BERITAMAGELANG.ID-Pemerintah Kabupaten Magelang terus berupaya untuk menurunkan angka stunting. Dalam rangka intervensi penurunan stunting secara terintegrasi dan juga pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Stunting Kabupaten Magelang 2024, Pemerintah Kabupaten Magelang melaksanakan aksi ke 3 yaitu Rembuk Stunting Kabupaten Magelang 2024 secara daring dan luring di Command Center Room Pusaka Gemilang Kabupaten Magelang, Senin (15/7/2024).
Rembuk Stunting dibuka secara resmi oleh PJ Bupati Magelang yang diwakilkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Magelang Adi Waryanto, yang dalam sambutanya menyampaikan bahwa angka stunting di Kabupaten Magelang selama 4 tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup signifikan, walaupun di tahun 2023 ada sedikit kenaikan. Capaian tersebut tidak lepas dari kontribusi dan dukungan dari semua pihak yang telah berkomitmen melakukan aksi nyata, dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
"Angka stunting di Kabupaten Magelang berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat atau E-PPGBM dari angka 20,23% pada tahun 2020 menjadi 14,76% pada tahun 2021. Turun menjadi 13,11% pada tahun 2022, tetapi di tahun 2023 mengalami kenaikan lagi menjadi 15,22%," terangnya.
Target nasional angka stunting pada tahun 2024 sebesar 14%. Adi mengungkapkan bahwa sampai dengan triwulan kedua tahun 2024, dari 372 desa/kelurahan di Kabupaten Magelang terdapat 161 desa/keluarahan dengan presentase balita stunting kurang dari 14%. Sehingga ada 211 desa/kelurahan dengan presentase stunting lebih dari 14%.
"Permasalahan stunting hanya dapat diselesaikan melalui integrasi program dan kegiatan dari berbagai pihak," lanjutnya.
Rembuk Stunting yang dimoderatori oleh Kepala Dinas Sosial PPKB PPPA Kabupaten Magelang, Bela Pinarsih diisi pemaparan oleh Sekda Kabupaten Magelang yang diwakilkan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi dengan tema "Peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Magelang". Dilanjutkan pemaparan dari Kepala Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang, M. Taufiq Hidayat dengan tema "Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Magelang". Kemudian Camat Salaman, Imam Wisnu Kusuma memaparkan Best Pratice TPPS Tingkat Kecamatan.
Dalam paparannya, Nanda Cahyadi Pribadi menyarankan para Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bersama-sama melakukan inovasi dalam penurunan stunting, karena keterlibatan multi pihak dapat terjadi pecepatan penurunan stunting. Selain itu dirinya juga menyampaikan tentang struktur TPPS serta peran TPPS.
Pada kesempatan yang sama Kepala Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang, M. Taufiq Hidayat menerangkan tentang pentingnya konvergensi dalam percepatan penurunan stunting. Dirinya menyebutkan semua komponen, semua lintas sektor, semua OPD dan semua komponen masyarakat telah melaksanakan aksi konvergensi yang dikoordinir oleh Bappeda dan Litbangda.
"Penyebab-penyebab stunting harus dikawal yaitu dari remaja sampai dengan menjadi ibu, kemudian baduta, 1000 hari pertama harus dikawal. Semua komponen harus siap mengawal," ungkapnya.
Camat Salaman, Imam Wisnu Kusuma pada paparannya menyampaikan bahwa akan berkomitmen untuk mengawal beresiko stunting. Ia juga menyebutkan data kondisi keluarga beresiko stunting di Kecamatan Salaman beserta kegiatan-kegiatan bersama tim yang telah dilakukan.
Rembuk stunting dihadiri jajaran Forkopimda, semua OPD, para Perangkat Daerah, Kepala Instansi Vertikal di Kabupaten Magelang, perwakilan Perguruan Tinggi dan Sekolah, Pimpinan BUMD dan BUMN, perwakilan organisasi masyarakat dan tamu undangan lainnya. Pada acara tersebut, diisi pula dengan diskusi interaktif, penandatanganan berita acara dan Komitemen Bersama Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Magelang, lalu diakhiri dengan penegasan oleh PJ Bupati Magelang yang diwakilkan Sekda Kabupaten Magelang.
0 Komentar