Mengoptimalkan Publisitas Industri Pariwisata

Dilihat 881 kali
Destinasi wisata yang nyaman dan representatif dapat meningkatkan lama tinggal dan kesan mendalam bagi wisatawan yang juga dapat menjadi target untuk meningkatkan tingkat publisitas.

SEBAGAI negara berkembang, Indonesia merupakan negara potensial untuk mengembangkan industi pariwisata. Keanekaragaman potensi wisata, baik itu alam, buatan, maupun budaya merupakan modal besar untuk mengelaborasikan sektor ini guna menunjang devisa negara. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sering disebut juga sebagai zamrud khatulistiwa karena Indonesia terdiri dari kepulauan hijau nan indah bagaikan untaian mutiara, sehingga di Indonesia banyak sekali destinasi-destinasi pariwisata di setiap pulau dan daerahnya.

Dalam slogan pariwisata wonderful Indonesia sebagai branding untuk memromosikan pariwisata, telah memasukkan berbagai unsur untuk menunjang proses kemajuan pariwisata. Adapun konsep-konsep pariwisata tersebut yaitu wisata budaya, wisata alam, wisata  sejarah dan, wisata religi. Potensi Indonesia untuk terus maju di sektor pariwisata, tak lepas dari keanekaragaman suku bangsa, dan adat istiadat yang dimiliki. Indonesia di mata dunia juga    terkenal dengan wisata belanja dan wisata kuliner, sehingga lengkaplah keindahan serta eksotika sebagai negara destinasi wisata.

Industri pariwisata yang sampai saat ini masih menjadi andalan negara tersebut, tentunya tidak lepas dari bidang publisitas yang ikut memberikan kontribusi besar. Pada prinsipnya di sektor pariwisata publisitas dalam aksinya mengacu pada tujuan dasar untuk memromosikan dan memantik kesadaran publik ikut memiliki destinasi wisata. Hal ini tentunya, melibatkan penggunaan strategi komunikasi dan pemasaran untuk memperkenalkan dan memperluas daya tarik pariwisata suatu daerah atau negara kepada khalayak luas.

 Memiliki nilai berita

Pada prinsipnya publisitas merupakan informasi yang bukan berasal dari media massa atau bukan hasil dari pencarian informasi oleh wartawan media massa, melainkan informasi yang diperoleh dari sumber luar karena informasi tersebut memiliki nilai berita. Implikasinya tak lain peristiwa tersebut layak dan terukur untuk diinformasikan ke masyarakat luas (Mangatas Sisingoringo, 2017).

Selain itu, terminologi publisitas dan publikasi sering bias, namun perlu lebih dapat dimaknai bahwa publikasi merupakan kegiatan untuk mengenalkan perusahaan atau lembaga kepada masyarakat. Sedangkan publisitas merupakan bentuk publikasi yang dimuat di media massa atau tindakan yang membawa lembaga menjadi dikenal publik.

Adapun bentuk publisitas merupakan paparan atau ekplanasi berita atau peristiwa yang dimuat di media massa baik cetak maupun elektronik. Publisitas kebanyakan didapatkan dengan berurusan langsung dengan media, baik dengan menginisiasi komunikasi atau dengan merespon pertanyaan dari para wartawan.

Publisitas yang sering muncul di media massa membawa dukungan implisit dari narasumber sebagai sumber berita. Dengan kata lain, publisitas disampaikan sebagai pandangan objektif, tidak bias, netral, dan tidak berpihak. Sebagai contoh, ada seorang selebritis luar negeri berlibur di salah satu destinasi wisata di Indonesia, kemudian selebritis tersebut menceritakan pengalaman liburannya kepada wartawan. Secara tidak langsung destinasi wisata tersebut akan terpublikasikan kepada masyarakat.

Dengan demikian peran bidang public relations (humas) lembaga atau perusahaan sangat signifikan untuk menjalin relasi dengan media massa. Semakin baik kualitas relasi bidang humas dengan media massa, maka semakin besar peluang informasi terpublikasikan. Pada dasarnya sinergi public relations dengan media bersifat simbiosis mutualisme. Media membutuhkan bahan-bahan informasi dari public relations. Sebaliknya, public relations juga membutuhkan media sebagai sarana penyebaran informasi.

Melalui publisitas pariwisata, lembaga atau pengelola destinasi pariwisata berusaha untuk meningkatkan visibilitas mereka, memperluas jangkauan promosi mereka, dan menarik perhatian calon wisatawan. Ini dapat mencakup kegiatan seperti peluncuran pers, kunjungan pers, penyelenggaraan acara promosi, produksi materi promosi (seperti brosur, video, atau situs web), serta kerja sama dengan media dan berbagai jaringan relasi untuk mendapatkan liputan positif.

Dengan menarik perhatian melalui publisitas yang efektif, destinasi pariwisata dapat meningkatkan jumlah pengunjung, menghasilkan pendapatan pariwisata, menciptakan lapangan kerja baru, dan memromosikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang sangat diharapkan semua pihak.

Untuk dapat meningkatkan tingkat publisitas, kiranya lembaga atau pengelola pariwisata perlu melakukan beberapa upaya yang perlu menjadi perhatian.

Pertama, daya tarik event. Penyelenggaraan event yang berkualitas dengan tujuan jangka panjang akan memunculkan daya tarik tersendiri. Terlebih lagi event yang dikemas kreatif, dan inovatif yang mampu menarik perhatian masyarakat juga para jurnalis. Seperti festival kesenian rakyat yang melibatkan partisipasi komunitas setempat, festival kuliner dengan melibatkan berbagai UMKM yang dikemas secara berkelanjutan dengan kalender kegiatan tetap akan menjadikan event memilki branding tersendiri.

Kedua, tingkat kenyamanan dan pelayanan. Lembaga atau pengelola industri pariwasata perlu memerhatikan tingkat kenyamanan dan pelayanan pengunjung. Kenyamanan dalam melakukan perjalanan wisata di destinasi wisata, seperti akomodasi dan fasilitas yang memadai merupakan hal yang sangat substansial. Di samping itu pelayanan yang ramah dan familiar akan menjadikan kesan tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung kembali.

Ketiga, mengoptimalkan relasi media. Lembaga atau pengelola pariwisata melaui public relations dapat lebih mengoptimalkan relasi dengan media, baik cetak atau elektronik. Relasi timbal balik yang familiar dengan media akan memudahkan jalinan komunikasi untuk lebih meningkatkan tingkat publisitas elaborasi atau kemajuan lembaga.

Dampak positif

Dengan mengoptimalkan kekuatan publisitas akan menjadikan lembaga atau pengelola industri pariwisata mendapatkan dampak positif, karena sangat terbantu dalam melakukan promosi. Tidak bisa dipungkiri sebaik apa pun potensi lembaga tanpa adanya kerjasama dalam satu sinergitas promosi, proses perjalanannya tidak akan sesuai harapan.

Namun yang perlu menjadi perhatian dari pengelola industri pariwisata, publisitas merupakan pendukung untuk promosi. Tentunya dari publisitas tersebut harus sesui dengan kondisi riil dari objek atau destinasi yang menjadi pengelolaannya.

Dengan sudah menyebarnya publisitas tersebut, tanggung jawab tidak semakin ringan, namun perlu ada tata kelola yang lebih profesional. Jangan sampai pengunjung kecewa, karena dari publisitas dengan kenyataaanya sangat paradoksal atau bertolak belakang. Untuk itu konsistensi dalam pengelolaan yang sesuai dengan yang dipublikasikan merupakan kata kunci yang perlu menjadi pedoman bersama.

(Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang)

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar