Gen Z, Generasi Penjelajah Tren Makanan

Dilihat 2529 kali
Gen Z menikmati jajan di luar bersama teman-teman

Siapakah Gen Z itu? Mc. Crindle, seorang peneliti sosial dan demografi dari Australia menyebutkan gen Z merupakan singkatan dari Generasi Z, yaitu sekelompok orang yang lahir antara tahun 1995 sampai dengan 2009. Mereka mencakup 22% populasi global dan 27% angkatan kerja global. Dikenal dengan sebutan zoomer dimana mereka lahir setelah generasi milenial dan sebelum generasi alfa. Perkiraan usia Gen Z 15 hingga 29 tahun.

Mereka adalah integrator digital. Dalam kehidupannya, tidak dapat dipisahkan dari digital seolah digitalisasi seperti udara yang dihirup. Mulai dari budaya, hiburan, pendidikan dan makanan telah menggunakan teknologi digital. Penggunaan media sosial juga didominasi oleh gen Z mulai dari Tiktok, Instagram, Facebook, X dan lainnya sehingga mereka dapat menjelajah ke seluruh dunia dalam genggaman tangan.

 

Karakteristik gen Z adalah kreatif, peduli terhadap sesama dan lingkungan, FOMO (takut akan tertinggal sebuah trend yang ada), ekspresif, penyuka tantangan, melek teknologi dan merupakan generasi visual. Bagi zoomer, fleksibilitas dan mobilitas sangat penting karena mereka penyuka kebebasan namun tetap produktif.


Menjelajah lewat mata turun ke rasa

Keakraban dengan teknologi digital membuat gen Z mudah menjelajah apapun hanya dengan satu ketukan layar. Memilih fashion, make-up, gawai, kebutuhan sehari-hari termasuk makanan-pun dijelajah. Jika dirasa cocok, zoomer akan memindahkan ke "keranjang belanja"nya.

 

Perkembangan dunia kuliner yang semakin pesat makin dinikmati terutama gen Z. Banyak penyedia makanan telah bekerja sama dengan beberapa aplikasi untuk pemesanan online, selain itu pengembangan sebuah bahan makanan menjadi beberapa varian turut meramaikan dunia kuliner.

 

Didukung dengan teknologi, semua mudah didapatkan untuk memanjakan lidah. Konten review dan promo kemudian kuliner viral merupakan aspek yang mempengaruhi daya beli pada Gen Z.

Survei populix menyebutkan bahwa gen Z lebih suka membeli makanan daripada memasak. Produk kuliner yang sering dibeli diantaranya fast food, produk siap masak, frozen food, makanan rumahan, freshmade dan healthy food. Sedangkan minuman, kopi menempati urutan pertama yang dikonsumsi selanjutnya ada teh lalu boba. Biasanya zoomer akan menikmati secangkir kopi di kafe sambal mengerjakan tugas kuliah atau pekerjaan.


Sisi buruk makanan dan minuman kekinian

Tantangan gen Z ketika harus cerdas memilih makanan yang dikonsumsi sesuai dengan gizi seimbang bukan karena makanan tersebut sedang viral. Kandungan gula berlebih banyak ditemukan pada makanan-makanan kekinian. Misalnya saja minuman teh susu boba. Penelitian ini secara eksperimental menentukan komposisi gula (sukrosa, fruktosa, glukosa, dan melezitosa) serta nilai kalori minuman teh susu boba beserta komponennya.

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu minuman boba seberat 16 ons melebihi batas atas asupan gula tambahan. Kandungan kalori dan gula yang tinggi pada minuman boba menimbulkan masalah kesehatan masyarakat karena berpotensi memperburuk epidemi obesitas pada masa kanak-kanak dan remaja.

 

Makanan kekinian yang wara-wiri di media sosial juga dicoba seperti menyantap tahu goreng panas dengan cocolan cabe bubuk yang pedas. Tentu saja makanan tersebut dapat menyebabkan peradangan pada usus, rasa tenggorokan yang terbakar serta diare.

 

Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyebutkan masih banyak masyarakat mengkonsumsi makanan dan minuman manis lebih dari satu kali dalam sehari. 40.1% makanan manis dikonsumsi satu kali per hari sedangkan untuk minuman yakni sebesar 61.3%.


Semakin peduli akan kesehatan

Beberapa Gen Z mulai peduli akan kesehatan. Banyaknya penyakit tidak menular seperti jantung, hipertensi, diabetes melitus hingga gangguan pencernaan tidak memandang usia. Dengan dunia digital di ujung jari mereka, zoomer memiliki akses yang tidak terbatas tentang kesehatan. Mereka telah memanfaatkan telemedicine untuk konsultasi kesehatannya. Melalui media sosial seperti Youtube, Tik-Tok, Instagram, zoomer akan mencari tahu tentang kandungan gizi, bahan baku, pengolahan makanan serta tips-tips kesehatan lainnya. Produk healthy food seperti jus buah, sayur serta makanan Non MSG perlahan bertambah peminatnya dari kalangan Gen Z, telebih saat dan setelah pandemi Covid-19.

Keinginan untuk hidup lebih sehat dan sebagai self-reward banyak didominasi oleh anak muda. Kesempatan emas ini diambil sebagai peluang bisnis untuk menawarkan makanan sehat dengan rasa yang lezat. Gen Z tumbuh dengan keinginan untuk tetap sehat dan penjelajahan akan berakhir pada pilihan yang tepat, yaitu makanan sehat dengan gizi seimbang.


Bagi gen Z yang menyukai makanan dan minuman kekinian, sebaiknya perhatikan kebersihan makanan mulai dari kemasan, penyajian dan bahan baku yang digunakan. Selanjutnya, perhatikan juga nilai gizi. Pada makanan kemasan kekinian dapat dilihat nilai gizi pada label kemasan. Apakah makanan dan minuman tersebut mengandung gula, kalori, natrium hingga ke alergen (bahan yang menyebabkan alergi pada tubuh). Dengan begitu, zoomer bisa tetap menikmati makanan dan minuman kekinian namun tubuh tetap sehat.

 

Fajar Nur Farida, S.E, MPH, Administrator Kesehatan Muda RSUD Muntilan Kab. Magelang

 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar