Pembelajaran Negosiasi sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Komunikasi

Dilihat 414 kali
Pembelajaran dengan metode diskusi dapat memantik ide yang inovatif. Puji Wijayanti Guru Bahasa Indonesia sedang mendampingi peserta didik kelas X Listrik D SMK Negeri 1 Magelang dalam materi menjadi negosiator ulung.

KOMUNIKASI secara umum merupakan sebuah proses penyampaian pesan atau informasi antara sumber dan penerima. Sang penerima pesan dapat orang pribadi, publik atau masyarakat luas. Komunikasi pada dasarnya merupakan proses antara sumber (source) dan penerima (receiver) melalui channel atau perantara sehingga memungkinkan munculnya noice atau gangguan. Sementara itu, komunikasi publik merupakan salah satu komunikasi yang memanfaatkan channel sebagai alat perantara komunikasi dengan masyarakat luas pada umumnya.

Mengacu tulisan Zulfiah Larisu dalam buku Layanan dan Komunikasi Publik Menuju Good Governance (2021) menegaskan, kiprah komunikasi publik bisa dibagi menjadi 5 jenis, yaitu: alat untuk mencapai tujuan, menginformasikan, mengabarkan, atau memotivasi perubahan perilaku, media menjangkau khalayak yang lebih luas, umumnya dipergunakan nonkomersial. Peran penting  komunikasi publik tersebut tidak terlepas dari keterampilan berbahasa sesorang khususnya keterampilan berbicara.

Lemahnya kemampuan berbicara

Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut peserta didik pada salah satu kegiatan berbahasa, seperti berbicara. Aktivitas berbicara sebagai salah satu aspek dari empat aspek keterampilan berbahasa yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang kependidikan maupun nonkependidikan. Oleh karena itu, menurut Tarigan (2013:2) kemampuan berbahasa dapat dijabarkan sesuai dengan tingkat-tingkat keterampilan berbahasa, yaitu: (1) keterampilan menyimak (listening competence); (2) keterampilan berbicara (speaking competence); (3) keterampilan membaca (reading competence); dan (4) keterampilan menulis (writing competence).

Dari keempat aspek yang dilatihkan peserta didik, berbicara merupakan keterampilan yang harus mendapat perhatian secara sungguh-sungguh. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik dalam berbicara masih rendah. Padahal kemampuan ini sangat penting.

Pada dasarnya kemampuan berbicara merupakan salah satu kecakapan yang dimiliki oleh setiap manusia. Melalui berbicara sesorang dapat berkomunikasi dengan mudah dengan berbagai macam orang. Berbicara memiliki peran penting yang lebih luas selain untuk berinteraksi. Untuk itu, diperlukan trik nyentrik untuk meningkatkan kemampuan berbicara dalam pembelajaran.

Aturan emas negosiasi

Pada dasarnya, guru sebagai pengajar berperan penting dalam pembelajaran di kelas agar tercipta suasana belajar tenang dan kondusif. Oleh karena itu, guru sebaiknya menyajikan pembelajaran terbaik. Dalam hal ini, pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi, khususnya keterampilan berbicara.

Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kompetensi penting khususnya peserta didik yang nantinya akan terjun di dunia kerja. Selain komunikasi tulis, tidak kalah penting komunikasi lisan juga harus dikuasai oleh setiap peserta didik untuk menopang hidup di era kemajuan zaman dan digitalisasi. Salah satu materi pembelajaran kelas X SMK yang berkaitan dengan komunikasi adalah Belajar Menjadi Negosiator Ulung.

Pemahaman salah kaprah terhadap negosiasi selama ini bahwa negosiasi dianggap sebagai kegiatan untuk tawar menawar sehingga diperoleh   harga atau nilai yang lebih rendah dari harga atau nilai jual yang ditawarkan. Padahal negosiasi merupakan upaya tawar-menawar oleh beberapa pihak yang mengalami perbedaan pengajuan untuk mendapatkan persetujuan kesepakatan bersama yang saling menguntungkan tanpa paksaan.

Negosiasi tidak hanya berlaku dalam jual beli, tetapi dapat dilakukan dalam pencapaian persetujuan dari berbagai permasalahan, seperti, kerja sama, tawaran kerja, penyelesaian konflik, hutang piutang, dsb. Negosiasi sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, hanya saja kurang disadari. Untuk itu, diperlukan kemampuan komunikasi dalam bernegosiasi agar dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik. Terlebih lagi bagi para peserta didik untuk menyongsong masa depan di dunia kerja. Oleh karena itu, dapat diterapkan aturan emas  bernegosiasi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik dalam pembelajaran.

Tujuh aturan emas dapat diterapkan dalam diskusi kelompok (4-5) peserta didik  ketika pembelajaran berlangsung dengan beberapa ketentuan. Pertama, diam dan dengarkan dengan menerapkan rasio 70:30 (70 % mendengarkan dan 30 % berbicara. Kedua, siap kalah dalam negosiasi, artinya tidak harus selalu menang dalam negosiasi karena tidak sekadar menang, tetapi bagaimana mempertanggungjawabkan keberhasilan kemenangan negosiasi tentu mempertaruhkan reputasi. Ketiga, tampil dengan percaya diri. Keempat, menerapkan tujuan bernegosiasi artinya menguasai tentang hal yang akan dinegosiasikan. Kelima, mencatat masalah yang muncul akan sangat membantu alur pikiran agar tetap fokus dan terarah. Keenam, menuliskan hasil negosiasi. Ketujuh Tetap bersikap tenang, dalam hal ini seorang negosiator hendaknya mampu menguasai  diri daripada meledak-ledak, lebih baik siapkan solusi. Saat semua orang terbawa emosi, negosiator tetap tenang sehingga akan tampil sebagai negosiator yang bisa diandalkan dan rasional. Hal-hal tersebut dilaksanakan ketika peserta didik berdiskusi kelompok dan publikasi teks negosiasi  dengan metode Role Playing (bermain peran).

Penerapan aturan emas dalam pembelajaran negosiasi pada kegiatan diskusi dan publikasi teks negosiasi dapat  melatih peserta didik menjadi mahir, berani dan terbiasa dalam membuka pembicaraan, mengajukan keinginan, tawar menawar, dan menyampaikan persetujuan sehingga keterampilan berbicara mereka terasah.

Dengan demikian, kemampuan komunikasi peserta didik diharapkan dapat meningkat sebagai pondasi yang  kuat, ketika mereka terjun ke masyarakat atau bekerja di dunia usaha dunia industri. Peserta didik diharapkan sukses menaklukkan kerasnya dunia, baik ketika bekerja di dunia usaha dan dunia industri maupun berwirausaha serta menjalani dinamika kehidupan.


Penulis : Puji Wijayanti, S.Pd., Guru Bahasa Indonesia  SMK Negeri 1 Magelang

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar