Menggembirakan Geliat Petani Bertanam Mulai Terlihat

Dilihat 1158 kali
mulai menggarap lahan sawah

BERITAMAGELANG.ID-Geliat petani padi di Bandongan untuk bertanam padi pada akhir bulan Pebruari 2024 ini mulai terlihat setelah sekian lama seolah petani terlena tidak menanam karena pengaruh kemarau panjang dampak el nino yang menerjang. 


Di sawah, mulai terlihat para petani mulai bekerja menyiapkan lahan untuk bertanam. Ada yang  mencangkul menata pematang, membajak, menabur benih bahkan ada yang mulai menanam.


Fenomena geliat petani ini tentu menggembirakan mengingat harga beras di tahun 2024 naik tampil sebagai juara dari sisi kemahalan harganya. Jika dibanding setahun sebelumnya harga kebutuhan pokok bangsa ini hanya berkisar antara Rp 12.500 hingga Rp 14 ribu maka pada tahun ini harga tembus pada angka Rp 18 ribu per kilogramnya. 


Apalagi bila dibandingkan dengan harga beras pada dua atau tiga tahun sebelumnya dimana harga berkisar pada Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per kilo gramnya.


Diharapkan geliat petani itu dapat mengembalikan harga beras. Lebih murah, mudah dan selalu tersedia sehingga semboyan gemah ripah yang selalu terucap itu benar adanya.


Terlambat


Bagi petani yang baru mengolah lahan di akhir bulan Pebruari tentulah sebuah keterlambatan. Biasanya, pada bulan Maret mereka sudah memasuki masa panen.


Tentu saja keterlambatan ini bukan merupakan kesengajaan. "Kemarau terlalu panjang. Bulan Januari saja hujan seperti belum maksimal. Air belum ada. Baru awal bulan Februari saya bisa menabur benih. Dan akhir bulan ini saja, saya belum selesai mengolah tanah," ungkap Sutoro di lahan garapannya di Desa Bandongan saat ditemu pada Kamis 29/2/2024 kemarin.


Bagi petani mengolah lahan membutuhkan waktu yang cukup lama karena SDM yang terbatas. "Yang berprofesi seagai petani itu tinggal sedikit. Umurnya sudah 60 tahun ke atas. Mau mengupah orang, jumlah buruh juga terbatas. Akhirnya, hampir semua pekerjaan bertani dilakukan sendiri. Sejak nyangkul, menabur benih, tandur matun, manen, dikerjakan sendiri," ucap Tamam.


Bahkan pernah terjadi sseorang petani mengupah buruh untuk menanam namun sebelum pekerjaan selesai para buruh berhenti dengan alasan sibuk di tempat lain. Akhirnya, pekerjaan itu diselesaikan sendiri.


Rentan Hama


Bagi sebagian petani, kegiatan bertanam padi pada tahun ini tidak dapat dilaksanakan serempak. Hal itu rentan terhadap hama.


"Sebelah itu sudah mulai nanam pada awal bulan Januari. Sebelahnya: nanam di pertengahan Desember 2023. Keduanya sudah diserang tikus.  Biasanya yang mendahului dan paling lambat nanam itu tak diberi sisa oleh  tikus," ungkap Nahar.


Tidak hanya keterbatasan SDM yang jadi kendala pola tanam serentak. Tetapi juga masalah keterbatasan peralatan. "Traktor di dusun ini hanya satu. Makanya tidak bisa serentak karena harus gantian," ungkap Hadi.


Ia melanjutkan sebenarnya tidak harus dengan traktor karena mengolah sawah dapat memanfaatkan kerbau. "Tetapi menggunakan tenaga kerbau membutuhkan waktu lama. Dengan traktor semua kerjaan dapat dilaksanakan dalam waktu sehari. Upahnya hanya Rp 250 ribu," jelasnya.


Masalah motivasi


Barangkali bertanam padi tidak serentak bukan hanya masalah kemarau berkepanjangan, keterbatasan peralatan dan keterbatan SDM semata namun juga sektor pertanian belum mampu memotivasi petani.


"Menanam padi itu penghasilnya sedikit bahkan bisa jadi rugi maka banyak orang memilih pekerjaan lain," ujar Tamam.


Ungkapan serupa disampaikan oleh penjual makanan keliling yang biasa mangkal di depan Kantor Kecamatan Bandongan. "Garapan saya dulu banyak tetapi penghasilan saya sedikit. Lalu garapan itu saya kembalikan ke pemilik. Sekarang saya jualan sambil menggarap sawah milik sendiri. Ee ternyata tahun lalu gagal, dimakan tikus. Akhirnya saya konsentrasi jualan sampai sekarang sawah belum digarap lagi," ungkapnya.


Pada akhirnya, sesuai pantauan masih banyak sawah  di Magelang tampam bero belum ditanami. "Mungkin setelah lebaran nanti sawah secara keseluruhan selesai dikerjakan,"kata Tamam belum pasti.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar