Ustadz Oemar Mita: Qanaah Kunci Hidup Tenang, Ilmu Tak Pernah Boleh Cukup

Dilihat 256 kali
Ustadz Oemar Mita menekankan pentingnya sikap qanaah (merasa cukup) dalam menjalani kehidupan saat mengisi kajian Islam yang diselenggarakan oleh Majelis Taklim Sahabat Muslimah Muntilan (Salima) .

BERITAMAGELANG.ID - Ustadz Oemar Mita menekankan pentingnya sikap qanaah (merasa cukup) dalam menjalani kehidupan saat mengisi kajian Islam yang diselenggarakan oleh Majelis Taklim Sahabat Muslimah Muntilan (Salima) di Djembar Joglo Jomboran Keji Muntilan, Kamis (26/6/2025).


Dalam ceramahnya, Ustadz Oemar Mita menjelaskan para Nabi adalah teladan dalam hal qanaah, terutama dalam urusan duniawi. Namun, ketika menyangkut ilmu, para Nabi tidak pernah merasa cukup. Ustadz menggarisbawahi bahwa para Nabi menunjukkan dahaga yang luar biasa akan ilmu pengetahuan, sebuah teladan yang wajib diikuti oleh setiap Muslim.


"Ilmu itu bukan catatan tertulis saja namun energi bertahan dalam setiap perjalanan amanah yang dihadapi, seperti doa nabi Musa Alaihissalam, yaitu Robbi zidni ilma warzuqni fahma," ungkapnya.


Doa ini adalah permohonan kepada Allah SWT agar diberikan tambahan ilmu pengetahuan dan kemampuan untuk memahami ilmu tersebut. 


Ustadz Oemar Mita, atau Abu Bassam Oemar Mita, merupakan seorang dai nasional yang dikenal luas melalui dakwahnya yang menyentuh hati. Lulusan LIPIA Jakarta ini aktif berdakwah sejak 2016 melalui berbagai platform, terutama YouTube dan media sosial. 


Selain aktif mengisi kajian-kajian keislaman, Ustadz Oemar juga kerap mengangkat isu-isu keluarga, parenting Islami, dan pentingnya keteladanan orang tua dalam membentuk generasi yang beriman. 


Lebih lanjut, Ustadz Oemar menyampaikan bahwa jika seseorang ingin masuk surga, maka ia harus memiliki kurikulum hidup yang benar yaitu diantaranya sabar tanpa batas dan bagaimana bersyukur tanpa tapi dalam menghadapi perjalanan hidup sehingga Allah akan menenangkan diri hamba-Nya.


"Yang kaya belum tentu tenang, yang terkenal belum tentu lapang, yang punya jabatan belum tentu berkah, karena sesungguhnya tenang, lapang dan berkah hanya diberikan kepada hamba yang dikehendaki Allah," ungkap Ustadz Oemar Mita, disambut anggukan setuju dari para jemaah.


Kajian ini juga menyentuh persoalan rumah tangga, yang menurut Ustadz Oemar merupakan pelajaran terpanjang dalam kehidupan, dan takdir rumah tangga adalah takdir terpanjang dalam hidup seseorang. Ia kemudian menguraikan perkara penting yang harus dipahami ketika perjalanan pernikahan tidak sesuai dengan harapan, di antaranya yaitu semua terjadi atas kehendak Allah. Ustadz mencontohkan kisah Nabi Nuh AS yang memiliki istri tidak beriman, menunjukkan bahwa ujian dalam rumah tangga bisa datang dalam berbagai bentuk.


"Tidak ada takdir yang salah. Yang salah adalah ketika kita kurang lapang dalam membaca dan menerima takdir di perjalanan hidup," tegas Ustadz Oemar Mita.


Menurutnya, keridaan kita terhadap takdir merupakan sebagian solusi dari permasalahan yang dihadapi. Kunci utamanya ada pada rida terhadap takdir dari Allah, karena rida adalah kekuatan yang akan memberikan jalan keluar dalam perjalanan hidup.


Ustadz Oemar Mita juga mengingatkan bahwa salah satu godaan setan yang sering masuk ke dalam rumah tangga adalah perasaan paling berkorban. Perasaan ini, jika dibiarkan, dapat merusak keharmonisan.


Sebagai landasan, Ustadz Oemar Mita mengutip firman Allah SWT dalam QS An Nisa ayat 19. Ayat ini, menurut beliau, menjadi panduan bahwa bahkan dalam kondisi ketidaksukaan, Allah bisa menyimpan kebaikan yang banyak di dalamnya.


Suasana kajian berlangsung khidmat dan penuh semangat. Para jemaah terlihat antusias menyimak setiap untaian nasihat. Hal ini dibenarkan Silfi, pengurus Majelis Taklim Salima bahwa masyarakat merespon positif kajian Islam bersama Ustadz Oemar Mita.


"Alhamdulillah, masyarakat sangat antusias mengikuti kajian Islam ini. Ini adalah kali kedua Ustadz Oemar Mita hadir di tengah-tengah kami, dan jemaah yang datang tidak kalah banyak dari sebelumnya," ujar Silfi.


Menurutnya, tingginya animo ini menunjukkan dahaga masyarakat akan ilmu agama, khususnya yang disampaikan dengan cara menyejukkan dan mudah dipahami seperti yang dibawakan Ustadz Oemar Mita. Dan ia berharap jemaah dapat mengambil hikmah dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.



Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar