif guru keagamaan, Bupati Magelang Grengseng Pamuji menjelaskan bahwa program insentif guru ngaji merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam mendukung peran guru keagamaan di masyarakat. Namun, ia menegaskan insentif tersebut diprioritaskan bagi guru keagamaan yang belum memiliki honor tetap dan tidak berada di bawah naungan yayasan.
"Insentif guru ngaji kami berikan kepada yang belum memiliki honor dan bersifat sukarelawan, bukan yang sudah berada di yayasan karena sudah mendapatkan insentif," kata Grengseng.
Grengseng menambahkan, mekanisme pengajuan insentif dilakukan melalui pemerintah desa agar data yang masuk benar-benar valid dan tepat sasaran. Pemerintah desa diminta melakukan pendataan dan verifikasi terhadap guru keagamaan yang ada di wilayahnya, kemudian mengusulkannya kepada pemerintah kabupaten untuk ditindaklanjuti.
"Pengajuan dilakukan melalui pemdes. Jika desa melihat ada guru keagamaan yang belum terfasilitasi, silakan diusulkan ke pemkab dan akan kami tindak lanjuti," ujar Grengseng.
Ia juga menegaskan program insentif tersebut bersifat inklusif dan tidak hanya diperuntukkan bagi umat muslim, melainkan mencakup seluruh agama.
Menanggapi aspirasi terkait pelayanan kesehatan, bupati diwakili Direktur RSUD Muntilan, dr. Dodi Indra Permadi mengakui masih adanya keterbatasan ruang rawat inap di RSUD Muntilan. Saat ini, RSUD Muntilan memiliki 166 tempat tidur, sementara kebutuhan pelayanan terus meningkat.
"Kami masih melakukan pembenahan tata kelola. Salah satu solusinya adalah penambahan tempat tidur agar tidak terjadi penumpukan pasien," kata Dodi.
Grengseng juga menambahkan Pemerintah Kabupaten Magelang menargetkan penambahan kapasitas tempat tidur RSUD Muntilan menjadi 200 tempat tidur pada tahun mendatang, setelah melalui kajian teknis dan perencanaan anggaran yang matang.
Sementara itu, menanggapi usulan pelatihan kebencanaan dari FPRB Muntilan, bupati diwakili BPBD, Musokhip menyampaikan bahwa penguatan kapasitas penanggulangan bencana di tingkat desa dan kecamatan menjadi perhatian pemerintah daerah ke depan. Ia mengakui bahwa keterbatasan anggaran BPBD menjadi tantangan, namun pemerintah daerah akan mengupayakan solusi.
"Ke depan akan kami perkuat kader penanggulangan bencana di desa dan kecamatan, termasuk melalui kajian risiko, pemetaan bencana, dan pelatihan, baik melalui penambahan anggaran maupun dukungan pihak ketiga," katanya.
Melalui kegiatan Ruang Aspirasi ini, Pemerintah Kabupaten Magelang berharap berbagai program pembangunan daerah dapat semakin sejalan dengan kebutuhan riil masyarakat, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan publik yang lebih responsif dan berkeadilan.
0 Komentar