Workshop Melukis Gerabah Digelar di Candi Mendut

Dilihat 206 kali
Workshop Melukis Gerabah dengan pemandangan Pemugaran Candi Mendut, Minggu (31/8).

BERITAMAGELANG.ID - Candi Mendut yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadi saksi bisu upaya pelestarian warisan budaya melalui sebuah kegiatan edukatif, Minggu (31/8). Sejumlah peserta dari berbagai kalangan antusias mengikuti Workshop Membuat dan Melukis Gerabah serta Edukasi Pemugaran Candi Mendut yang diselenggarakan oleh Museum Cagar Budaya Unit Warisan Dunia Borobudur berkolaborasi dengan Sanggar Seni Lemah Urip Borobudur.


Sebelum memulai workshop, para peserta diajak memahami lebih dalam proses pemugaran Candi Mendut. Winda Diah Puspita Rini, seorang Arkeolog dari Museum Cagar Budaya Unit Warisan Dunia Borobudur menjelaskan secara rinci tentang proyek pemugaran yang dimulai sejak Juli 2025 dan diperkirakan akan memakan waktu dua tahun.


"Pemugaran Candi Mendut ini menjadi yang pertama kalinya dilakukan oleh Pemerintah Indonesia," ujarnya.


Winda menambahkan, pemugaran sebelumnya terjadi pada masa Kolonial Belanda 1897 dan berlangsung selama tujuh tahun. Alasan utama pemugaran kali ini adalah adanya kebocoran pada struktur candi, yang berpotensi menyebabkan kelembapan, tumbuhnya lumut dan jamur, serta membuat batu cepat rusak.


"Setelah melalui studi dan kajian mendalam, akhirnya diputuskan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 10 akan melakukan pemugaran," ungkap Winda.


Peserta menyimak dengan seksama. Suasana semakin hangat saat sesi tanya jawab dibuka, ditambah kesempatan melihat langsung kondisi candi dari sisi luar. Winda turut menjelaskan detail relief yang terpahat pada dinding candi, membuat pemahaman peserta semakin kaya.


Setelah mendapatkan edukasi, peserta terbagi menjadi dua kelompok sesuai minatnya, yaitu membuat gerabah dan melukis gerabah. Dibimbing oleh para seniman dari Sanggar Seni Lemah Urip Borobudur, mereka dengan tekun menciptakan karya seni. Sebagian peserta melukis relief atau sketsa Candi Mendut, sementara yang lain menuangkan imajinasi pemandangan di sekitar candi.


Pegawai Museum Cagar Budaya bagian Pengembangan Bisnis dan Pemanfaatan Aset, Dian Eka Puspitasari menjelaskan tujuan di balik kegiatan ini.


"Kami ingin mengedukasi masyarakat tentang Cagar Budaya dengan cara yang unik. Lokasi di Candi Mendut dipilih untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang sempat menurun akibat pemugaran, sekaligus memberikan pemahaman langsung tentang proses pelestarian," kata Dian.


Kegiatan ini direncanakan akan diadakan secara rutin, satu bulan sekali. Gerabah dipilih sebagai media edukasi karena merupakan peninggalan budaya Mataram Kuno yang masih lestari hingga kini, dan banyak ditemukan dalam relief Candi Borobudur.


Muhammad Jafar, anggota Sanggar Seni Lemah Urip Borobudur, melihat kolaborasi ini sebagai strategi cerdas untuk menciptakan daya tarik baru.


"Wisatawan tidak hanya fokus pada proses pemugaran, tetapi juga bisa berpartisipasi dalam kegiatan kreatif seperti workshop gerabah ini," ujarnya.


Untuk bergabung dalam workshop, calon peserta dapat mendaftar secara daring melalui tautan yang tersedia di akun Instagram Konservasi Borobudur. Biaya pendaftaran sudah mencakup tiket masuk candi. Selain itu, ada hadiah menarik bagi peserta yang mengunggah kegiatan mereka di media sosial, berupa tiket gratis untuk menaiki struktur Candi Borobudur, masuk ke Taman Pintar Yogyakarta, dan Museum Benteng Vredeburg.


Korindah, peserta asal Godean, Yogyakarta, mengaku sangat tertarik dengan workshop ini setelah melihat informasinya di Instagram.


"Pemaparan dari arkeolognya sangat mudah dipahami dan informatif. Saya jadi tahu kalau pemugaran candi itu melibatkan banyak disiplin ilmu," ungkapnya.


Korindah berharap kegiatan edukasi dengan format baru seperti ini dapat terus berlanjut untuk meningkatkan minat masyarakat pada Cagar Budaya.



Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar