Perkaya Koleksi Lokal Dispuspa Kabupaten Magelang Bedah Dua Judul Buku

Dilihat 1687 kali

BERITAMAGELANG.ID-Dalam rangka mengembangkan koleksi lokal Kabupaten Magelang di Perpustakaan Daerah, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispuspa) menyelenggarakan bedah buku terhadap 2 buku karya penulis dan sastrawan dari Kawasan Wisata Borobudur. 


Kegiatan Bedah Buku dibuka oleh Kepala Dispuspa, Wisnu Argo Budiono di ruang Ghraha Seba Dispuspa Kabupetan Magelang pada hari Selasa, 11 Juli 2023.


Kepala Dispuspa menyampaikan kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka untuk memperkaya muatan lokal Kabupaten Magelang dikhasanah pustaka Dispuspa yang sampai saat ini belum banyak tersedia.


Dua buku yang dibedah dalam forum tersebut adalah buku Explore Borobudur Karya Lily T Erwin, Warga Borobudur yang diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Utama dan buku berjudul Anak Gethuk karya sastrawan kondang warga Kecamatan Mungkid Triman Laksana. Anak Gethuk adalah sebuah e-book terbitan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.


Bedah buku tersebut menghadirkan pembahas bernama  Alif Lukmanul Hakim, seorang akademisi dari sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta. Pada kesempatan tersebut Alif menyampai kedua buku tersebut kaya dengan nilai-nilai lokal atau local wisdom yang patut diangkat ketingkat lebih global.


"Nilai-nilai keuletan, kerja keras, kerjasama, keakraban, kesedehanaan, inilah nilai yang diangkat dalam buku tersebut dankeberadaan Borobudur pasti membawa makna filosofis bagi lingkungan di sekitarnya," jelas alif.


Hal yang sama dikemukakan oleh perserta dari Kemenag bernama Fauzi yang mengatakan bahwa kedua buku itu membawa pesan mendalam tentang local wisdom dari Borobudur yang lebih bermanfaat bagi bangsa. "Disaat generasi muda banyak memperhatikan budaya Korea dan tidak menengok budaya di kanan kiri, " ujarnya


Tidak ada Pengemis


Pada kesempatan itu, Triman Laksana peraih penghargaan Rancage pada tahun 2015 untuk kumpulan sajak berjudul Sepincuk Rembulan mengemukakan, bahwa buku Anak Gethuk ini menceritakan keuletan seorang anak penjual gethuk yang berhasil menjadi juara olah raga Kecamatan di Borobudur.


Sementara itu Lily mengaku menulis buku explore Borobudur karena nilai lokal yang dipahami masyarakat. "Disini saya tidak melihat pengemis atau orang terlantar. Karena masyarakat Borobudur itu peduli," jelasnya.


Nilai-nilai keramahan kepercayaan begitu dalam terasa.  "Rumah warga selalu terbuka. Pagar rumah tidak ada yang permanen. Pagar rumah adalah tanaman," terang Lily.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar