Festival Panahan Digelar di Candi Ngawen

Dilihat 27 kali

BERITAMAGELANG.ID - Federasi Seni Panahan Tradisional Indonesia (FESPATI) Kabupaten Magelang sukses menggelar Festival Olahraga Kabupaten (Forkab) 2025 cabang panahan tradisional, di Lapangan Candi Ngawen, Kecamatan Muntilan, Minggu (10/8). 


Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kabupaten Magelang, sekaligus menjadi ajang pencarian bibit-bibit pegiat olahraga yang nantinya akan mewakili daerah di level yang lebih tinggi.


Ketua FESPATI Kabupaten Magelang, Triono menjelaskan festival ini memiliki tujuan utama menjaring pegiat panahan tradisional dari berbagai wilayah di Kabupaten Magelang. Dalam istilah KORMI, sebutan untuk atlet adalah "pegiat", sedangkan pelatih disebut "penggerak". 


Ajang ini menjadi tahap awal seleksi untuk menentukan wakil Kabupaten Magelang pada Festival Olahraga Daerah (Forda) Jawa Tengah di Solo, yang direncanakan berlangsung pada Oktober 2025.


"Di Forkab ini, kategori yang dilombakan mengacu pada aturan nasional FESPATI, mulai dari U-9, U-13, hingga seharusnya U-18. Namun, untuk U-18 tahun ini belum bisa terlaksana karena minim peserta di beberapa nomor, total ada 47 peserta dalam 4 kategori lomba," ujar Triono. 


Antusiasme masyarakat terhadap panahan tradisional dinilai cukup tinggi. Peserta datang dari berbagai kecamatan, seperti Kaliangkrik, Kajoran, Mertoyudan, Borobudur, Salam, Muntilan, dan Sawangan. 


Tahun ini, FESPATI juga berencana menggandeng Dinas Pendidikan untuk melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, agar panahan dapat dikenal sebagai salah satu prestasi non-akademik yang bisa berkontribusi pada penilaian siswa.


Triono turut memaparkan perbedaan panahan tradisional dan panahan standar atau jemparan. 


"Perbedaannya terletak pada riser atau pegangan busur. Panahan standar menggunakan pegangan dengan lubang khusus untuk anak panah, sementara panahan tradisional yang kita lombakan tidak memiliki fitur tersebut. Saat ini, fokus kami memang ke panahan tradisional jenis Turki, Mongol, Mansurian, dan Asyrian," jelasnya.


Sekretaris KORMI Kabupaten Magelang, Andi Akbar menyampaikan, meski KORMI di Kabupaten Magelang baru terbentuk pada 2022, pihaknya berkomitmen menjadikan Forkab sebagai agenda tahunan. 


"Festival ini menjadi salah satu program unggulan KORMI. Dari Forkab, kita akan memilih pegiat terbaik untuk dibina dan dipersiapkan menuju Forda bahkan Fornas tingkat nasional," katanya.


Menurutnya, setelah Forkab selesai, para juara akan mendapatkan pembinaan khusus hingga ajang Forda. 


"Kami ingin pembinaan dilakukan berjenjang supaya prestasi lebih optimal," tambahnya.


Kepala Bidang Kepemudaan dan Olahraga pada Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang, Ani Syarifah, memberikan apresiasi tinggi kepada FESPATI yang telah sukses menggelar Forkab perdana ini. 


"Semoga dari event ini lahir talenta-talenta panahan tradisional yang mampu bersaing hingga tingkat nasional. Pemerintah Kabupaten Magelang akan selalu mendukung pengembangan olahraga tradisional, khususnya dalam mempersiapkan generasi muda menyongsong Indonesia Emas 2045," kata Ani.


Meski fasilitas lapangan panahan khusus di tingkat kabupaten belum tersedia, FESPATI bisa memanfaatkan sarana milik desa atau kecamatan untuk pelaksanaan lomba. Ke depan, Pemerintah Kabupaten Magelang juga berencana menyelesaikan pembangunan GOR Paku Bumi yang diharapkan dapat menunjang pelaksanaan event olahraga, termasuk panahan tradisional.


Dengan dukungan pemerintah dan antusiasme masyarakat, diharapkan Festival Olahraga Kabupaten Magelang dapat terus berlangsung setiap tahun, sekaligus menjadi ajang lahirnya pegiat-pegiat olahraga tradisional yang berprestasi.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar