Hari Batik Nasional, Perajin Pelajari Motif Relief Candi Borobudur

Dilihat 1952 kali
Hari Batik Nasional, puluhan perajin batik belajar memahami relief Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Rabu (2/10).

BERITAMAGELANG.ID - Memperingati Hari Batik Nasional, para perajin batik di Kabupaten Magelang mempelajari relief Candi Borobudur, Rabu (2/10). Observasi yang digelar itu guna memperkuat motif dan makna cerita karya batik mereka.


Kegiatan tersebut digelar oleh Balai Konservasi Borobudur (BKB) bersama UNESCO Jakarta dan Yayasan Lembaga Kajian Islam dan Sosial (YLKIS).


"Kita merayakan batik itu dengan mengajak ibu-ibu pembatik Borobudur untuk melihat relief-relief yang nantinya bisa dijadikan motif batik," kata Direktur Yayasan YLKIS, Haerus Salim di sela acara.


Mempelajari relief ini juga bertujuan meningkatkan teknik, dan memperkuat alur cerita dari desain pola, dan simbolisme motif batik Borobudur.


Karena kain katun dan sutra yang diwarnai dengan tangan tersebut telah menjadi bagian integral dari warisan budaya Indonesia dan berkontribusi pada peningkatan peluang ekonomi di sektor industri kreatif. 


"Kita ingin industri kreatif batik Borobudur bisa semakin berkembang. Makin kaya motifnya dan memberi manfaat kepada masyarakat setempat," ungkapnya.


Seni batik Indonesia telah diturunkan dari generasi ke generasi sejak awal abad ke-19 Masehi. Untuk merayakan pentingnya budaya dan ekonomi batik, pemerintah Indonesia mulai merayakan "Hari Batik" pada 2 Oktober 2009, setelah UNESCO menetapkannya. 


Selama ini para perajin batik di wilayah Candi Borobudur juga telah berkarya dengan aneka motif khasnya seperti Kalpataru, Suluran, pohon bodi, hewan dan pepohonan. Semua motif tersebut berdasar pada pahatan relief di Candi Borobudur.

Melalui kegiatan Hari Batik ini, para peserta mendapat inspirasi baru tentang tema dan makna motif batik Borobudur.


"Sangat menyenangkan, kita dapat ilmu juga nanti bisa diinspirasikan (dituangkan) ke batik tulisnya," kata salah satu perajin batik Borobudur, Siti Rukoyah.


Selain melakukan observasi, puluhan perajin batik itu juga mendapat bimbingan tentang filosofi dan estetika monumen agung dari para ahli warisan budaya, Balai Konservasi Borobudur dan Vihara Mendut.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar