TOSS: Temukan TBC, Obati Sampai Sembuh

Dilihat 117 kali
dr.Firman Kusuma Atmaja, Sp. P

BERITAMAGELANG.ID - Berdasarkan Global TB Report 2023, Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia setelah India. WHO memperkirakan 969.000 kasus TBC di Indonesia dengan angka insidensi saat ini yaitu 717.941 kasus.


Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan organ lainnya.


Hal tersebut disampaikan oleh dr. Firman Kusuma Atmaja, Sp.P, Dokter Spesialis Paru-Paru RSUD Muntilan saat menjadi narasumber dalam program Talkshow di LPPL Radio Gemilang, Rabu, (12/3/2025).


Perjalanan TBC dimulai dari masuknya bakteri TB ke dalam tubuh melalui udara, hingga berkembang menjadi infeksi aktif. Bakteri TB masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut saat menghirup udara yang terinfeksi. Sistem imun yang tidak kuat tidak dapat melawan bakteri TB, sehingga bakteri dapat memperbanyak diri dan menyerang sel-sel sehat di paru-paru.


TBC (Tuberkulosis) juga mempunyai ciri-ciri, batuk berkepanjangan, lebih dari tiga minggu, batuk berdarah atau mengeluarkan dahak, nyeri dada saat bernapas atau batuk. Kemudian demam, terutama di malam hari, berkeringat di malam hari, mudah lelah, kulit pucat, nafsu makan dan berat badan menurun, sesak napas, serta nyeri punggung yang menyebar ke tulang belakang.


"Pencegahan TBC (Tuberkulosis) dapat dilakukan melalui vaksinasi BCG, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta menghindari kontak dengan penderita TBC, menjaga kebersihan diri, menjaga kebersihan lingkungan, pola hidup sehat, deteksi dini dan pengobatan yang tepat, terapi pencegahan tuberkulosis (TPT)," lanjut Firman. 


Pengobatan TBC atau yang sering disebut TBC paru dilakukan selama 6-9 bulan. Tahapan pengobatannya dari tahap intensif dengan menggunakan empat jenis obat OAT setiap hari selama dua bulan pertama. Kemudian tahap lanjutan ialah setelah tahap intensif, biasanya hanya dua jenis obat, isoniazid dan rifampisin, yang dilanjutkan selama 4-6 bulan. 


"Orang yang berisiko lebih rawan terhadap penularan TBC adalah orang yang dekat atau kontak erat dengan penderita TBC aktif, untuk itu program pemerintah adalah dengan mengecek rutin orang berisiko," lanjut dokter yang praktik pada Selasa dan Jumat untuk Poli Dots, serta Senin, Kamis dan Sabtu untuk Poli Paru RSUD Muntilan tersebut.


Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2025, komitmen Indonesia untuk mencapai eliminasi TBC pada 2030 sangat besar. Untuk itu, pihaknya berpesan agar orang yang mempunyai gejala-gejala awal TBC agar sadar diri untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.



Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar