Duta Seni Magelang Pentaskan Sendratari Seteng Goweng di TMII Jakarta

Dilihat 55 kali

BERITAMAGELANG.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) ikut memeriahkan Pentas Duta Seni 2025 yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Minggu (12/10).


Duta seni Kabupaten Magelang membawakan drama tari Soledo Gelang Projo dan Sendratari Seteng Goweng.


Drama tari Soledo Gelang Projo merupakan kolaborasi tari Soreng dari Kabupaten Magelang, Tari Lengger Tapeng dari Kabupaten Kulonprogo dan Tari Dolalak dari Purworejo yang menjadi simbol pemersatu tiga kebudayaan daerah dari dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan DIY. Pentas ini dalam rangka pelestarian budaya, penguat identitas dan pembangunan pariwisata berbasis budaya.


Sedangkan Tari Seteng Goweng merupakan pengembangan dari kesenian campur bawur atau jathilan campur yang dikemas dengan memadukan ragam kesenian khas Kabupaten Magelang, yaitu soreng, gedruk, kuntulan, kobro, jathilan dan minak koncer. Tari ini menceritakan memudarnya kebaikan, hati yang dibutakan oleh kesombongan dan keserakahan. Nasihat dan wejangan pun diabaikan hingga berbuah karma.


Pada kesempatan itu, Bupati Magelang Grengseng Pamuji dalam sambutannya menyampaikan, Kabupaten Magelang yang dikenal sebagai jantungnya Jawa Tengah, bukan hanya terkenal dengan keindahan alam dan situs sejarahnya seperti Candi Borobudur dan Candi Mendut.


"Lebih dari itu, Magelang adalah gudang budaya yang menyimpan tradisi dan kesenian yang hidup dan terus diwariskan secara turun-temurun," kata Grengseng.


Lebih lanjut, Grengseng menyampaikan apresiasi dan rasa bangga yang setinggi-tingginya.


"Kalian adalah wajah Magelang, representasi dari semangat, kreativitas, dan keluhuran budi melalui gerak, irama, dan lagu yang menceritakan tentang Kabupaten Magelang tentang keindahan alamnya, tentang nilai-nilai gotong royong, dan tentang harapan masa depan," ungkapnya.


Ia berpesan, tampilkan yang terbaik, tunjukkan kepada publik Jakarta bahwa seni Kabupaten Magelang itu kaya, unik, dan mampu bersaing di kancah nasional.


"Jaga nama baik daerah, tampilkan diri sebagai generasi muda yang beretika, profesional, dan mencintai budayanya. Setiap senyum, setiap langkah, dan setiap kata yang kalian sampaikan adalah cerminan dari seluruh masyarakat Kabupaten Magelang," ujarnya.


Dalam kesempatan ini, Grengseng memberikan semangat kepada semua penari untuk terus berkarya, berlatih, dan menjadi ujung tombak pelestarian dan pengembangan seni budaya di Kabupaten Magelang.


"Ingat, seni adalah media perekat bangsa, dan budaya adalah pondasi identitas kita," pesannya.


Grengseng berharap, melalui pentas seni ini, Kabupaten Magelang dapat semakin dikenal, semakin diminati, dan semakin memperkuat perannya dalam pembangunan kebudayaan nasional dan bisa menjadi ruang baru bagi kesenian, pariwisata, dan menambah destinasi-destinasi baru.


Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husein menyampaikan, pentas seni ini merupakan kegiatan rutin pada tiap tahunnya dari Kabupaten Magelang selalu memberikan sajian. Tidak hanya itu ini juga menjadi sarana untuk bisa bertemu dengan masyarakat perantauan yang asalnya Kabupaten Magelang berada di Jabodetabek ini.


"Adanya pentas seni ini kita mengajak teman-teman dari Sanggar Tari Satradama Kabupaten Magelang dengan jumlah penari dengan pengrawit sekitar 50 orang," katanya.


Lebih lanjut, Ia menjelaskan dalam setiap kesempatan atau ada event seperti ini kita memanfaatkan untuk sarana wahana, pelestarian seni budaya dan tidak lepas dari upaya-upaya pelestarian seni tradisional yang ada di Kabupaten Magelang.


Ia berharap, ke depannya tentu akan semakin banyak lagi event-event seperti ini dengan tidak hanya di Jakarta akan tetapi bisa dimanapun dan nantinya kesenian yang ada di Kabupaten Magelang bisa mengikutinya.


Kepala Badan Penghubung Provinsi Jawa Tengah, Sarido menambahkan sampai dengan saat ini kolaborasi kami dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang selalu terkoneksi untuk mendampingi para seniman dan para pelaku budaya.


"Jangan sampai tidak didampingi, apa lagi nanti imbasnya kepada anak cucu kita tidak tahu, apalagi tidak kenal tentang kesenian dan kebudayaan," kata dia.




Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar