Pengembangan Ekosistem Beras Organik, Hasil Riset Unggulan Daerah "Magelang Go Organik"

Dilihat 905 kali
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Ir. Romza Ernawan, M.Si bersama dengan Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda dan Litbangda, Puji Lestari, S.ST., M.T saat melakukan talkshow Pengembangan Ekosistem Beras Organik di LPPL Radio Gemilang FM.

BERITAMAGELANG.ID-Setiap tahun Pemerintah Kabupaten Magelang menyelenggarakan lomba Riset Unggulan Daerah yang diperuntukkan secara umum bagi akademisi, mahasiswa, peneliti, maupun masyarakat. Tahun 2023 tercatat ada 23 peserta untuk empat tema yang dilombakan dan ditetapkan satu pemenang untuk setiap temanya. Sebagai rangkaian dalam pelaksanaan lomba Riset Unggulan Daerah maka akan dilaksanakan seminar hasil riset pada hari Kamis, 7 Desember 2023 di ruang Command Center Room Pusaka Gemilang Komplek Setda Kabupaten Magelang. Seminar diselenggarakan secara hybrid dan untuk webinarnya dapat diikuti melalui zoom meeting terbuka untuk umum bagi 500 (lima ratus) peserta. Calon peserta yang berminat dapat mengakses melalui link https://us02web.zoom.us/j/86982738986?pwd=U0hZNVdON0NmSWRzYlY0b2lUWnB2QT09 dengan meeting ID: 869 8273 8986 dan passcode: 5eminar.

Seminar hasil Riset Unggulan Daerah Tahun 2023 mengangkat tema Pengembangan Ekosistem Beras Organik. Adapun judul penelitiannya adalah Optimalisasi Pengembangan Ekosistem Beras Organik Berkualitas Standar SNI melalui Sinergitas Subsistem Agribisnis di Kawasan Dataran Tinggi Kabupaten Magelang. Peneliti berasal dari Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang yang diketuai oleh Dr. Drh. Wida Wahidah Mubarokah, M.Sc. Penelitian ini selaras dan mendukung konsep yang saat ini terus digaungkan oleh Pemerintah Kabupaten Magelang yaitu "Magelang Go Organic". 

Sebagaimana dijelaskan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Ir. Romza Ernawan, M.Si saat talkshow di LPPL Radio Gemilang FM, tagline "Magelang Go Organic" berawal dari mimpi besar Pemerintah Kabupaten Magelang yaitu visi misi pimpinan daerah dalam RPJMD 2019-2024 khususnya misi kedua yaitu meningkatkan daya saing daerah yang berbasis pada potensi lokal dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Hal ini ada kaitannya dengan pertanian unggul berwawasan lingkungan khususnya pertanian organik.

"Magelang Go Organic adalah Program Gerakan Mempercepat Pertanian Organik. Program ini dicanangkan Pemerintah untuk menunjang program ketahanan pangan dan kemandirian di bidang pertanian dengan penyediaan pangan yang sehat, aman konsumsi dan lestari untuk lingkungan karena bisa sekaligus memperbaiki lahan-lahan kritis, lahan-lahan yang rusak serta menumbuhkan petani-petani muda yang maju dan mandiri," jelas Romza mengenai tagline "Magelang Go Organic."

Kabupaten Magelang mempunyai potensi pertanian organik yang luar biasa. Beras menjadi salah satu unggulan produk pertanian organik dan beras mentik wangi susu telah berhasil memperoleh Perlindungan Indikasi Geografis dari Kementerian Hukum dan HAM. Pertanian padi organik di Kabupaten Magelang dibudidayakan di lahan yang luasnya 1.270 ha dan saat ini menjadi yang terluas diseluruh nusantara. Keunikan dari budidaya padi organik yang dikembangkan di Kabupaten Magelang ini dilakukan di dataran tinggi, dimana biasanya padi ditanam di dataran rendah mengingat kesesuaian lahan dan agroklimatnya.

Pengembangan padi organik dimulai sejak tahun 2011 di wilayah Kecamatan Sawangan di Desa Tirtosari dengan embrio 2,4 ha. Pada saat ini terus dikembangkan dan mencakup 3 kawasan, tersentra di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sawangan, Bandongan, dan Grabag. Pengembangan di kawasan Bandongan didukung oleh Kecamatan Kaliangkrik dan Kecamatan Tempuran. Pengembangan beras organik ini mendapat dukungan luar biasa dari Pemerintah Pusat sehingga pada 3 kawasan sudah berhasil dibangun Rice Milling Unit besar. 

"Bagi Masyarakat yang berminat untuk membeli beras organik dapat mengunjungi tiga kawasan tersebut. Tidak hanya melayani pembeli-pembeli lokal, pemasaran beras organik yang dihasilkan juga sudah menjangkau buyer-buyer besar pemilik brand ternama," terang Romza.

Romza berpesan kepada saudara dan teman-teman seperjuangan para petani di Kabupaten Magelang. Orientasi maksimalisasi produksi yang selama ini banyak dilakukan dengan penggunaan agroinput kimiawi secara maksimal, efeknya lahan menjadi rusak. Struktur dan tekstur lahan menjadi bantat karena penggunaan kimiawi, porositas lahan rusak, dan mikroorganisme banyak yang musnah sehingga produktivitas dan mutu pertanian menjadi rendah. Untuk itu semua pihak, pemerintah dan masyarakat khususnya petani harus ikut hadir memperbaiki pertanian kita untuk menjadi pertanian yang sehat.

"Lahan yang kita kelola ini bukan milik kita, lahan ini adalah titipan dari anak cucu dan generasi yang akan datang sehingga kita harus hadir untuk mempersiapkan lahan kita menjadi lahan yang sehat. Selain itu kita harus menyediakan produksi yang bermutu, sehat dan aman konsumsi karena berpengaruh pada kesehatan kita. Termasuk juga generasi yang akan datang harus kita siapkan dengan konsumsi bahan pangan yang bermutu, sehat, dan aman konsumsi," pungkas Romza.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar