BERITAMAGELANG.ID - Di tengah derasnya arus globalisasi dan semakin menguatnya sekat-sekat perbedaan, sekelompok anak muda dari berbagai agama dan kepercayaan memilih jalan berbeda duduk bersama, berdialog, dan membangun jembatan persaudaraan. Hal itu tampak dalam kegiatan Srawung Orang Muda Lintas Iman yang digelar Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) Kevikepan Kedu, di Wisma Youth Center, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Minggu (21/9).
Acara yang diikuti sekitar 30 peserta berusia 17 - 20 tahun dari berbagai latar belakang agama ini menjadi ruang perjumpaan lintas iman yang hangat. Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, yang hadir dan memberikan sambutan, menekankan kegiatan tersebut merupakan wujud nyata dari semangat kebhinekaan yang menjadi fondasi bangsa Indonesia.
"Srawung ini bukan sekadar pertemuan, tetapi sebuah proses membangun jembatan kemanusiaan yang melampaui sekat-sekat perbedaan," ungkap Grengseng.
Grengseng menambahkan, generasi muda memegang peran sentral dalam menjaga keberagaman. Ia menegaskan pentingnya menanamkan nilai toleransi, empati, dan kerja sama sejak dini, agar keberagaman tidak hanya sekadar slogan, melainkan menjadi praktik hidup sehari-hari.
Kabupaten Magelang lanjutnya memiliki modal sosial yang besar sebagai daerah kaya budaya dan spiritualitas. Potensi ini bisa menjadikan Magelang contoh harmoni sosial bagi daerah lain di Indonesia.
"Saya berharap kegiatan ini tidak berhenti di sini, tetapi menjadi awal dari gerakan lintas iman yang berkelanjutan, yang melibatkan pemuda dalam aksi nyata: dari dialog menjadi kolaborasi, dari pemahaman menjadi perubahan," tambahnya.
Ketua Panitia Srawung Lintas Iman Annisa menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan 20 - 21 September dirancang untuk membangun trust building antar anak muda lintas agama. Bukan sekadar diskusi, tapi juga upaya membangun relasi yang sehat melalui dialog, permainan kolaboratif, dan sesi berbagi pengalaman.
"Peserta kali ini terbuka untuk semua agama di Indonesia. Fokusnya bagaimana anak muda bisa saling mengenal, memahami, dan menghargai keyakinan masing-masing, sekaligus belajar bersama tentang toleransi," kata Annisa.
Melalui materi dari para narasumber, para peserta diajak menyadari bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk menjauh, melainkan kesempatan untuk memperkaya persaudaraan.
"Lebih dari sekadar pertemuan sehari, kegiatan ini menyimpan harapan besar lahirnya aksi nyata dari generasi muda lintas iman," tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Magelang menyatakan siap mendukung inisiatif yang memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, bukan hanya lewat pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan karakter masyarakat yang inklusif.
Momentum Srawung Orang Muda Lintas Iman ini pun menjadi cermin bahwa jalan menuju perdamaian bisa dimulai dari langkah sederhana yakni pertemuan, dialog, dan keterbukaan hati.
0 Komentar