Eksistensi Museum untuk Generasi Milenial

Dilihat 2071 kali
Wayang Golek koleksi Museum Wayang dan Perpustakaan Sanana Gunarasa Borobudur dapat menjadi sumber inspirasi yang tidak pernah kering bagi generasi milenial

Generasi milenial berperan memajukan bangsa dan memegang estafet kepemimpinan serta penentu arah dalam pelestarian kultural bangsa ke depan. Konsekuensinya jika generasi milenial kehilangan arah dalam mempertahankan budaya warisan leluhur, dapat dipastikan suatu masyarakat akan kehilangan identitas orisinalitasnya sebagai bangsa Indonesia. Untuk itu perlu adanya pewarisan kultural kepada generasi milenial sebagai pemegang estafet penerus bangsa.


Salah satu aset bangsa dalam menjaga dan melestarikan budaya warisan bangsa Indonesia di setiap daerah ialah melalui museum. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 1995, pengertian museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.


Sampai saat ini masyarakat masih berasumsi bahwa museum hanya tempat penyimpanan benda-benda kuno atau benda-benda purbakala. Bahkan dalam pandangan publik, museum tempatnya menyimpan segudang misteri yang belum terungkap sebagaimana dalam film-film misteri. Pola pikir demikian hendaknya perlu diklarifikasi, terlebih untuk generasi milenialnya.


Fungsi Kompleks


Bila ditelisik lebih jauh lagi, sejatinya museum memiliki fungsi kompleks. Museum juga berkaitan erat dengan pelestarian dan pewarisan kebudayaan dalam kehidupan masyarakat sehingga museum juga dianggap sebagai lembaga penyimpanan, pengamanan, perawatan dan pelestarian hasil karya, cipta dan karsa manusia yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai simbol identitas kehidupan masyarakat setempat (Sarkowi, 2020).


Lebih jauh lagi keberadaan museum sangat penting karena memiliki tanggung jawab dan fungsi untuk melestarikan, membina, sekaligus mengembangkan budaya masyarakat baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Melalui pesan-pesan yang dirangkai lewat display dan ruang pameran, museum di Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi dan jembatan penghubung yang dapat memicu kesadaran dan pengetahuan bagi masyarakat. Keberadaan museum di Indonesia menjadi sangat penting mengingat museum tidak hanya memiliki fungsi sebagai pelindung benda cagar budaya, melainkan juga sebagai tempat pembentukan ideologi, disiplin, dan pengembangan pengetahuan bagi publik.


Museum di samping sebagai tempat koleksi budaya, studi dan penelitian juga terbuka luas untuk masyarakat umum. Dalam bidang penelitian museum berfungsi sebagai sarana kegiatan riset dan penelitian bagi serta menyebarluaskan hasil penelitian tersebut untuk pengembangan ilmu pengetahuan. 


Bagi dunia pendidikan dan masyarakat umum, museum juga terbuka untuk kepentingan pengembangan pembelajaran dan rekreasi. Oleh sebab itu, museum sudah semestinya bersentuhan langsung dengan kalangan milenial sebagai generasi yang menempati posisi terbesar  dalam masyarakat.


Perubahan Cara Pandang


Banyak generasi milenial beranggapan, benda-benda cagar budaya maupun non cagar budaya warisan leluhur di museum dipandang sebagai barang kuno yang sudah rapuh, kusam, jelek bahkan hanya dilirik pada saat momen-momen bersejarah. Cara pandang seperti ini seharusnya mampu diubah secara gradual.


Proses perubahan cara pandang mengenai benda museum ini dapat dilakukan secara efektif dengan pendekatan persuasif melalui dunia pendidikan dan kegiatan yang sesuai dengan kegemaran generasi milenial.


Untuk itu kiranya museum perlu dimanfaatkan oleh generasi milenial dengan beberapa langkah alternatif, pertama memanfaatkan agenda menarik yang sudah ditawarkan museum seperti, penambahan koleksi, kemudahan pelayanan, birokrasi yang luwes, dan sebagainya.


Kedua, merespon kolabaorasi yang dilakukan museum dalam melakukan langkah-langkah inovasi dalam pelayannya, seperti pentas teater, festival musik, baca puisi, dan sebagainya. Museum dapat dipakai sebagai tempat pentas seni pertunjukan atau pameran. Beberapa tahun lalu, Museum Sanana Gunarasa Pondok Seni dan Budaya Boediharjo Borobudur pernah menyelenggarakan festival dalang. Manfaat ganda dapat diperoleh dari kegiatan tersebut, di samping sebagai upaya revitalisasi seni tradisi, museum dapat dikenal publik secara lebih luas.


Ketiga, publikasi digital. Generasi milenial perlu lebih familiar dengan dunia digital, karena sekarang museum banyak melakukan pelayanan dengan sistem digital untuk memudahkan akses informasi dan tingkat pelayannya.


Dengan demikian, kiranya semua pihak harus saling berkolaborasi dalam menyosialisasikan peran museum bagi generasi milenial secara masif. Museum dapat dijadikan ruang publik untuk mempertemukan dan sebagai sumber inspirasi generasi milenial agar bisa saling berbagi pengetahuan yang dapat menjadikan rasa bangga.


Mengokohkan rasa bangga bagi generasi melenial merupakan hal yang sangat substansial agar kecintaan dan antusiasmenya untuk memelajari berbagai cagar budaya yang ada di museum semakin membumi.


Oleh: Ch. Dwi Anugrah, Ketua Sanggar Seni Ganggadata Jogonegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kab. Magelang)


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar