PENDIDIKAN merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara dan perbuatan mendidik. Untuk meningkatkan pendidikan yang berlangsung di Indonesia, perlu ditekankan adanya pendidikan progresif. Pendidikan progresif adalah proses pendidikan yang lebih menekankan pada arah peningkatan kemajuan secara berkelanjutan. Pendidikan progresif bertujuan untuk memperbaiki suatu sistem pendidikan yang sudah dijalankan tetapi belum mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Pendidikan progresif dapat dicapai salah satunya melalui pendidikan karakter.
Pendidikan karakter sesungguhnya telah lama menjadi semangat dalam pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan. Kebijakan pendidikan memang diarahkan pada pembentukan karakter bangsa sebagaimana digagas oleh para pendiri bangsa (founding father). Para pendiri bangsa sudah lama dalam mencetuskan atau mencanangkan sistem pendidikan yang membentuk perilaku atau karakter generasi muda bangsa Indonesia yang merdeka. Generasi muda yang merdeka akan bertindak dan berbuat secara merdeka pula.
Saat ini, penerapan pendidikan karakter bagi generasi muda mengalami banyak tantangan. Hal itu dapat disebabkan di antaranya karena kurangnya pemahaman para pendidik atau karena salahnya persepsi mereka dalam mengajarkan pendidikan karakter yang benar. Umumnya pendidikan di sekolah-sekolah lebih menekankan ranah kognitif dan kurang memperhatikan ranah afektif dan psikomotorik peserta didik. Kurangnya fondasi afektif dan psikomotorik orang muda dapat mengakibatkan kerentanan mereka dalam menghadapi pengaruh buruk lingkungan sekitar. Banyak kejadian dan peristiwa buruk seperti kekerasan dalam keluarga, tawuran antar pelajar, perjudian, korupsi, penganiayaan dan berbagai tindakan yang bertentangan dengan pendidikan moral terjadi di sekitar orang muda. Saat semua itu terjadi, pendekatan afektif dan psikomotorik yang perlu dikedepankan.
Pendekatan afektif dan psikomotorik dapat diejawantakan dalam bentuk latihan pengembangan conscience dan compassion. Conscience mengandaikan para peserta didik sungguh-sungguh mengolah sisi afektif mereka. Mengembangkan suara hati, sungguh membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang berguna dan tidak berguna bagi mereka. Sedangkan compassion atau rasa belas kasih adalah nilai yang mengarahkan para peserta didik untuk bergerak ke luar dengan memberikan perhatian kepada sesame di sekitar mereka.Latihan pengembangan conscience dan compassion akan semakin sempurna jika dilengkapi dengan membina sikap competence dalam pendidkan. Competence atau kompetensi yang biasanya dicapai dengan mengedepankan lebih banyak ranah kognitif. Jika secara umum kompetensi adalah incaran utama dalam mencapai tujuan pendidikan, dalam pendidikan yang mengedepankan karakter, kompetensi dapat diterapkan secara integrative di bagian akhir setelah ranah afektif dan psikomotorik terpenuhi.
Pendidikan progresif dengan mengedepankan pendidikan karakter bagi peserta didik dapat dipandang sebagai sarana yang efektif bagi pendidikan kaum muda. Keberhasilan pendidikan tersebut nantinya bermuara bagi pembentukan warga Negara Indonesia yang memiliki kepribadian cerdas dan utuh. Hal ini tentunya senada dengan cita-cita yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 unruk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan karakter tersebut, bangsa Indonesia dapat memacu langkahnya untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia.
Pendidikan karakter tidak akan terjadi secara efektif jika hanya melibatkan pribadi-pribadi dalam pendidikan formal. Pendidikan karakter harus melibatkan banyak pihak, yaitu keluarga, sekolah atau tempat pendidikan, masyarakat dan pemerintah. Integrasi antara pihak-pihak tersebut dalam merumuskan secara bersama bentuk pendidikan yang integrative dengan pemahaman yang sama akan membuahkan hasil yang positif. Keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah adalah lingkungan di mana para peserta didik hidup, berinteraksi dan tinggal. Dalam arti tertentu, mereka punya tanggung jawab secara moral untuk secara langsung atau tidak langsung dalam pendidikan para peserta didik. Semoga
*)Penulis: Karina Nugrahani, S.Pd Guru SMP Pendowo Ngablak Kabupaten Magelang
0 Komentar