BERITAMAGELANG.ID - Mengantisipasi peningkatan aktivitas Gunung Merapi, Pemerintah Kabupaten Magelang berkoordinasi dengan berbagai pihak. Demikian disampaikan Pejabat sementara (Pjs) Bupati Magelang Tavip Supriyanto di Pos PGA Merapi 'Ngepos' Desa Ngablak Srumbung, Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Selasa (22/05).
"Kami sudah lakukan kooordinasi dengan kawan-kawan BPBD, Puskesmas terdampak hingga RSUD. Barangkali kalo ada kenaikan status Merapi," katanya.
Tavip menambahkan, Pemkab Magelang juga terus berkomunikasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Setiap peningkatan langsung diinformasikan ke masyarakat.
"Setiap ada kejadian, masyarakat sudah terbiasa dengan pelatihan-pelatihan. Masyarakat sudah paham apa yang harus dilakukan. Ini memudahkan kita jika ada informasi lanjutan Gunung Merapi. Kita juga terus berkomunikasi dengan Badan Geologi," lanjutnya.
Paska status Merapi dinaikan dari aktif Normal ke level Waspada, Senin (21/05) pukul 23.00 WIB belum ada warga Magelang yang mengungsi. Tavip mengaku, sempat terjadi kepanikan warga Desa Kemiren Srumbung yang hendak mengungsi karena adanya informasi simpang siur.
"Untuk itu di BPBD Media Center kita buka. Agar masyarakat mendapat informasi valid dari setiap perkembangan Merapi. Belum ada pengungsi dan dampak akibat erupsi kenaikan status ini," terangnya.
Jika naik ke status Siaga, Pemkab Magelang segera melakukan prosedur yang ada. Mengkoordinir pengungsi kawasan rawan bencana (KRB) III ke Tempat Evakuasi Akhir (TEA) di Sister Village atau desa bersaudara yang telah terbentuk.
"Apa yang sudah kita bentuk adalah Sister Village dalam mengatasi pengungsi. Dari 19 desa, 16 desa telah siap menuju tempat evakuasi akhir. Program Sister Village itu diharapkan berfungsi baik," tambahnya.
Tavip mengingatkan, saat mengungsi hendaknya masyarakat hanya membawa barang-barang penting termasuk kartu Pilkada.
"Termasuk barang penting kartu untuk nyoblos selalu dibawa. Jika mengungsi di Sister Village kartu itu dibawa dan kita data kembali supaya proses Pilkada tetap berjalan lancar," tutupnya.
Berdasarkan data 2017, sebanyak tiga Kecamatan meliputi 19 desa di sekitar gunung Merapi masuk kategori rawan bencana erupsi, yaitu Kecamatan Srumbung, Sawangan dan Dukun. Ada sekitar 46.616 jiwa penduduk yang tinggal di wilayah tersebut.
Adapun untuk TEA yang telah disiapkan sebangak 17 shelter dengan kapasitas masing-masing 500 orang. TEA tersebar di enam Kecamatan, yakni Srumbung, Salam, Ngluwar, Muntilan, Mungkid dan Borobudur.
0 Komentar