Kembangkan Kreativitas dan Kemampuan Bercerita Bahasa Jerman dengan Mip Mapping

Dilihat 1347 kali

Pembelajaran bahasa, khususnya bercerita dan berbicara termasuk aspek keterampilan berbahasa. Pembelajaran bahasa dan sastra Jerman di SMA N 1 Magelang, diajarkan  mulai kelas XI  dan kelas XII sebagai mata pelajaran pilihan. Siswa kelas XI seharusnya menguasai ± 400 kosakata. Untuk itu ada beberapa upaya guru dalam meningkatkan keterampilan berbicara dengan memberikan perbaikan kualitas sekaligus solusi bagi guru dalam keterampilan berbicara, khususnya bercerita yaitu menggunakan strategi belajar peta konsep (Concept Mapping). 


Cara Super dan Sip dalam Pengajaran


Dalam meningkatkan dan mengembangkan gagasan sesuai topik pembelajaran bahasa Jerman kelas XI yaitu Familie (keluarga) dan terjadinya perubahan perilaku setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar mipp mapping. Guru juga mempergunakan strategi belajar peta konsep untuk memahami teks misalnya Familie Frau Klinge auf dem Land (Keluarga ibu Klinge hidup di desa) atau Student Arbeit in der Ferien (Mahasiswa bekerja di saat liburan). Dengan demikian akan menumbuhkan rasa percaya diri terhadap kemampuan siswa sendiri, untuk berinteraksi dengan sesama temannya, bekerja sama dalam kelompok besar dan kecil juga peduli terhadap temannya. Guru menambahkan alternatif teknik pembelajaran atau pentingnya penggunaan media dengan alat pembelajaran. Pada saat berbicara / bercerita, guru memberikan strategi yang tepat, cepat dan mudah. Guru memberikan nilai positif untuk meningkatkan mutu pembelajaran, sehingga prestasi dan kualitas sekolah meningkat dan hasilnya menjadi  semakin baik dan prestasinya meningkat. 


Hakekat Kemampuan Berbicara


Seseorang dikatakan memiliki kemampuan berbicara, apabila sanggup menyampaikan maksud atau gagasan secara lisan kepada orang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tertulis bahwa berbicara adalah “berkata; bercakap; berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan,dst.) atau berunding”.

Menurut Mulyasa (2006:35) menyebutkan Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Siswa bercerita merupakan aktivitas untuk melatih imanjinasi dan keterampilan berbahasa. Jadi cerita adalah suatu aktivitas mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaan kepada orang lain secara lisan. 


Hakekat Peta Konsep


Menurut Martin (1994) dalam Irianto (2007:159) (http://www.pkab.wordpress.com/pag.110). Mipp Mapping/ Peta konsep atau peta pembelajaran adalah cara dinamik untuk menangkap butir-butir pokok informasi yang signifikan. 


Pembuatan peta konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide-ide itu penting atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki, dan dapat berhubungan sebab akibat. Adapun macam-macam Peta Konsep menurut Nur dalam Irianto (2007:161) ada 4 macam, yaitu pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle concept map) dan peta konsep laba-laba (Spider concept map).


Oleh karena itu kegiatan bercerita akan tampak baik, lancar dan dipahami siswa, apabila dilakukan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


1. Guru mengetahui kondisi awal siswa dengan mengamati, observasi dan menganalisis hasil tes siswa, dan mengadakan wawancara. Hasil belajar siswa belum maksimal, masih ada yang perlu diremidi. 

2. Guru melakukan tindakan dengan memberikan strategi belajar pada saat membaca teks. Guru memanfaatkan media peta konsep untuk bercerita dalam kelompok-kelompok. 

3. Guru melakukan tindakan dengan memanfaatkan macam-macam peta konsep, agar siswa dengan rasa senang dan berkreatif dalam mengungkapkan gagasan dan pikirannya secara lisan (bercerita) dalam kelompok kecil (2-4 siswa). 

4. Setelah proses belajar mengajar menggunakan strategi belajar peta konsep, kemampuan menyampaikan gagasan terorganisasi secara lancar dan tepat.


Adapun dalam pembelajaran diprlukan teknik dokumentasi yaitu untuk mengumpulkan data tentang kondisi siswa pada saat KBM berlangsung. 


1. Alat Pengumpulan Data. 

a. Lembar Pengamatan Siswa dalam Proses Pembelajaran. Fungsinya, yaitu mengetahui 

(1) kehadiran siswa, 

(2) kesungguhan siswa, 

(3) keaktifan siswa, 

(4) pemahaman terhadap materi. 


Selama ini kegiatan menceritakan dari berbagai tema adalah menghafal teks yang diberikan guru kepada siswa dan guru belum memberikan strategi belajar untuk keterampilan bercerita. Tindakan yang direncanakan untuk mengatasi kelemahan bercerita yang dilakukan siswa dengan menghafal teks adalah menerapkan peta konsep (Mep Mapping). Siswa bercerita dengan menggunakan gambar, silsilah, denah pada akhir pembelajaran. Guru mengobservasi untuk mengetahui tindakan yang tepat dalam bercerita menggunakan strategi belajar peta konsep (Mep Mapping). 


Adapun prosedurnya:


(a) Membuat desain pembelajaran menggunakan peta konsep 

(b) Membuat lembar observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar di kelas, ketika strategi belajar peta konsep diterapkan 

(c) Membuat instrumen evaluasi : -Implementasi tindakan, 


Walaupun siswa menggunakan peta konsep masih merasa tegang, takut dan tidak percaya diri, maka guru memberikan semangat dan motivasi. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator, guru masih perlu memberikan motivasi agar siswa lebih runtut bercerita dengan intonasi, mimik dan lafal yang sesuai lafal bahasa Jerman bukan lafal bahasa Indonesia. Mereka juga diberi dorongan agar lebih percaya diri, tidak tegang. Media Peta Konsep memudahkan mengingat kata dan kosakata pada saat bercerita, dan cerita yang akan diceritakan tidak harus sesuai teks, namun informasinya yang tepat dan jelas. 


Dengan diterapkan strategi belajar yang menggunakan peta konsep, maka ada beberapa peningkatan dalam proses belajar. Siswa menjadi lebih aktif memperhatikan dan menuangkan ide secara kreatif. Hal ini nampak pada hasil pekerjaan siswa dalam membuat peta konsep yang semula siswa belum bisa membuat peta konsep  sekarang sudah bisa membuat peta konsep yang berbeda-beda yang artinya siswa tidak ada yang menyalin satu sama lainnya. Siswa dengan kreatif pula menceritakan isi bacaan dengan ide siswa sendiri. Dengan berbagai gaya dan percaya diri serta kemampuan kosakata dan penyampaian juga menambah kreativitas siswa meningkat. Peta konsep dapat memberi semacam peta perjalanan “bagi siswa“ yang menunjukkan arah untuk mengaitkan konsep-konsep agar menjadi proposisi yang berarti.


Proses dan Hasil Belajar


Penerapan peta Konsep dalam pelajaran bahasa Jerman dapat meningkatkan kreativitas siswa pada saat proses belajar dan hasil belajar. Di samping itu terjadi perubahan tingkah laku dari yang semula malas, monoton dan takut untuk bercerita dengan menggunakan bahasa Jerman menjadi siswa lebih aktif berpartisipasi dalam proses belajar dan berinteraksi dengan siswa lainnya secara aktif.

                           

(Penulis: Ekowati Septi Rahayu,S.Pd.,M.Pd., Guru Bahasa Jerman SMA N 1 Magelang)


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar