BERITAMAGELANG.ID - Setelah sukses dengan program Borobudur Sunrise, PT Taman Wisata Borobudur (TWB) kini menghadirkan inovasi wisata terbaru bertajuk "Borobudur Sunset", sebuah pengalaman menikmati keindahan senja dari puncak Candi Borobudur.
Program yang sedang dalam tahap uji coba ini diharapkan menjadi magnet baru bagi wisatawan. Sekaligus memperkuat nilai spiritual dan budaya di kawasan warisan dunia tersebut.
Direktur PT TWB, Mardijono Nugroho menjelaskan, Borobudur Sunset merupakan bagian dari rangkaian aktivasi wisata yang dilakukan sejak pembukaan kembali akses naik ke struktur Candi Borobudur pada tahun 2024.
Kemudian, pada Juli 2025 diluncurkan program 'Borobudur Sunrise'. Sekarang giliran Borobudur Sunset.
"Ke depan, kami juga sedang menyiapkan konsep Borobudur Moon atau Borobudur Night agar kawasan ini terus hidup dan memberi nilai tambah bagi masyarakat sekitar," jelas Mardijono, Kamis (30/10).
Program ini, katanya, dirancang untuk memberikan pengalaman berbeda kepada wisatawan yang ingin menikmati panorama senja di Borobudur sambil merasakan nuansa spiritual yang kental. Pengunjung dapat menikmati momen matahari terbenam mulai pukul 16.30 hingga 18.30, tergantung cuaca.
Dia ingin, pengunjung bisa benar-benar merasakan keheningan dan nilai spiritual dari Borobudur saat senja. Dari puncak candi, pengunjung bisa melihat Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, hingga perbukitan Menoreh.
"Panorama itu menjadi bagian dari pengalaman batin yang kami tawarkan," ujarnya.
Program Borobudur Sunset juga menawarkan paket lengkap dengan fasilitas sandal upanat, pendampingan wisata budaya, dan makan malam eksklusif di area taman setelah pengunjung turun dari candi.
"Setelah turun, pengunjung bisa menikmati dinner sambil melihat Borobudur yang bersinar di malam hari," lanjut dia.
Dalam tahap uji coba ini, TWC membatasi jumlah kunjungan hanya 100 orang per sesi agar pengunjung dapat menikmati suasana dengan tenang tanpa keramaian berlebih. Tiket dibandrol dengan harga Rp1 juta per orang, setara dengan paket Borobudur Sunrise.
"Kapasitas kami batasi agar pengunjung bisa menikmati keindahan Borobudur dengan lebih khusyuk dan tidak terganggu hiruk-pikuk. Kami sedang menilai respon pasar, jadi ini masih dalam tahap trial," katanya.
Peluncuran Borobudur Sunset juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan lokal. Mulai dari pemerintah daerah, tokoh masyarakat, pegiat wisata dari Yogyakarta dan Salatiga, hingga pelaku UMKM dan pengelola homestay di kawasan Borobudur.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menggerakkan ekonomi warga sekitar melalui peningkatan jumlah kunjungan dan permintaan jasa pariwisata.
"Program ini tidak hanya untuk wisatawan, tapi juga memberi dampak langsung bagi masyarakat. Homestay, kuliner, hingga produk UMKM lokal bisa ikut tumbuh," ucapnya.
Salah satu peserta uji coba, Stella Renata, wisatawan asal Yogyakarta, mengaku terkesan dengan pengalaman tersebut. Dia menyebut, suasana senja di Borobudur memberikan sensasi berbeda dari tempat wisata lain.
"Biasanya sunset itu di pantai. Tapi di sini, di atas Borobudur, rasanya beda banget. Vibes-nya adem dan tenang. Dari atas bisa lihat langsung langit oranye, gunung-gunung, dan bukit Menoreh di kejauhan. Jarang banget dapat momen seindah ini," ungkapnya.
0 Komentar