Status Siaga, Gempa Gunung Merapi Terus Meningkat

Dilihat 2377 kali
.

BERITAMAGELANG.ID - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi dari waspada (level II) ke siaga (level III) terus mengalami peningkatan.


"Gunung Merapi kembali mengalami fase intrusi magma baru yang ditandai dengan peningkatan gempa vulkanik," kata BPPTKG dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/11/2020).


Paska ditetapkan statusnya menjadi Siaga pada Kamis (5/11/2020) rangkaian gempa Gunung Merapi terus meningkat.


Dalam laporannya hari Kamis kemarin, tercatat gempa guguran mencapai 65 kali low frekuensi 16 kali. Dalam kurun waktu itu, BPPTKG juga melaporkan gempa hybrid fase banyak paling tertinggi mencapai 278 kali dan gempa vulkanik dangkal sebanyak 46 kali.


Kemudian, pada Jumat ini pukul 06.00 WIB tercatat gempa guguran sebanyak 9 kali, gempa hembusan 8 kali, gempa hybrid fase banyak 78 kali dan gempa vulkanik dangkal 11 kali.


Sedangkan cuaca cerah. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 14-20.8°C, kelembaban udara 61-95 %, dan tekanan udara 569.4-689.4 mmHg.


"Visual Gunung Merapi pada Jumat pagi terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah," terang BPPTKG.


BPPTKG mengimbau aktivitas penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III dihentikan. Demi keselamatan, pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak.


Rekomendasi itu juga berdasar analisis BPPTKG di sekitar puncak Merapi juga terjadi pemendekan jarak baseline Electronic Distance Measurement sektor Barat Laut Babadan sebesar 4 centimeter.


Sedangkan guna mengantisipasi dampak letusan itu, BPBD Kabupaten Magelang bersiap mengevakuasi masyarakat di Kecamatan Dukun yakni Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar); Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono); Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2).


"Jarak desa itu 5-8 km dari puncak. Skala prioritas untuk kaum rentan diungsingkan ke desa penampung (desa bersaudara)," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto.


Pengungsian di masa pandemi Covid-19 telah mempersiapkan pola sister village atau desa bersaudara. Metode itu lebih aman dan menjamin kebutuhan masyarakat di lokasi pengungsian.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar