Penguatan Profil Pelajar Pancasila Sebagai Sarana Membina Karakter Siswa

Dilihat 1836 kali
Ilustrasi : by https://www.freepik.com/free-photos-vectors/school-campus

Oleh : P. Budi Winarto, S.Pd*)


PENGUATAN profil pelajar Pancasila saat ini sangat mendesak untuk diimplementasikan sebagai sarana untuk membina dan membangun karakter siswa serta sebagai salah satu tolokukur atau patokan keberhasilan siswa di sekolah. Sebab saat ini tidak dapat dipungkiri kenyataan bahwa patokan yang paling jelas dipakai untuk menetukan tingkat keberhasilan siswa adalah apa yang mereka dapat secara akademik khususnya untuk menentukan apakah seseorang naik kelas, ataupun lulus. Bila hal ini yang menjadi satu-satunya acuan, lalu kita akan membawa anak kita kemana? Kita semua melihat kenyataan bahwa masalah-masalah perilaku sebagian siswa yang cenderung anarkis, mengabaikan kejujuran, kehilangan norma sopan-santun, melakukan pelecehan, yang antara lain memperburuk suasana dan kualitas pendidikan di negeri kita.

Dalam tulisan ini penulis mengajak semua orang yang berkecimpung langsung dalam dunia pendidikan untuk mencurahkan perhatian dan energi yang sama besarnya dalam upaya pembentukan kepribadian khususnya dalam membina kemampuan psikomotorik dan afektif. Tujuan pendidikan adalah membentuk peserta didik menjadi manusia yang berkembang secara seimbang baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu dalam proses pendidikan, semua kemampuan dasar di atas perlu mendapat perhatian dan porsi yang sama.

Pertanyaan sekarang adalah bagaimana menyentuh ranah afektif dan psikomotorik peserta didik, atau secara lebih konkret bagaimana kita membina dan membentuk karakter baik dari peserta didik. Membentuk karakter baik tidaklah mudah karena lingkungan masyarakat kita di Indonesia tidak selalu kondusif dan suportif dalam hal keteladanan. Misalnya, di antara para pemimpin bangsa kita sendiri moralitas yang kurang baik dan tidak patut dengan mudah dapat didengar, dilihat, dan ditemukan dalam keseharian melalui berbagai media massa dan media sosial. Bangsa Indonesia berada dalam krisis keteladanan sikap baik, padahal keteladanan merupakan cara paling ampuh dan jitu dalam mendukung pembentukan dan pembinaan karakter. Apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan  pembentukan karakter?

Pertama, sekolah sebagai suatu institusi resmi harus mempunyai komitmen yang jelas dan tegas. Komitmen ini perlu diimplementasikan dalam bentuk menentukan secara nyata bentuk-bentuk karakter apa saja yang akan diupayakan melalui kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila dalam suatu rentang waktu tertentu. Demikian seterusnya dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan. Contoh-contoh bentuk karakter atau nilai-nilai yang ditentukan ini harus diketahui oleh semua komponen dalam suatu lembaga pendidikan mulai dari pekerja taman, petugas kebersihan, petugas keamanan, karyawan administrasi, orang tua, guru, kepala sekolah, serta pimpinan yayasan. Semua unsur di atas harus kompak dan serentak dalam tindakan dan tingkah laku sehingga semuanya saling menunjang dan mendukung dalam membentuk lingkungan dan kultur positif dan kondusif. Dengan demikian para siswa dikondisikan dalam suasana keteladanan oleh semua.

Kedua, program pembinaan dan pembentukan karakter melalui penguatan profil pelajar Pancasila yang telah direncanakan dan ditentukan oleh sekolah perlu dikomunikasikan kepada orang tua atau wali siswa. Dengan demikian pihak sekolah dan orang tua dapat bersama-sama, sejalan, seirama, dalam membimbing dan mengarahkan para siswa sesuai dengan target yang sudah ditentukan bersama. Kerja sama didukung oleh pertemuan-pertemuan berkala yang bertujuan untuk saling memberikan masukan baik bagi sekolah maupun orang tua sehingga ada sinergi dalam proses pembinaan.

Ketiga, kepala sekolah dan para guru perlu menjadi motor penggerak dalam implementasi program pembinaan karakter yang sudah ditentukan secara khusus melalui kegiatan projek penguatan profil  pelajar Pancasila. Mereka harus menjadi pola, mengingatkan, menegur apabila ada siswa  dan sesama guru yang tidak berjalan seirama dengan program yang telah ditentukan bersama. Mereka menjadi pengawas, teladan, penuntun, motivator, pembimbing para siswa. Hanya dengan kehadiran guru secara konsisten dan terus menerus maka lama kelamaan iklim yang diharapkan bisa terbentuk di antara sesama siswa.

Keempat, iklim koreksi, evaluasi, dan refleksi harus ditumbuhkan di dalam suatu lingkungan pendidikan. Koreksi berarti siapapun yang berada dalam suatu lingkungan pendidikan harus siap untuk mengoreksi dan dikoreksi oleh pihak lain tanpa memandang status masing-masing komponen dalam suatu lembaga pendidikan. Siswa dapat mengoreksi guru, demikian juga dengan semua komponen yang ada. Program pembentukan karakter melalui penguatan profil pelajar Pancasila yang telah dijalankan perlu dievaluasi dalam rentang waktu tertentu sehingga hal-hal yang sudah baik dapat terus dipertahankan dan dikembangkan sedangkan cara-cara yang kurang menunjang dihilangkan dan diganti dengan metode pendekatan yang lebih efektif dan efisien. Melalui refleksi, sekolah mengarahkan peserta didik untuk menginternalisasi nilai-nilai karakter baik yang kemudian ditunjukkan melalui pola-pola sikap baik dalam hidup sehari-hari di lingkungan sekolah, keluarga dan  masyarakat.

Kelima, karakter siswa harus merupakan bagian dari proses penilaian keberhasilan siswa secara keseluruhan, artinya dalam penentuan kenaikan kelas dan kelulusan, karakter siswa harus menjadi salah satu kriteria penilaian. Berdasarkan visi dan misi, setiap sekolah harus menentukan langkah-langkah sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing sekolah.

Keenam, para guru harus mengembangkan diri terus menerus baik dari segi wawasan maupun keterampilan. Paham-paham dasar tentang manusia berdasarkan ilmu pedagogi dan psikologi yang modern merupakan suatu keharusan untuk dipelajari dan dipahami, karena kondisi sosial ekonomi yang berbeda, kamajuan zaman yang terus berubah, menuntut keahlian dan keterampilan khusus para guru untuk membentuk peserta didik yang berkembang secara seimbang dari segi akhlak, tingkah laku dan pengetahuan. Dan Implementasi penguatan profil  pelajar Pancasila merupakan sarana yang terbaik saat ini untuk membentuk dan membina  siswa dari segi akhlak mulia, kejujuran dan norma kesusilaan. Semoga.


*)Penulis Guru SMP Pendowo Ngablak

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar