'Meditation Walk' Bodobudur, Peringatan Hari Wayang Sedunia

Dilihat 2150 kali
Peringati Hari Wayang Dunia, ratusan anak mengikuti Meditatioan Walk Laku Wayang di Pelataran Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Minggu (25/11)

BERITAMAGELANG.ID - Memperingati Hari Wayang sedunia, ratusan anak di Kabupaten Magelang Jawa Tengah menggelar arak-arakan ratusan tokoh wayang kulit ke induk wayang Candi Borobudur, Minggu (25/11). Prosesi lampah hening itu merupakan upaya menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya tradisi warisan leluhur kepada anak-anak.

Wayang tidak hanya sebuah pagelaran tradisi, dalam pagelaran wayang juga terkandung nilai religi, edukasi dan sosial tradisi adiluhung yang harus diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini.

"Kegiatan dalam rangkaian Peringatan Hari Wayang Sedunia di bulan November ini bertujuan memperkenalkan wayang ke anak-anak," kata budayawan dan penari Borobudur, Eko Sunyoto usai acara yang bertajuk Meditation Walk, 'Laku Wayang' tersebut.

November kini menjadi bulan dari Hari Wayang setelah UNESCO menetapkan wayang sebagai Intangible Heritage pada 7 November 2003 silam.

"Untuk melestarikannya, kita melibatkan ratusan anak-anak, siswa dari berbagai sekolah dan sanggar kesenian yang ada di wilayah Magelang," imbuh Eko.

Kegiatan Meditation Walk, 'Laku Wayang' diawali dengan lampah hening wayang dari dunia modern ke dimensi leluhur. Dalam prosesi itu setiap anak membawa satu tokoh wayang. Mereka berjalan tenang tanpa suara dari halaman Museum Wayang Hotel Pondok Tingal menuju pelataran Candi Borobudur yang berjarak sekitar tiga kilometer.

Candi Borobudur merupakan Mahakarya pagelaran wayang terpanjang dunia yang menggambarkan seluruh ragam dan genre wayang Nusantara. Di pelataran candi warisan Wangsa Syailendra itu meditasi wayang digelar. Anak-anak beserta orang tuanya dengan takzim berdoa mengangkat wayang tinggi tinggi ke udara.

"Candi Borobudur Mahakarya dunia, dimana wayang menjadi mencapai punncak ekspresinya. Pembabaran kisah Lalitasvistara, Gandavyuhak Jataka, Avanda, dan Karmawibangga pada panel reliefnya menggambarkan bentuk wayang," jelasnya.

Usai bermeditasi, para peserta diperkenalkan dengan jenis wayang antara bangsa melalui pemutaran film dokumenter. Sebagai puncak acara akan digelar pementasan wayang bertajuk 'Melik Gendong Lali' di Museum Wayang Pondok Tingal pada 30 November 2018.

"'Melik Gendong Lali' memaparkan kisah kondisi saat ini dimana semua keinginan nampak nyata. Namun dalam mencapainya (anak-anak) hendaklah tetap tidak melupakan jati diri asal usulnya," tutupnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar