Indonesia pada tahun 2045 usianya sudah genap satu abad. Suatu usia yang dapat dikatakan sudah matang. Pada tahun tersebut, ditargetkan Indonesia sudah menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara adidaya di dunia baik dari perspektif sumber daya manusia, ekonomi, maupun kultural.
Obsesi tersebut tentunya bukan hanya sekadar impian, namun perlu diwujudkan dengan berbagai ancang-ancang dari sekarang agar tujuan tersebut dapat tercapai dan bukan hanya mimpi. Hal ini yang menjadi dasar pemikiran munculnya gagasan, ide, wacana akan Generasi Emas 2045. Usia 100 tahun tesebut memilki implikasi Indonesia akan mengalami usia emas pada tahun itu.
Sehubungan dengan obsesi tersebut, tema yang diambil dalam Hari Kebangkitan Nasional tahun 2024 ini adalah Bangkit untuk Indonesia Emas. Tema tersebut dipilih agar momentum historis Hari Kebangkitan Nasional dapat membawa nilai-nilai semangat dan kekuatan untuk bangkit menuju Indonesia emas. Terminologi bangkit dapat diterjemahkan menjadi suatu pemantik untuk dapat ditindaklanjuti dengan upaya terus menerus tanpa mengenal lelah. Target utamanya tak lain adalah capaian-capaian nyata, nantinya akan mengerucut pada tujuan yang akan dicapai.
Sarat Makna
Pada dasarnya Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tahunnya bukan hanya sekadar euforia yang sifatnya seremonial saja. Hari Kebangkitan Nasional sebenarnya menjadi sarat akan makna yang bisa menjadi pemantik untuk menatap perspektif masa depan yang lebih baik, mencerahkan, dan berpengharapan.
Sebagai organisasi perintis pergerakan nasional, Budi Utomo yang berdiri 20 Mei 1908 dapat menjadi indikator atau penanda akan kebangkitan Indonesia dari belenggu penjajahan. Lahirnya dan juga perintis organisasi modern pertama di Nusantara itu dapat mendorong munculnya pergerakan lain dan mengantarkan pada kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan bersama. Nama Budi Utomo dipilih dengan semangat melahirkan nasionalisme secara simultan dan bukan semangat kedaerahan seperti pergerakan-pergerakan sebelumnya.
Budi Utomo, relevan dengan namanya, mengandung makna dan filosofis sangat mendalam, yaitu perilaku jujur, juga menyuburkan semangat kegotongroyongan serta solidaritas. Komunitas waktu itu pun menyambut dengan sangat antusias. Tidak sampai hitungan satu warsa, kurang lebih 10.000 pelajar dari berbagai daerah di Nusantara bergabung dalam organisasi Budi Utomo. Suatu pergerakan yang luar biasa, yang tumbuh dari partisipasi masyarakat akan kesadaran kolektif akan pentingnya negara merdeka dan berdaulat (Kompas, 22/5/2020).
Tidak bisa dipungkiri, embrio kelahiran Indonesia berawal dari kaum muda berpendidikan yang tidak kehilangan jati dirinya sebagai anak bangsa. Embrio Indonesia lahir dari keragaman pikiran kaum muda sebagai embrio bangsa. Di tangan mereka cita-cita untuk meraih kemerdekaan dirancang serta diformulasikan bersama. Mereka juga meyakini kemerdekaan yang diimpikan akan dapat tercapai apabila sekat-sekat sosial dihilangkan.
Dari merekalah semangat Kebangkitan Nasional lahir. Kebangkitan Nasional adalah penanda lahirnya zaman baru yang dapat memberikan pembebasan dan pencerahan bagi kemaslahatan umat manusia. Pencetus cara berpikir baru dalam meraih impian. Semua digagas oleh para perintis pergerakan nasional, seperti Budi Utomo, Kartini, dan para embrio bangsa, kemudian diformulasikan Bung Karno sebagai jembatan emas.
Dalam pemaknaan yang lebih komprehensif, peringatan Hari Kebangkitan Nasional memiliki tujuan lain yang elementer, tak lain agar bangsa Indonesia senantiasa memperbarui nilai-nilai kesatuan, persatuan serta nasionalisme, baik masing-masing pribadi maupun kelompok. Pada prinsipnya nilai-nilai nasionalisme tersebut perlu menjadi perhatian untuk skala prioritas.
Sebagai ungkapan bentuk terima kasih atas jasa para pejuang kemerdekaan, sudah sepatutnya kemerdekaan diisi dengan pembangunan di segala bidang. Hal tersebut bertujuan untuk membuat Indonesia menjadi negara maju, dapat bersaing dengan negara lainnya, sekaligus menjadi negara adidaya yang diperhitungkan, sebagaimana kejayaan Kerajaan Majapahit atau Sriwijaya.
Di samping itu, hari Kebangkitan Nasional dapat menjadi sumber semangat nasionalisme serta kesadaran masyarakat untuk menggabungkan diri dalam wadah organisasi menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan rasa persatuan. Terlebih lagi, bagi generasi saat ini, hari Kebangkitan Nasional dapat berfungsi sebagai pemantik untuk terus mempersiapkan diri menghadapi persaingan yang semakin kompetitif di era sekarang sampai beberapa dekade ke depannya.
Aset Berharga
Persatuan menjadi aset berharga dalam menatap hari depan yang penuh harapan, karena diperlukan jiwa besar dan semangat kebersamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Berbagai disparitas itu justru dijadikan perbendaharaan dan sumber inspirasi yang menambah kayanya akan ide maupun gagasan inspiratif.
Tantangan masa depan bangsa akan menjadi mudah ketika dilaksanakan secara bersama. Merasa memiliki antusiasme yang pada gilirannya harus merawat dan menjaga keberlangsungan hidup, perlu menjadi spirit utama agar persatuan dapat terwujud sebagai kekuatan nasional yang sebarannya perlu masif juga simultan.
Terlebih lagi, dengan bonus demografi usia produktif yang dimiliki bangsa Indonesia pada dua dekade ini siap mengelaborasikan inovasi-inovasi baru, bagi kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Peluang Indonesia menjadi negara maju ada dalam 10 hingga 15 tahun ke depan akan dapat diraih dengan memaksimalkan bonus demografi tersebut.
Untuk merealisasikan obsesi tersebut diperlukan kerja bersama seluruh komponen bangsa. Kapabilitas bahu membahu, merajut kebersamaan, melengkapi kekurangan satu sama lain selama ini telah membuktikan bangsa Indonesia mampu mengubah roda transformasi. Adapun kata kunci yang paling elementer tak lain adalah spirit persatuan dapat menjadi parameter untuk meraih Indonesia Emas. Kebangkitan Nasional kedua perlu diraih dengan membangun jiwa kebersamaan dalam bingkai persatuan nasional.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional 2024.
Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang
0 Komentar