Pemulihan Industri Pariwisata

Dilihat 1862 kali
Destinasi wisata yang aman, nyaman, dan sehat akan dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan memberikan kesan mendalam dengan harapan untuk berkunjung kembali.

Industri pariwisata kini diyakini berada pada jalur pemulihan yang akselerasinya melaju cepat. Dalam laporan Barometer Pariwisata Dunia yang dirilis oleh Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO), kedatangan internasional mencapai 117 juga pada triwulan pertama tahun 2022. Kumulatif ini secara signifikan progresnya naik 182 persen dikomparasikan dengan triwulan pertama tahun 2021 yang hanya sebesar 41 juta kedatangan wisatawan internasional.


Dari total 117 juga kedatangan wisatawan internasional tersebut, kumulatif 47 juta kedatangan tercatat pada bulan Maret. UNWTO menganalisis berdasarkan pengamatan progresifitas data, mulau bulan Maret sebagai indikator pemulihan industri pariwisata yang akselerasinya semakin cepat.


Senyampang dengan analisis UNWTO tersebut, di Indonesia sesuai data dari Badan Pusat Statistik sepanjang Januari-April 2022 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 185.440 kunjungan. Kondisi tersebut naik signifikan 350,09 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 (Kompas, 28/6/2022).

 

Relaksasi


Sudah hampir dua warsa lebih, industri pariwisata yang menjadi tempat relaksasi ini tidak dapat mengakomodasi kebutuhan rohani masyarakat dikarenakan regulasi pemerintah yang memberlakukan pembatasan sosial guna menekan lajunya gelombang Covid-19. Berwisata merupakan salah satu kebutuhan manusia yang terkadang perlu dipenuhi.


Dengan berwisata diharapkan akan memberikan suasana baru sebagai penyegar pikiran dan tubuh manusia akan rutinitas dalam pekerjaan sehari-hari yang melelahkan. Berwisata dapat menciptakan suasana kehidupan yang besifat aktif dan kehidupan yang sehat jasmani dan rohani. Melalui berwisata semua orang dapat menyelami kebudayaan, adat-istiadat, cara hidup bangsa/suku bangsa lain, dan menikmati serta mengagumi keindahan objek wisata yang ada.


Seiring perjalanan waktu, pasca pandemi ini, relaksasi demi relaksasi terhadap pembatasan sosial terus diupayakan pemerintah dan pelaku industi pariwisata untuk mengobati kerinduan warga yang ingin kembali bepergian. Pelonggaran tersebut sekaligus  juga membangkitkan ekspetasi pelaku industri pariwisata.


Di Hotel Amanjiwo Borobudur, Plataran, dan beberapa hotel berbintang di Kawasan Magelang juga sudah banyak kedatangan tamu wisatawan mancanegara. Berbagai event seni budaya yang selama pandemi tidak dapat berekspresi kini sudah dapat masuk ke hotel untuk menjamu wisatawan.


Paket-paket seni tari dan karawitan, sudah banyak dipesan tamu hotel. Hotel Amanjiwo sudah menyiapkan paket Sendratari Ramayana dan berbagai tari tradisional untuk menjamu wisatawan saat dinner (makan malam). Kondisi yang membaik tersebut, berdampak positif bagi peningkatan ekonomi seniman sekaligus memantik proses kreatifnya.


Strategi Alternatif


Bertitik tolak dari peristiwa pandemi Covid-19 yang sangat dirasakan oleh industri pariwisata, kiranya diperlukan beberapa strategi alternatif guna memulihkan industri pariwisata tersebut. Pertama, mengoptimalkan pelayanan prima. Memberikan pelayanan yang berkualitas merupakan hal yang sangat penting, karena memengaruhi kinerja kompetitif organisasi dan kualitas maupun produktivitas yang tinggi dari suatu organisasi. Pelayanan berawal dari desain produk serta kepuasan pelanggan dengan tujuan memberikan kepuasan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.


Kedua, memperkuat Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk mengurangi dampak pariwisata. Mengingat banyaknya bencana alam, force majeure (keadaan mendesak) yang pernah terjadi di Indonesia, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi dan sekarang wabah penyakit, maka sangat penting untuk segera memperkuat SOP mitigasi pariwisata Indonesia yang mengacu pada standarisasi yang diberikan oleh UNWTO dan WHO. Langkah-langkah strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam fase pemulihan sangat penting untuk mempersiapkan regulasi sejak dini. Manakala kejadian atau peristiwa sudah usai, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tidak lagi berbicara tentang menyusun strategi pemulihan, namun sudah langsung mengarah pada tindakan penerapan pada tataran implementasi.


Ketiga, prioritas perbaikan destinasi wisata. Untuk menarik minat pengunjung diperlukan penataan destinasi wisata yang nyaman, aman, dan sehat. Dengan destinasi wisata yang representatif akan memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Selama pandemi Covid-19 penataan destinasi wisata yang kurang mendapat perhatian karena tidak ada pengunjung, sekarang ini perlu dikelola kembali dengan tata kelola yang lebih profesional dan berkelanjutan.


Keempat, meningkatkan peran pokdarwis (kelompok sadar wisata). Pokdarwis tersebut sangat berperan sebagai penggerak dalam mendukung terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan serta terwujudnya Sapta Pesona dalam meningkatkan pembangunan daerah melalui kepariwisataan dan pemanfaatannya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.


Melalui kerja sama paralel berbagai pihak yang terus menerus dan berkelanujutan akan dapat mempercepat jalur pemulihan industri pariwisata. Kita yakin dan harus optimis bahwa pemulihan tersebut akan dapat tercapai. Tentunya perlu diawali dari langkah-langkah nyata baik dari kepedulian personal, kelompok, pemerintah, maupuan pihak-pihak terkait untuk dapat menjaga jati diri dan citra pariwisata sebagai tempat maupun destinasi yang nyaman untuk dikunjungi.


(Oleh: Ch. Dwi Anugrah, Ketua Sanggar Seni Ganggadata Jogonegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kab. Magelang)


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar