BERITAMAGELANG.ID - Warga Desa Tirto, Kecamatan Grabag, Kabul Asrori menerima anugerah Bupati Awards 2025, kategori Komunitas Peduli Lingkungan.
Kabul Asrori dinilai memberikan kontribusi besar pada upaya pelestarian lingkungan. Penyerahan penghargaan dilakukan di Balkondes Tuk Songo, Borobudur, Senin (10/11) malam.
Di level nasional, Kabul AS adalah aktor di balik kesuksesan Desa Tirto, Kecamatan Grabag, meraih predikat Program Kampung Iklim (Proklim) Lestari tingkat Nasional pada 2024.
Kerja kerasnya melestarikan pohon aren di Dusun Kudusan, berhasil meningkatkan debit mata air di Desa Tirto. Dia menyadari bahwa menanam aren merupakan salah satu jalan efektif melawan degradasi alam.
Menurut Kabul, aren adalah pohon kehidupan. Hampir seluruh bagian pohon aren memiliki manfaat.
Akar aren efektif menahan air sehingga tidak cepat mengalir hilang. Batangnya bisa dipakai sebagai bahan bangunan. Sedangkan buahnya dikonsumi menjadi kolang kaling.
Kabul berhasil menggerakan aksi menanam pohon aren menjadi aksi kolektif warga. Di Desa Tirto saat ini tumbuh lebih dari 9.000 pohon aren yang sebagian besar ditanam di kawasan sumber air dan lahan miring (perengan).
Bersama pemerintah Desa Tirto, dia merancang sistem adopsi pohon aren. Pemerintah membeli pohon aren dari warga dengan syarat tidak boleh ditebang.
Melalui program adopsi pohon aren, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang membeli 600 pohon aren di Desa Tirto. Aren yang dibeli menggunakan APBD itu dibeli seharga Rp250.000 per pohon.
Pohon aren tersebut kemudian diberi barcode dan menjadi milik Pemeritah Kabupaten Magelang. Sehingga aren itu tidak boleh ditebang, namun hasilnya boleh dimanfaatkan oleh masyarakat.
Predikat Proklim Lestari tingkat Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menjadi simbol keberhasilan kolaborasi masyarakat, pemerintah desa, dan berbagai pihak yang peduli terhadap lingkungan.
Apresiasi Bupati Magelang
"Ke depan, saya berharap Bupati Awards bisa menjadi pemantik inspirasi. Menjadi ruang penghargaan bagi para kreator yang inovatif dan bermanfaat untuk masyarakat dan kemajuan Kabupaten Magelang," kata Bupati Magelang, Grengseng Pamuji.
Menurut Bupati, penghargaan ini adalah wujud Kabupaten Magelang memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat yang telah bekerja keras mewujudkan kreasinya sehingga bisa bermanfaat untuk masyarakat.
Demi menjaga kredibilitas dan independensi hasil pemilihan, seluruh penilaian Bupati Awards 2025 diserahkan sepenuhnya kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Jawa Tengah.
"Dalam penilaiannya (kami) menyerahkan sepenuhnya kepada BRIN. Sehingga apa yang hari ini menjadi nominasi, murni menjadi (hasil dari) kajian ilmiah," terangnya.
Gambaran Sapta Cipta
Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Magelang, Zanuar Efendi mengatakan, ada 71 pelamar yang mengajukan diri sebagai penerima Bupati Awards 2025.
Mereka terdiri dari individu maupun lembaga yang mensponsori penerima penghargaan.
"Kami memberikan anugerah untuk sembilan kategori. Seluruh kategori mengacu pada implementasi Sapta Cipta Bupati dan Wakil Bupati Magelang," ujar Zanuar.
Sapta Cipta adalah program unggulan Bupati Magelang yang terdiri dari tujuh program prioritas: Pinter Ngaji, Pinter Sekolah Bocahe; Sehat Wargane; Makmur Rakyate; Gemilang Potensine; Ngelayani Birokrasine; Gumregah Wargane; dan Lestari Alame.
Program ini merupakan bagian dari visi-misi Magelang Anyar Gress (Aman, Nyaman, Religius, Unggul, dan Sejahtera) periode 2025-2029.
Penerima Bupati Awards untuk sembilan kategori adalah:
1. Agustinus Suryono untuk kategori UMKM Go Internasional. Agustinus menginisiasi berdirinya Gapoktan Ngudi Mulyo yang menyerap 70 persen panen salak di Desa Kaliurang, Srumbung untuk dijual ke pasar luar negeri.
2. Muh Rofi untuk kategori Pejuang Penggiat Pendidikan. Beliau adalah Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah PDM Kabupaten Magelang yang mempelopori berdirinya sekolah-sekolah unggulan di Desa Gunungpring, Muntilan.
3. Eko Sunyoto pemenang kategori Pelestari Budaya Individu. Pendiri Sanggar Tari Kinara-Kinari Borobudur ini berinovasi menciptakan koreografi baru dan memproduksi busana tari sendiri.
4. Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) untuk kategori Pelestari Budaya Kelompok. Mereka berinovasi mempertahankan unggah-ungguh atau budaya Jawa melalui pembelajaran yang sistematis.
5. Kabul Asrori sebagai penerima penghargaan Komunitas Peduli Lingkungan. Dia dinilai memberikan kontribusi besar pada upaya pelestarian lingkungan.
6. Muhammad Faricin, pemenang kategori Pembina Atlet Berprestasi. Mantan juara silat tradisional ini mengajarkan seni pencak kepada anak-anak.
7. Hani Sutrisno menerima penghargaan untuk kategori Pengelola Eduwisata. Pengelola Desa Bahasa Borobudur ini berinovasi memberikan pembelajaran bahasa Inggris secara menyenangkan.
Dia memanfaatkan rumah penduduk di sekitar Desa Bahasa untuk tempat menginap tamu. Sehingga warga mendapat penghasilan dari menyewakan tempat menginap.
8. Anis Nurul Ngadzimah untuk kategori Generasi Muda Inovatif. Pengelola Rumah Baca Salam ini mengembangkan fungsi perpustakaan sebagai ruang belajar dan pusat kegiatan masyarakat.
9. Rahmi Dwiyati sebagai penerima penghargaan kategori Pegiat Sosial Masyarakat. Dia berinovasi membuat akta lahir bagi bayi yang lahir di klinik bidan.
Inovasi Pemerintah Desa
Selain itu ada 2 desa yang menerima Bupati Awards 2025 untuk kategori Pemerintah Desa Inovatif, yaitu Desa Sambak, Kecamatan Kajoran dan Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan.
Desa Sambak dinilai berhasil menjalankan program pelestarian lingkungan. Pemerintah Desa Sambak sukses mengolah limbah produksi tahu menjadi biogas dan mengunakan solar cell untuk kebutuhan listrik di kantor desa.
Sedangkan Desa Pucungrejo dianggap berhasil melakukan digitalisasi semua layanan masyarakat. Permohonan KTP, penerbitan akta kematian dan pengantar SKCK dilayani melalui aplikasi berbasis android.
0 Komentar