Stan UMKM Turut Meriahkan Event Perdana Borobudur Moon

Dilihat 234 kali
Stan UMKM Borobudur Moon di Kompleks Candi Borobudur, Selasa (7/10).

BERITAMAGELANG.ID - Candi Borobudur menjadi saksi bisu perhelatan akbar perdana Borobudur Moon di Pelataran Marga Utama, Selasa (7/10) malam. Acara ini bukan sekadar pertunjukan, melainkan perwujudan harmoni yang memukau antara keindahan spiritual Candi Borobudur, ekspresi seni-budaya yang hidup, dan denyut nadi ekonomi masyarakat melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Puncak acara Borobudur Moon menampilkan kolaborasi budaya spektakuler, menyatukan Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, yang sukses memukau ratusan pengunjung. Namun, sebelum pertunjukan utama dimulai, perhatian pengunjung juga tersedot pada deretan 20 stan UMKM yang tertata rapi, menawarkan aneka produk lokal yang unik.

Ketua Penyelenggara Borobudur Moon, Hani Sutrisno, menjelaskan bahwa keterlibatan UMKM adalah salah satu bagian inti dari acara ini.

"Di acara perdana ini, kami berusaha memaksimalkan keterlibatan UMKM, walaupun belum keseluruhan. Yang terlibat ada 20 stan yang terdiri dari KMK, BUMDesma, Bank Jateng sebagai sponsor utama, dan Disparpora," ujar Hani.

Ia berharap, antusiasme ini akan terus meningkat.

"Semoga ke depannya di bulan-bulan selanjutnya akan lebih dari 20 stan," tambahnya.

Hani mengungkapkan Borobudur Moon, yang secara harfiah berarti bulan purnama di Borobudur, berencana diselenggarakan setiap malam minggu saat bulan purnama. 20 stan UMKM yang terlibat pada acara perdana ini akan dievaluasi demi perbaikan di masa mendatang.

Hal ini krusial karena target pengunjung Borobudur Moon ke depan adalah kalangan menengah ke atas.

"Ini dapat menjadi peluang, bukan hanya jual beli, tetapi bisa juga nanti terjalin kerjasama, pengembangan, investasi atau supplier," terang Hani, menekankan visi jangka panjang acara ini.

Antusiasme langsung dirasakan oleh pelaku UMKM. Suci dari Tinari, pelaku UMKM dari Grabag, merasa bersyukur dapat berpartisipasi dalam event perdana di kompleks Candi Borobudur.

"Kami menjual baju karya kami, sudah banyak yang berkunjung dan melihat-lihat, bahkan sudah ada yang membeli," ujarnya.

Suci berharap Borobudur Moon dapat menjadi wadah berkelanjutan bagi UMKM. Ia juga memberikan masukan agar letak stan UMKM ke depannya dapat menjadi satu jalur akses menuju tempat acara inti, sehingga semua pengunjung dapat melewatinya.

Daya tarik Borobudur Moon tidak hanya pada panggung dan stan UMKM, tetapi juga pada konsepnya sebagai inovasi wisata malam. Puput, warga Muntilan, mengaku datang khusus setelah tertarik dengan informasi di media sosial.

Di area UMKM, ia memilih stan kopi Mako Ketep karena kegemarannya.

"Saya pecinta kopi, dan senang sekali di sini ada stan kopi," ungkapnya.

Puput juga menyambut antusias kolaborasi Pemkab Magelang dengan Pemkab Gianyar yang dihadirkan dalam acara perdana ini.

Terselenggaranya Borobudur Moon yang perdana ini menandai langkah maju Pemerintah Kabupaten Magelang dalam mengembangkan pariwisata berbasis budaya di malam hari. Momen spesial kolaborasi dengan Pemkab Gianyar memperkuat identitas Borobudur sebagai pusat peradaban dan kolaborasi budaya Nusantara.

Bagi UMKM, acara ini bukan sekadar tempat berdagang, tetapi adalah kesempatan emas untuk naik kelas, membuka jejaring bisnis, dan menjadi bagian dari event pariwisata premium. 


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar