Ribuan Jemaah Khidmat Ikuti Pengajian Akbar di Borobudur

Dilihat 176 kali
Gus Muwafiq hadir di Pengajian Akbar yang diselenggarakan dalam rangka Haflah At Tasyakur Lil Ikhtitam Majlis Taklim Al Barokah Janan Borobudur.

BERITAMAGELANG.ID - Ribuan jemaah dari Kabupaten Magelang dan sekitarnya memadati area di depan Taman Wisata Candi Borobudur, Jumat (26/9) malam. Mereka hadir untuk mengikuti Pengajian Akbar yang diselenggarakan dalam rangka Haflah At Tasyakur Lil Ikhtitam Majlis Taklim Al Barokah Janan Borobudur.

Kegiatan tahunan yang selalu menjadi magnet warga ini diawali dengan prosesi Khotmil Qur'an oleh 81 santri Al Barokah. Puncak acara menampilkan tausiah dari ulama kondang KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) yang diiringi lantunan selawat dari Hadrah Bil Musthofa Krapyak.

Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, yang turut hadir menyebut momen khataman ini istimewa dan menjadi saksi atas selesainya para santri dalam mengkhatamkan Al-Qur'an.

Grengseng menegaskan khataman bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang para santri.

"Setelah khatam Al-Qur'an, tugas selanjutnya adalah menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman dan pegangan hidup dalam memahami setiap makna yang terkandung di dalamnya," terangnya.

Atas nama Pemerintah Kabupaten Magelang, ia juga menyampaikan terima kasih atas dedikasi Kyai, Ustad, Ustadzah, dan seluruh pengasuh Majlis Taklim Al Barokah Janan Borobudur.

"Selamat atas pencapaiannya, semoga ini menjadi modal spiritual yang sangat berharga untuk masa depan," ungkapnya.

Bupati berharap pengetahuan agama, keimanan, dan Al-Qur'an ini dapat berdampak positif pada moral generasi muda di tengah situasi negara yang sedang menghadapi demonstrasi dan kerusuhan.

"Semoga dengan adanya majelis taklim malam ini, khususnya di wilayah Borobudur, akan selalu damai dan memberi manfaat bagi masyarakat serta berkah untuk kita semua," harap Grengseng.

Dalam pemaparannya, Gus Muwafiq menyoroti kekhususan lokasi pengajian yang bersebelahan dengan Candi Borobudur, peninggalan bercorak Agama Buddha. Muwafiq menekankan pada pentingnya keharmonisan dan persatuan bangsa yang sejatinya sudah dicontohkan oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu.

Gus Muwafiq lantas mengajak jemaah untuk bercermin pada sejarah kerajaan-kerajaan besar di Nusantara, dari Kutai yang bercorak Hindu hingga Mataram Islam, sebagai bukti keberagaman bangsa.

"Sejarah kerajaan menjadi besar ketika tidak terjebak pada konflik terkait agama. Oleh karena itu, mari kita jangan mudah terbawa pada perdebatan terkait agama," ajaknya.

Ulama asal Yogyakarta itu juga menceritakan sekilas sejarah Candi Borobudur hingga masuknya Islam di wilayah sekitarnya. Muwafiq menutup tausiahnya dengan mengajak seluruh jemaah untuk memperbanyak menanam kebaikan di manapun berada.

Rofi, panitia penyelenggara mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kegiatan tahunan tersebut hingga sukses terselenggara.

Kegiatan ini meninggalkan kesan mendalam bagi jemaah, termasuk Atun, salah satu wali santri dari Janan Borobudur. Ia mengaku senang dan bersyukur putrinya yang masih kelas 5 SD dapat mengikuti khataman Al-Qur'an.

"Anak saya bersemangat karena termotivasi kakaknya yang pernah ikut kegiatan serupa tahun lalu. Semoga kegiatan ini selalu terlaksana setiap tahunnya, dan semakin banyak anak-anak maupun lansia yang belum sempat merasakan khatam Al-Qur'an bisa termotivasi untuk bekal dunia akhirat," ucapnya dengan antusias sembari duduk dengan bangga menyaksikan putrinya khotmil Qur'an di atas panggung.

Secara keseluruhan, Haflah At Tasyakur Lil Ikhtitam ini bukan hanya menjadi ajang perayaan selesainya 81 santri mengkhatamkan Al-Qur'an, tetapi juga menjadi momen penting untuk memperkuat spiritualitas dan solidaritas umat. Kajian yang disampaikan Gus Muwafiq mengingatkan jemaah tentang nilai-nilai kebangsaan dan persatuan di tengah keberagaman.



Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar