Desa Krincing Secang Siapkan Bilik Karantina Bagi Pemudik

Dilihat 2930 kali
Kades Krincing Kecamatan Secang Kabupaten Magelang mengawasi pembuatan bilik karantina sebagai antisipasi kedatangan para pemudik

BERITAMAGELANG.ID - Mengantisipasi penyebaran Covid-19 dari para pemudik, Pemerintah Desa Krincing Kecamatan Secang Kabupaten Magelang, menyiapkan bilik karantina. 


Para pemudik terutama dari episentrum Covid-19 seperti Jakarta dan sekitarnya diwajibkan tinggal di tempat karantina ini selama 14 hari. 


"Kalau tidak mau dikarantina, sebaiknya tidak usah pulang ke Krincing, tegas Kades Krincing, Heri Purwanto, Rabu (8/4/2020).


Heri mengatakan, pembuatan bilik karantina ada di gedung serbaguna dan ruang lobi yang bersebelahan dengan  kantor kepala desa Krincing. 


"Jadi untuk pria wanita biliknya kita pisahkan," kata Heri.


Dikemukakan pula, bilik karantina ini juga untuk memberikan shock terapi bagi pemudik yang akan pulang. Sehingga mereka akan berpikir ulang untuk kembali ke desanya selama pandemi Covid-19 ini. 


Namun demikian, bukan berarti pihak pemerintah desa melarang pemudik untuk pulang. 


"Hanya saja ada konsekuensi yang harus diterima yakni harus karantina selama 14 hari," ujarnya.


Selama masa karantina, biaya hidup juga ditanggung secara swadaya. Pihak keluarga masing-masing yang menanggung biaya logistiknya karena desa tidak mampu untuk membiayai mereka. 


Untuk sementara ini, ada 20 bilik karantina yang akan dibuat. Masing-masing bilik berukuran 2,5 x 2,5 meter. Bilik ini dibuat dengan papan triplek. Setiap bilik dilengkapi dengan satu kasur. 


"Kita juga akan melengkapi dengan hand sanitizer, masker, tempat cuci bahkan ada WIFI. Yah, kita lengkapi dengan wifi supaya mereka yang dikarantina juga betah tidak merasa bosan," imbuh Heri.


Selain itu juga diadakan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Pihaknya juga bekerjasama dengan fasilitas kesehatan setempat. Untuk keamanan menggandeng Polsek dan Koramil serta relawan setempat.


Heri mengatakan, persiapan bilik karantina ini dilakukan agar desa Krincing zero Covid-19. 


"Kita tergetkan 100 persen desa Krincing aman dari Covid-19," ucapnya.


Dana yang digunakan berasal dari dana desa sebesar Rp105 juta. Karena sampai saat ini dana desa belum turun, maka pihaknya berhutang lebih dahulu. Bahkan dirinya secara pribadi rela menggadaikan mobil untuk membeli kebutuhan pembuatan bilik karantina.


"Bayarnya nanti kalau dana desa sudah turun sekitar bulan Mei," katanya.


Dana sebesar itu selain untuk membuat bilik karantina, juga untuk kebutuhan lain seperti obat-obatan dan juga disinfektan.


Menurut Heri, sampai saat ini ada beberapa warga Krincing yang bekerja di luar kota sudah menghubungi mau pulang mudik. Demikian pula yang berasal dari Kalimantan juga mau mudik.


"Kalau dari Jakarta dan sekitarnya harus karantina 14 hari karena zona merah, sedangkan dari Kalimantan nanti bisa menyesuaikan asal mereka membawa surat keterangan sehat dari pihak yang berwenang," ucapnya.


Warga yang bekerja di Jakarta dan sekitarnya rata-rata berprofesi sebagai sales perusahaan atau pekerja pabrik. Sedangkan yang di Kalimantan bekerja pertambangan atau kebun kelapa sawit.


Persiapan lain yang dilakukan desa adalah membuat masker secara mandiri dengan memberdayakan penduduk setempat. Saat ini sudah ada 400 masker yang dibuat dan nantinya dibagikan untuk pemudik ataupun relawan yang berjaga di posko-posko.


Di desa Krincing yang memiliki 8 dusun, terdapat 20 posko karena merupakan lokasi strategis dengan banyak lintasan jalan. Sehingga warga luar yang hendak datang ke desa ini harus melalui posko untuk didata dan disteril, seperti cuci tangan dan menggunakan hand sanitizer.


Diakuinya, pihaknya sangat ketat dalam menerima tamu dari luar. Bahkan beberapa waktu lalu ada warga yang membawa tamu dari Jakarta. 


"Tamu itu terpaksa kami minta untuk segera meninggalkan desa, demi kenyamanan masyarakat lainnya," tegas Heri.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar