Petani Padi Organik Kembangkan Pestisida Alami Pembasmi Hama Tanaman

Dilihat 54 kali
Proses penyulingan sekam padi yang dibakar menghasilkan asap cair yang disalurkan melalui pipa besi yang kemudian ditampung dalam drum yang ditanam di tanah.

BERITAMAGELANG.ID - Pengendalian hama pada tanaman padi organik bisa dilakukan tanpa menggunakan semprotan pembasmi hama kimia. Hal itu bisa dilakukan dengan beralih membuat pembasmi alami sendiri. Seperti yang dilakukan pasangan suami istri, Sholikin (61) dan Ina Saptaningtyas, petani padi organik asal Dusun Timoho, Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.


Saat ditemui di lokasi penyulingan sekam bakar di ladang tegalan, Jumat (16/5/2025), Solikin menyebutkan, bahwa pembuatan obat hama tanaman padi organik dengan cairan sekam bakar, dilakukan untuk menghemat biaya. Sebab, obat dari cairan sekam bakar ini, bahannya tersedia dan melimpah, dan hasilnya lebih efektif untuk mengusir hama tanaman padi organik.


Prosesnya, penyulingan sekam padi yang dibakar menghasilkan asap cair yang disalurkan melalui pipa besi yang kemudian ditampung dalam drum yang ditanam di tanah. Pembakaran sekam dilakukan secara terus-menerus agar bisa menghasilkan cairan lebih banyak, karena bahan baku sekam sangat melimpah di saat panen padi tiba.


"Cairan dari sekam yang dibakar tersebut, dapat digunakan sebagai pestisida nabati untuk mengusir hama pada tanaman padi organik. Untuk menghasilkan 1 liter cairan pestisida nabati, dibutuhkan sekam sebanyak 25 kilogram sekam yang dibakar selama empat jam," jelasnya.


Pemakaian cairan sekam bakar untuk mengusir hama, harus dicampur menggunakan air untuk disemprotkan ke tanaman. Ukurannya, setiap 200 mm bisa dicampur 16 liter air, maka pestisida alami ini cukup manjur untuk mengusir hama tanaman, baik ulat, serangga, dan hama padi lainnya.


Asap cair  dari sekam bakar ini, kaya akan menghasilkan senyawa bioaktif yang efektif dalam mengendalikan hama tanpa menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, penggunaan limbah organik sebagai bahan baku pestisida nabati juga membantu mengurangi jumlah limbah sekam yang harus dibuang.


Selain itu, timpal Ina Saptaningtyas, limbah sekam yang sudah dibakar, juga dimanfaatkan untuk media tanam yang diolah atau dicampur dengan tanah dan pupuk dari kotoran hewan, baik kotoran kambing maupun ayam. Jadi, penyulingan sekam bakar ini mempunyai dua fungsi, yakni untuk memberantas hama tanaman, serta untuk media tanam dalam pot.


"Dari pengolahan sekam bakar untuk media tanam, biasanya kami jual dengan harga Rp17.500 per sak ukuran  40 x 70 cm," ujarnya.


Terpisah, Kepala Desa Sidorejo, Sudarsono menyebutkan, sekam padi yang merupakan limbah hasil pertanian, seringkali dianggap sebagai masalah lingkungan. Limbah tersebut sulit diolah dan cenderung mengganggu kehidupan dalam masyarakat. Namun, kenyataannya bisa untuk mengubahnya menjadi sumber daya yang bernilai terhadap tanaman padi organik.

 

"Cairan sekam bakar bisa menggantikan pestisida kimia yang lebih mahal dan berisiko. Beberapa petani yang telah mencoba asap cair ini, hasilnya ada penurunan signifikan dalam jumlah hama pada tanaman padi organik jenis padi mentik wangi, dan peningkatan hasil panen, karena mayoritas petani menanam padi organik," pungkasnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar