BERITAMAGELANG.ID - Sutradara film terkenal Garin Nugroho menerima award Lima Gunung dalam Festival Lima Gunung (FLG) ke 22, di Dusun Sudimoro Desa Baleagung Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Award diberikan langsung oleh ketua Komunitas Lima Gunung, Sujono Keron saat penutupan gelaran FLG, Minggu (27/8/2023).
Beberapa tokoh lain yang juga menerima Award diantaranya Bante Sri Pannavaro Tera, pimpinan vihara Mendut, Franki Raden (musikus), Romo Yoso Sedarmo, sesepuh Dusun Tutup Ngisor Kabupaten Magelang, Nani Topeng Losari, Wardah Hafizd, Suprapto Suryodarmo, Jaya Suprana, Amat Sukandar, KH. Ahmad Mustofa Bisri dan Mei Karta Winata serta Rastika.
Garin Nugroho menyatakan awards dari Komunitas Lima Gunung merupakan penghargaan yang tinggi nilainya.
"Justru ini menjadi penghargaan paling penting yang saya terima karena berasal dari peradaban desa," katanya.
Ia beralasan bahwa kehidupan seluruh bangsa tergantung pada peradaban desa.
"Jadi penghargaan ini justru dari ruang sosial desa karena mengandung peradaban. Saya sudah banyak menerima penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, bahkan dari presiden maupun Sri Sultan Hamengkubuwono. Namun ini suatu kehormatan karena dari desalah saya menerima penghargaan bukan dari institusi yang besar," ujarnya.
Ketua komunitas Lima Gunung, Sujono Keron menyampaikan, Festival Lima Gunung ke 22, sudah berlangsung sejak Jumat (25/8/2023). Festival ini melibatkan 1.635 seniman dari 67 kelompok seni di berbagai daerah. Para seniman dengan suka rela datang ke panggung festival lima gunung untuk menampilkan performa terbaiknya.
Presiden Lima Gunung, Sutanto Mendut mengatakan, tema festival kali ini adalah Kalis Ing Kahanan. Kalis artinya tidak bisa bercampur dan Kahanan berarti keadaan. Festival Lima Gunung merupakan pesta seniman petani dari lima gunung yang mengelilingi Magelang, yakni gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing dan Menoreh. Penutupan FLG ditandai dengan kirab keliling dusun, dilanjutkan dengan mencampurkan air dari berbagai mata air ke wadah gentong oleh para sesepuh di desa setempat. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian award dan pertunjukan seni budaya oleh para seniman petani.
FLG berlangsung sangat meriah. Ribuan warga dari berbagai daerah Magelang dan luar daerah berbondong-bondong menyaksikan acara tahunan non sponsor ini. Panggung ukuran besar dibuat dengan bahan ramah lingkungan, terdiri dari jerami, batang pohon jagung dan semacamnya.
0 Komentar