Mengabdi Tanpa Henti Melalui Gerakan Pramuka

Dilihat 2403 kali
Menanamkan jiwa bangga menjadi pramuka bagi generasi milenial dapat menjadi pemantik motivasi untuk meneruskan tongkat estafet Gerakan Pramuka para pendahulunya.

Tak terasa pengabdian dan bakti gerakan Pramuka untuk negeri tercinta Indonesia sampai saat ini sudah berusia 61 tahun. Sejak ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961, Pramuka merupakan satu-satunya wadah gerakan pendidikan kepramukaan di Tanah Air.


Adapun tema yang diangkat tahun ini pada semua kegiatan tingkat nasional adalah "Mengabdi Tanpa Batas untuk Membangun Ketangguhan Bangsa". Tema ini menunjukkan tekad semua gerakan pramuka untuk terus mengabdi tanpa batas di berbagai bidang.


Pengabdian yang sudah dilakukan oleh gerakan Pramuka di seluruh penjuru Tanah Air adalah bagian dari pendidikan di dalam gerakan Pramuka. Sejak usia Pramuka Siaga, mereka telah dididik untuk memberikan perhatian terhadap sesama, siap membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan. Hal itu bisa dimulai dengan cara-cara sederhana, dan dilakukan di lingkungan keluarga masing-masing maupun di lingkungan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.


Semua bentuk pengabdian yang dilakukan sejalan dengan kode kehormatan Pramuka, yaitu Dwi Satya dan Dwi Darma untuk Pramuka Siaga, serta Tri Satya dan Dasa Darma untuk golongan Pramuka lainnya. Di semua kode kehormatan gerakan Pramuka itu ditekankan pentingnya bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang antara lain diwujudkan dengan saling menolong dalam semangat persaudaraan tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan antargolongan (Budi Wasesa, 2022).

 

Tindakan Kemanusiaan


Gerakan Pramuka tiada henti selalu memberikan kontribusi terhadap negara dalam setiap situasi. Pada saat awal pandemi Covid-19 sampai sekarang, Gerakan Pramuka telah melakukan banyak hal, terutama terkait dengan tindakan kemanusian, seperti menyalurkan bahan kebutuhan dasar bagi warga yang membutuhkan, menolong mereka yang terpapar, memberikan bantuan psikologis kepada anak-anak yang orang tuanya meninggal akibat Covid-19. Semuanya itu merupakan bukti konkret dari pengalaman Dasa Dharma Pramuka dalam tataran praksis.


Di samping itu, Gerakan Pramuka di setiap pangkalan, baik dari Lembaga Pendidikan maupun satuan karya telah menujukkan bukti nyata dalam mendukung Gerakan Kedisiplinan Nasional, dengan mematuhi protokol kesehatan dan mengajak sebanyak mungkin orang untuk juga patuh pada protokol Kesehatan yang sudah dianjurkan oleh pemerintah.


Mereka telah menunjukkan sikap seorang Pramuka sejati, yang siap menolong siapa pun yang membutuhkan bantuan tanpa membedakan satu sama lain. Di saat isu intoleransi merebak, Pramuka konsisten untuk tetap menjaga persatuan dan keutuhan negara dengan menunjukkan karya nyata bahu membahu dalam semangat kebersamaan.


Penguatan Pendidikan Karakter


Hadirnya Gerakan Pramuka di jenjang pendidikan formal akan mendukung penguatan pendidikan karakter yang sekarang sedang dioptimalkan. Sebagaimana diketahui pemerintah telah menggemakan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental. Landasan hukum PPK adalah Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.


Sebagai sebuah Gerakan Nasional Revolusi Mental yang ingin diterapkan dalam pendidikan, pemerintah telah menetapkan lima nilai utama karakter yang saling berkaitan, membentuk jejaring nilai yang perlu dielaborasikan sebagai prioritas gerakan PPK. Kelima nilai karakter bangsa yang dimaksud yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Semua nilai karakter tersebut dapat diaplikasikan dalam aktivitas kepramukaan.


Untuk itu generasi milennial perlu diberi kesempatan bergelut dan menekuni kepramukaan dengan kegiatan positif yang bermakna selaras dengan penguatan pendidikan karakter. Setiap pola pikir dan pola tindakannya dalam gerakan pramuka selalu mencerminkan nilai-nilai keutamaan yang sangat hakiki.


Bila karakter generasi milenial sudah terbentuk, tentunya keberlangsungan hidup suatu bangsa akan bisa terus survive sebagaimana yang diharapkan. Tanggung  jawab untuk menjaga keutuhan NKRI akan terus digaungkan sampai dapat melintasi batasan ruang dan waktu. Generasi milennial pramuka ibarat tunas kelapa yang siap ditanam di setiap jengkal bumi pertiwi demi tetap tegak dan kokohnya bangunan bangsa ini.


Rasanya masih relevan pidato Sang Proklamator pada saat upacara Hari Pramuka tanggal 14 Agustus 1961:


"Berusahalah sehebat-hebatnya untuk mengembangkan dan meluaskan gerakan kita. Sampai suatu ketika, setiap anak dan pemuda serta pemudi kita, baik yang mahasiswa di kota maupun penggembala kerbau di desa, dengan rasa bangga dan terhormat dapat menyatakan Aku Pramuka Indonesia".


Kalimat yang diucapkan dengan lantang dan tajam oleh Sang Proklamator Ir. Soekarno kala menyerahkan  Panji Gerakan Pramuka 61 silam, terasa membuat miris. Waktu itu Gerakan Pramuka menggelora dan gaungnya berkelindan dengan semangat nasionalisme ke seluruh penjuru Nusantara.


Semangat nasionalisme yang digaungkan oleh Sang Proklamator tersebut, kiranya tidak hanya cukup dikenang sebagai kejayaan masa lalu, namun perlu ditindaklanjuti dan diimplementasikan di setiap lini Gerakan Pramuka dengan menguatkan jiwa bangga menjadi Pramuka. Hal tersebut cukup beralasan karena negara sangat membutuhkan generasi tangguh yang mengabdi tanpa batas, baik di tingkat Siaga, Penggalang, Penegak, Satuan Karya, sampai dengan Pembina demi terealisasinya karakter bangsa yang diidamkan.

 

Selamat merayakan Hari Pramuka ke-61 tahun 2022.


(Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Kepala Gugus Depan Panca Tri Sarma SMK Wiyasa Magelang)


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar