Pencegahan dan Pendampingan Penderita Demensia

Dilihat 445 kali

Demensia adalah penurunan fungsi intelektual akibat penyakit di otak yang ditandai dengan terganggunya minimal tiga dari lima kortikal luhur, yaitu bahasa, memori, visiospasial (pengenalan ruang dan tempat), kemampuan eksekutif dan emosional, sehingga penderitanya tidak mampu mengikuti aktivitas sosial dan mengurus dirinya sendiri. Sebagai penurunan fungsi kerja otak secara progresif, gangguan demensia ini lebih berat dari pada pikun.

Demensia yang sering disebut juga dengan senile adalah penurunan fungsi intelektual dengan terjadinya kerusakan sel saraf otak akibat proses penuaan sebagai akhir dari siklus kehidupan atau penyakit di otak. Awalnya ketika dilahirkan ada bermiliar-miliar sel otak, yang dengan bertambahnya usia menyebabkan terjadinya kematian sejumlah sel otak itu yang tidak dapat diganti. Pada saat bertambahnya usia, produksi zat kimia otak yang dibutuhkan untuk berfungsinya memori dengan baik pun berkurang. Walaupun memori jangka pendek dan jangka panjang tidak selalu terpengaruh, memori terbaru sering hilang dengan bertambahnya usia tersebut. Juga apabila terjadi gangguan pada otak akibat cedera atau penyakit.

 

Penyebab demensia

Pada dasarnya demensia disebabkan oleh kerusakan sel saraf pusat di otak (sebagian atau seluruhnya), sehingga terjadi kondisi ketidakmampuan tubuh memproduksi neurotransmitter, zat kimia yang diperlukan untuk pengiriman sel saraf. Banyak faktor penyebab terjadinya kerusakan sel saraf tersebut. Namun demensia pun dapat terjadi di usia muda karena penyakit pembuluh darah (stroke) dan infeksi atau cedera otak, yang membuat matinya sel saraf otak. Biasanya pemicunya adalah gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol, dan pola makan tidak sehat serta adanya penyakit-penyakit penyerta seperti diabetes dan penyakit darah tinggi.

Penyebab lain yang berkontribusi adalah cedera otak, infeksi virus yang menyebabkan radang otak (HIV atau meningitis), tumor otak, kecanduan alkohol, keracunan kronik (bahan kimia limbah pabrik) dan kelainan gen (penyakit hutington).

Pada penderita demensia, sel saraf otak (neuron) di berbagai lokasi di otaknya mengalami kematian. Ketika sel otak tersebut mati, kadar neurotransmitter yang diproduksi menjadi lebih rendah, sehingga menyebabkan masalah dalam otak untuk pemberian sinyal memori. Selain itu, jaringan otak secara keseluruhan mengalami penyusutan. Lekukan atau alur dalam otak menjadi lebar dan ada penyusutan pada lapisan luar otak. Ruang-ruang dalam otak yang mengandung cairan serebrospinal pun membesar.

Akibatnya pada tahap awal memori jangka pendek menurun ketika sel-sel dalam hipokampus memburuk dan ketika penyakit demensia itu menyebar pada korteks serebral (lapisan luar otak), terjadilah penurunan kemampuan menilai, emosi dan bahasa. Dan yang paling parah adalah perubahan tingkah laku, tidak mampu lagi berkomunikasi dan mengenal wajah. Ditandai dengan demensia yang terjadi lebih dini dan keadaan menjadi semakin buruk dengan terjadinya kehilangan daya ingat secara bertahap.

 

Gejala-gejala demensia

Penderita demensia pada umumnya mengalami gejala-gejala sesuai dengan penyebabnya. Namun gejala yang utama adalah perubahan kognitif dan psikologis. Gangguan kognitif itu adalah hilangnya ingatan, kesulitan berkomunikasi, kesulitan berbahasa dan bertutur kata, sulit memecahkan masalah atau merencanakan sesuatu, konsentrasi menurun, sulit menilai sesuatu dan mengambil keputusan, sulit mengkoordinasikan pergerakan tubuh. Penderita gangguan kognitif itu suka merasa bingung dan linglung. Sedangkan gejala dari segi psikologis, penderitanya itu sering depresi, gelisah, perubahan perilaku, paranoid dan merasa takut. Bahkan ada pula yang berhalusinasi dan mudah marah.

Demensia mencakup kehilangan memori peristiwa baru, kesulitan mempelajari informasi baru dan sulit menghadapi masalah harian atau memahami serangkaian petunjuk rumit. Kalau dibiarkan dan tidak diobati, dapat terjadi komplikasi berupa infeksi yang terjadi bersamaan dengan kondisi kesehatan yang semakin memburuk dan kematian yang disebabkan infeksi. Bisa juga terjadi kecelakaan karena penderita tidak dapat menjaga keselamatan dirinya sendiri.

 

Pencegahan dan pendampingan penderita demensia

Agar tidak menderita demensia sebenarnya yang bisa dilakkan sederhana. Terapkan pola hidup (life style) yang sehat dengan beraktivitas fisik yang cukup dan diet seimbang. Dari faktor psikis, tidak mudah stress dan depresi. Jangan lupa bersosialisasi, supaya tidak merasa kesepian, kalau suka isilah teka-teki silang (TTS). Prinsipnya olah raga dan aktivitas fisik membuat kita sehat. Tetapi kalau kita bicara otak, harus ada tambahan kata gembira (happy). Harus senang melakukannya. Kalau tidak senang akan turun kognitifnya. Demikian juga olahraga yang terprogram dan menyenangkan akan lebih bagus. Stimulasi otak bisa lebih baik, selain stimulus fisik dan stimulus sosial seperti arisan dan kondangan. Ini semua kalau dikombinasikan akan jauh lebih baik.

Untuk memperbaiki memori dapat dilakukan sendiri dengan tetap aktif mendayagunakannya, misalnya membaca atau mengisi teka-teki silang (TTS). Memori seperti juga otot, yang harus terus dilatih agar tetap kuat. Banyak lansia yang masih mempunyai daya ingat yang kuat karena terawat dengan baik.

Penderita demensia perlu pendampingan dari keluarga. Ada beberapa cara pendampingan bagi penderita demensia, yaitu:

1) ciptakan suasana yang tenang. Hindari kegaduhan dan kerumunan orang yang membuat penderita demensia panik,

2) ajaklah penderita demensia itu berkomunikasi lebih sering dan sesekali lakukan kontak fisik dengan memegang tangannya agar penderita bisa fokus perhatiannya,

3) ajaklah penderita demensia berjalan-jalan pada siang hari untuk mengurangi kebiasaan keluyuran sendiri,

4) lengkapi pula penderita dengan alamat rumah, peta dan nomor telepon yang bisa dihubungi apabila tersesat dan ditemukan orang lain yang akan menolong dan mau mengantarkannya pulang. Semoga.

 

P. Budi Winarto, S.Pd. Guru SMP Pendowo Ngablak Kabupaten Magelang.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar