Pentingnya Pelayanan Prima Guru dalam Pembelajaran

Dilihat 5591 kali
Guru membentuk kelompok terhadap siswa dan diberikan tugas dengan tema OSIS (SMV = Schülermitverwaltung). Siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Hasil pekerjaan dapat dituliskan ke dalam kertas karton dan hasilnya dapat ditunjukkan ke temannya, dengan bercerita menggunakan Bahasa Jerman.

Hubungan baik antara guru dan siswa sangat penting. Dalam paragdigma baru pendidikan, maka masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. Sekolah dalam mengelola sumber daya dan sumber dana dalam mengalokasikan itu harus sesuai prioritas kebutuhan, serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.


Tujuan pelibatan masyarakat agar masyarakat lebih memahami, membantu dan mengontrol pengelolaan pendidikan. Sebagai dampaknya, penawaran sekolah dalam wujud reformasi pendidikan, menyediakan pendidikan yang lebih baik dengan memberikan peserta didik pelayanan yang prima. 


Sekolah perlu meningkatkan kinerja dari guru dan staf sekolah seperti menawarkan partisipasi langsung dari kelompok kelompok yang terkait dengan sekolah, meningkatkan pemahaman ke masyarakat terlebih menghadapi kurikulum merdeka yang telah diluncurkan oleh bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bapak Nadiem Makarim. 


Guru selalu mengikuti perkembangan yang diberikan pemerintah, tetaplah guru memberikan pengabdian ke peserta didik yang terbaik. Guru dapat memanfaatkan seminar online maupun offline, juga menggunakan media-media online ataupun offline. Guru juga dapat mengikuti kegiatan melalui akun belajar dari pemerintah, misalnya dolmen Pendidikan dari Dinas Pendidikan, akun Merdeka belajar atau akun belajar.id. 


Di samping itu dalam Kurikulum Merdeka siapkan siswa sebagai pemuda Pancasila mengikuti literasi digital. Siswa yang sehari hari belajar menggunakan HP atau laptop, mampukah membuat literasi atau memanfaatkan literasi digital? Hal ini perlu sharing dengan siswa-siswi. Hal ini sebagai salah satu pelayanan guru terhadap siswa untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang terbaik. 

       

Adapun siswa terbantu dengan guru melakukan pelayanan prima dalam siswa membuat Projekt secara sendiri dan dalam kelompok. Dalam pelajaran yang tergabung dalam proyek sesuai Kurikulum Merdeka maka keunggulannya: 


1. Membawa pengaruh langsung kepada peserta didik, sehingga terasa kedekatan guru dan siswa 

2. Bertujuan memanfaatkan sumber daya lokal kepada peserta didik agar dapat melestarikan kebudayaan yang ada dan menambah hal baru demi kemajuan sekolah.

3. Efektif untuk mengetahui pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar baik di sekolah atau setelah pengajaran selesai, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, dan iklim sekolah 

4. Adanya perhatian bersama untuk melihat kekurangan siswa dalam belajar sehingga, manajemen sekolah berhasil baik.

  

Dalam proses belajar mengajar guru memberikan pelayanan prima, dengan memberikan pengetahuan, ilmu maupun moral/sikap, sopan santun dan keteladanan yang baik. Memberikan pengajaran melalui pengajaran yang variatif tidak monoton dan tidak membosankan. Memberikan evaluasi yang sesuai materi yang diajarkan dan dapat dipertanggungjawabkan. 


Dengan demikian prestasi siswa yang sesungguhnya adalah tertuang dalam rapor setiap semester dan akan terlihat dalam rapor digital dan guru memberikan motivasi / dorongan mental, psikologi maupun secara fisik untuk menambah pengetahuan yang dikehendaki.

      

Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan guru dalam memberikan pelayanan pengajaran, karena guru akan dapat bekerja apabila memberikan pelayanan ke siswa yang membutuhkan dengan tidak mengenal lelah dan memberikan yang terbaik atau dilakukan secara professional. 


Hal-hal yang tidak boleh dilakukan guru adalah:


1. Leave someone expecting reply: apabila siswa bertanya janganlah seorang guru meninggalkan pertanyaan dari mereka, mengaburkan jawaban, karena siswa menginginkan dan mengharap jawaban yang jelas. Akan menjadi bijaksana guru sedikit memberi reward dengan sanjungan atau kata yang membangkitkan semangat belajar siswa. 

2. Argue with a customer: janganlah seorang guru sering marah-marah kepada jawaban siswa yang siswa apabila menjawab pertanyaan yang diprediksi kesalahan yang dilakukan bukan dari siswa sendiri. 

3. Present a dirty unprofessional look: janganlah seorang guru berpenampilan yang lusuh, kotor dan tidak mau berpenampilan menarik. 

4. Give conflicting or incorrect in worker: janganlah memberikan permasalahan yang tidak benar ketika guru mengkoreksi pekerjaan siswa secara kontinyu. 

5. Argue with e fellow worker in Job: janganlah seorang guru marah-marah dengan pekerjaan yang ada di tempat kerja.

6. Imply that a customer and  needs are unimportant:  Janganlah memberikan pengetahuan dan materi kepada peserta didik dengan sesuatu yang tidak penting atau bermanfaat untuk pelajarannya. 

7. Pass the buck : janganlah cuci tangan terhadap permasalahan yang ada di peserta didik atau malah  meninggalkan permasalahan yang ada di siswa. 

Untuk itu pelayanan prima yang diberikan sekolah untuk pengguna jasa sekolah ada 3 hal dan itu dapat dilakukan sekolah (The three Basic needs of Customer) yaitu: 


1. The need to understood (guru sebaiknya berempati) 

2. The need to feel important (guru sebaiknya bersimpati) dan 

3. The need for comfort (guru sebaiknya memberikan rasa nyaman).

        

Gurupun dapat memberikan nasehat kepada siswa seperti slogan bapak Menteri "Banyak tanya, banyak coba dan banyak karya". Maka semua akan berinovasi dan semua warga sekolah melakukan proses.


Projekt untuk siswa


Guru membentuk kelompok terhadap siswa dan diberikan tugas dengan tema OSIS (SMV = Schulermitverwaltung). Siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Hasil pekerjaan dapat dituliskan ke dalam kertas karton dan hasilnya dapat ditunjukkan ke temannya, dengan bercerita menggunakan Bahasa Jerman. 

 

Dengan memberikan pelayanan kepada siswa yang baik, dan mengedepankan pelayanan prima maka guru telah menjadi professional. Harapannya sekolah akan menjadi meningkat kualitas gurunya dan siswanya untuk selalu berprestasi.


(Oleh: Ekowati Septi Rahayu, M.Pd., Guru Bahasa Jerman SMAN 1 Magelang)

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar