Cuaca Ekstrem, Produktivitas Tembakau Magelang Meningkat

Dilihat 56 kali
Petani di Desa Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang merawat tanaman tembakau yang optimis dapat panen maksimal meski cuaca tidak menentu

BERITAMAGELANG.ID - Meski dihadang cuaca ekstrem, produktivitas tanam tembakau di Kabupaten Magelang diprediksi bakal meningkat. Bahkan kondisi itu dapat meningkatkan harga jual tembakau jika produksi daerah lain berkurang.


Kabid Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Widiarto Tri Saksono menyebut hingga Mei 2025 luas tanaman tembakau di wilayahnya mencapai 3.430 ha.


Luasan tanaman tembakau tersebut meningkat meski cuaca ekstrem dengan curah hujan dan kelembaban tinggi. Sebagai perbandingan, pada musim tanam tahun 2024 yakni hanya di kisaran 3.250 ha saja.


"Berarti ada kenaikan, tapi potensi naik masih ada karena ini yang tembakau sawah ada yang belum tanam," Kata Widiarto ditemui di kantornya, Senin (30/6/2025).


Ditambahkan Widiarto, petani sawah biasanya akan menanam tembakau varietas Madura yang memiliki waktu tanam pendek agar bisa mengejar panen wilayah lain.


Selain itu, peningkatan luasan tanam juga dipengaruhi kecerdasan para petani dalam membaca musim hasil edukasi masif dari BMKG.


"Ini belum semua, yang daerah sawah belum tanam," tegasnya.


Menurut Widiarto, terkait harga jual daun tembakau juga belum ditentukan pasar karena petani baru memasuki masa tanam.


Sedangkan untuk pasar jual, pihak Distanpangan Kabupaten Magelang telah memfasilitasi kerja sama petani dengan pabrikan rokok lokal di Kecamatan Ngluwar Salam untuk membeli semua produk tembakau Magelang.


Namun demikian, imbuhnya, tahun ini semua bantuan sudah disalurkan, termasuk bantuan pupuk, bantuan rigen (alat menjemur tembakau rajangan) dan bantuan benih berserta oven dari Provinsi Jawa Tengah.


"Oven itu untuk antisipasi jika ada musim penghujan petani tidak perlu repot lagi menjemur dengan ketergantungan matahari," ungkapnya.


Ditambahkan Widiarto, pada 2024 produktivitas tembakau rajangan mencapai 7.015 kg/hektar. Varietas tembakau yang ditanam petani Kabupaten Magelang juga beragam dengan harga jual kering saat itu di kisaran Rp60.000 hingga Rp100.000/kg tergantung kualitas dan kelas daun tembakau.


Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang juga mengimbau agar para petani menerapkan pola tumpangsari tanaman tembakau dengan hortikultura lain sebagai antisipasi kerugian dampak cuaca ekstrem saat ini.


Sementara itu, salah satu petani tembakau Desa Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang, Tuminah mengatakan, pada 2024 harga daun tembakau panenan awal hasil penjarangan petani sangat menguntungkan yakni Rp40.000/kg.


Pada fase ini petani akan memanen daun tembakau pertama pada bagian paling bawah pohon guna meningkatkan kualitas dan mengurangi risiko serangan hama. Setelah dikeringkan, daun tembakau yang biasa disebut rewukan ini nantinya akan dijual ke pengepul utuh tanpa rajang. Adapun varietas tanaman tembakau yang ditanam adalah gombel berciri daun lebar.


"Dahulu Rp40.000, sekarang belum tahu tapi harusnya bisa lebih tinggi karena jarang yang tanam," kata Tuminah dalam pekan ini.


Hal itu, menurut Tuminah, merupakan dampak cuaca ekstrem sehingga banyak petani enggan budidaya temabakau. Selain itu banyak tanaman tembakau tidak mampu bertahan di antara curah hujan tinggi seperti sekarang ini.

 

Maka dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat saat ini Tuminah sangat optimis hasil panen akan bagus dan harga jual akan naik.

 

"Ini sekitar dua ribu tanaman alhamdulillah tanaman tetap segar tidak rusak kehujanan. Tembakau tetap aman akan dipanen dua bulan lagi," jelas Tuminah.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar