Menteri Agama Ingatkan Pentingnya Menjaga Dinamika Toleransi Kedamaian

Dilihat 1483 kali
Ribuan Umat Buddha hadiri puncak Perayaan Hari Ashada di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (22/07).

BERITAMAGELANG.ID - Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin mengingatkan pentingnya menjaga dinamika toleransi di kalangan umat beragama agar tidak ada lagi tindak kekerasan beralasan agama. Apalagi yang membonceng kegiatan agama untuk kepentingan faham tertentu.

Hal itu disampaikan Menteri Agama dalam sambutannya di hadapan ribuan umat Buddha di puncak Bhakti Agung Ashada 2562 tahun 2018 di Pelataran Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (22/07).

"Para Bikhu, Pendeta dan semua tokoh agama hendaknya terus memberikan penerangan kepada umat di era dinamika toleransi saat ini. Agar umat tidak terkungkung oleh aksi kekerasan yang ditunjukan dengan alasan membela agama," tegasnya.

Sebagai rangkaian hari Ashada, Sangha Theravada Indonesia juga menggelar Indonesia Tripitaka Chanting (ITC) di pelataran Candi Agung Borobudur Kabupaten Magelang. Kegiatan itu diikuti ratusan umat Buddha dari dalam dan luar negeri. Berlangsung mulai 20 - 22 Juli pembacaan dan kajian kitab Tripitaka dipimpin oleh Bhikku Dhammandihiro Mahatthera dari Srilangka.

Berkaitan dengan itu, Lukman berharap peringatan hari Ashada umat Buddha Theravada dengan kegiatan Indonesia Tripitaka Chanting dapat menjadi berkah dan karma baik bagi bangsa Indonesia.

"Kitab Tripitaka merupakan sumber pedoman hidup bernilai luhur yang universal. Maka kegiatan Indonesia Tripitaka Chanting diharapkan dapat memberi kedamaian kepada semua umat manusia," tuturnya.

Manifestasi pelaksanaan ajaran Buddha menurut Lukman adalah dengan kesadaran pikir, berprilaku dan berkata baik demi ketentraman seluruh umat.

"Dalam Kitab Tripitaka, Buddha juga melatih mengendalikan pikiran agar umat senantiasa berbuat baik di muka bumi untuk menjalankan damma di dunia," terangnya.

Dalam kesempatan tersebut Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapat sebuah kehormatan menerima kitab Tripitaka dari Majelis Agama Budha Indonesia (MAGABUDHI). 

Hari Raya Ashada adalah mengenang pembabaran damma (pengajaran) pertama kali dari sang Budha Ghautama kepada lima siswanya. Hari raya ini biasa digelar setelah hari raya Waisak. Sebelum puncak puja bhakti Ashada yakni membaca mantra dan parita suci di altrar utama Candi Borobudur, ribuan umat Budha Minggu (22/07) siang terebih dahulu menggelar prosesi Bhakti Yatra atau berjalan kaki sejauh 6 kilometer dari Candi Mendut ke Candi Borobudur.

 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar