BERITAMAGELANG.ID - Kepala Seksi (Kasi) Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaa Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan karakter Gunung Merapi memang unik dengan rekor Status Siaga terlama yakni lebih dua tahun sejak 5 November 2020 hingga saat ini.
Namun demikian kondisi ini bukan merupakan perilaku baru bagi gunung teraktif di dunia tersebut. Karena rangkaian erupsi panjang Gunung Merapi pernah terjadi sebelumnya di tahun 1992-1997 sampai kemudian di tahun 2001.
Dengan status siaga yang panjang itu BPPTKG melihat adanya dua ancaman bahaya yakni posisi kemiringan kubah lava di bagian lereng barat daya yang rawan longsor serta satu lagi kubah lava yang berada di tengah kawah.
Dijelaskan Agus posisi kubah lava di bagian barat daya itu bertengger di kemiringan 80 derajat yang berpotensi untuk longsor dan akan menimbulkan awan panas yang cukup jauh.
Volume material kubah lava itu diperkirakan mencapai 1,6 juta meter kubik. Jika terjadi longsor maka potensi awan panas bisa mencapai 7 km ke arah Sungai Krasak dan semakin pendek sekitar 5km untuk alur sungai lainnya. Kemudian, kubah lava lain yang berada di tengah kawah juga berpotensi longsor sejauh 5 km. Untuk volume materialnya sebesar 2,7 juta meter kubik.
"Ini adalah potensi ancaman dari erupsi saat ini," ujar Agus Budi usai acara Diskusi Interaktif Menyelamatkan Kawasan Konservasi dan Lingkungan Hidup di Aula Kantor Desa Kaliurang Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Rabu (16/11/2022).
Menurutnya, potensi ancaman lain Merapi saat ini adanya pemekaran di wilayah puncak yang cenderung mengarah ke barat dan barat laut. Aktifitas vulkanik Itu masih berlangsung hingga saat ini. BPPTKG memperkirakan, sejak Juni 2020 hingga dua tahun lebih saat ini total pergerakan (pembengkakan) kubah lava telah mencapai 15 m lebih.
"Yang kita khawatirkan adalah ini bisa menjadi indikasi potensi tebing barat laut menjadi bukaan atau perluasan ancaman bahaya lebih luas," ujarnya.
Saat ini bukaan kawah Merapi menghadap ke arah tenggara dan juga ditambah ancaman bahaya kubah lava di barat daya. BPPTKG juga terus memantau indikasi percepatan pergerakan atau pembekalan kubah lava tersebut.
Ditambahkan Agus Budi, jika pembengkakan kubah lava di barat laut berlanjut atau terjadi runtuhan dari kubah lava lama 1888 maka material kongsoran akan berbahaya bagi masyarakat disektor tersebut. Jalur bukaan kawah ini akan semakin terbuka dan arah ancaman awan panas akan lebih luas dari semula hanya arah tenggara ke barat daya meluas ke barat dan barat laut.
Sebagai upaya antisipasi hal itu BPPTKG telah berkoordinasi dan memastikan semua pemerintah daerah di sekitar Gunung Merapi yakni Klaten, Boyolali, Kabupaten Magelang dan Sleman Yogyakarta telah siap menjalankan skenario dasar kontigensi menghadapi setiap kemungkinan dari bahaya terjadinya erupsi Merapi sewaktu waktu.
Namun demikian Agus Budi memastikan sampai saat ini berdasar data pemantauan aktifitas Gunung Merapi masih stabil. Sehingga yang perlu diakukan hanyalah mengantisipasi ketika itu benar benar akan terjadi.
"Jadi masyarakat tidak perlu panik tapi tetap siaga seperti sebelumnya," tegasnya.
0 Komentar