BERITAMAGELANG.ID - Segelas jamu tradisional memiliki cerita tersendiri di Griya Mas Guru di Dusun Ngadisalam Desa Gunungpring Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. Tidak saja menyehatkan, melalui sentuhan kekinian, wedang rempah tersebut selalu diburu berbagai kalangan.
Pengelola Griya Mas Guru Muntilan, Itur Yuliastik menjelaskan, wedang dan jamu yang dijual cukup spesial karena bisa bertahan hingga satu tahun dan khasiatnya tetap terjaga.
"Sebab (jamu) tidak melalui satu proses saja. Karena yang paling utama adalah pencucian hingga bersih dan proses lain," ujarnya, Minggu (4/5/2025).
Sebagai produsen racikan jamu, Griya Mas Guru menawarkan berbagai varian rasa yang lebih praktis dan menarik konsumen.
Menurtu Itur, lebih dari 50 varian wedang dan jamu ditawarkan kedai ini. Ada delapan yang bisa dinikmati, dan 20 varian untuk pencegahan penyakit.
Selain itu, kedai jamu Jawa ini juga membuat sekitar 20 varian teh dengan berbagai khasiat. Termasuk seri bumbu dapur.
"Jadi, menu di sini murni karya original kami sendiri. Konsep dari warung ini pun dibuat tradisional mengikuti menu yang kami sajikan," jelas Itur.
Itur mencontohkan, wedang dan jamu yang dibuat seperti wedang askol atau asam urat kolesterol, wedang bledhek, bir plethok, hingga wedang rempus. Masing-masing varian memiliki cita rasa yang khas dan dipadukan dengan rempah-rempah alami.
Dia menyebut, meski bahan yang digunakan sama dengan wedang atau jamu lain, tapi kualitas dan prosesnya berbeda. Sehingga produk miliknya bisa tahan hingga satu tahun.
"Yang paling favorit itu ada wedang bledhek, kopi bledhek, dan wedang uros atau uwuh rosella. Untuk kopi bledhek, rasanya unik karena pakai kopi lanang dan ada rasa pedasnya," sebut dia.
Aneka wedang dan jamu itu bisa dibeli dalam bentuk serbuk atau yang langsung diminum. Seperti beras kencur, kunyit asem, hingga teh daun mint.
"Dibanderol dengan harga Rp10.000 sampai Rp15.000, itu yang sudah jadi. Kalau yang bentuk serbuk, nanti tinggal diseduh saja," sambungnya.
Selain menawarkan menu berkhasiat bagi kesehatan, Griya Mas Guru menyimpan cerita rempah kuno lengkap dengan perabot etnik yang masih terawat. Nama Rumah Mas Guru disematkan untuk mengenang almarhum Eyang Guru, Sutrisno, yakni orang tua dari Agung Taufik, pemilik usaha sekaligus pewaris rumah kuno ini.
Bercengkrama di Griya Mas Guru, setiap pengunjung akan dibawa masuk dalam suasana nyaman pedesaan Jawa tempo dulu, dan tentunya keramahan dari segelas jamu yang disajikan.
"Tempat ini nuansa Jawa, bikin penasaran juga apa yang ditawarkan menyediakan jamu khas zaman dulu dengan makanan sehat segar karena dikukus," ungkap salah satu pengunjung, Ade Srikuncoro Kusumaningtyas.
Ade mengaku kerap berkunjung bersama keluarga untuk menikmati jamu, khususnya saat akhir pekan dan hari libur. Karena selain menghilangkan rasa penat dari aktifitas, variasi jamu beserta sejumlah makanan olahan yang disajikan sangat cocok untuk kesehatan, khususnya untuk para orang tua.
"Resep direbus bebas minyak, jadi tetap sehat kenyang tidak perlu mahal," ujarnya.
0 Komentar