Petani Diharap 'Titen' Agar Sukses Panen

Dilihat 2577 kali
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Zanuar Efendi

BERITAMAGELANG.ID - Fenomena harga cabai tinggi sekitar Rp100.000/kg tentu menjadi berkah bagi para petani. Di antara fenomena itu, tidak hanya usaha keras saja, namun para petani juga harus memiliki kecerdasan dalam melakukan aktivitasnya.


Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Zanuar Efendi memperkirakan, tingginya harga cabai sekarang ini karena musim hujan, petani sulit mengolah lahan, tanaman cabe juga diserang jamur. Upaya antisipasi melalui penyemprotan juga tidak efektif karena obat larut oleh air hujan.


"Karena stok tidak banyak akibat banyaknya hama yang ditimbulkan cuaca," kata Zanuar di kantornya, Rabu (17/3/2021).


Menurutnya, selain faktor iklim, ilmu 'titen' atau memperhatikan setiap kemungkinan menjadi kunci keberhasilan budi daya setiap tanaman hortikulura. Dengan ilmu titen itu, sebagian petani mendapat berkah dengan tingginya harga cabai.


Selain itu, lanjutnya, para petani juga diimbau selalu melihat kondisi harga di pasaran yang lebih cenderung situasional. Tidak bisa diprediksi per bulan atau per tahun. 


Ia mencontohkan, di awal pandemi Covid-19 harga cabai sempat anjlok di kisaran Rp10.000 atau Rp8.000 per kilogramnya. Kondisi ini bukan karena harga tidak bagus tapi karena tidak terserap oleh pasar. Hanya saja harga semua komoditas pertanian relatif tinggi pada saat menjelang Ramadan dan Idul Fitri. 


Maka pada prinsipnya, para petani sudah memprediksi. Kalau petani untung akan menanam, kalau tidak mereka akan mencari komoditas lain.


"Lihat prospek sebelum tanam. Kemudian biasanya ada prediksi petani 3 atau 4 bulan ke depan harga panennya seperti apa," ungkap Zanuar.


Potensi pertanian Kabupaten Magelang, terang Zanuar tersebar di lereng-lereng Gunung seperti Sumbing, Merbabu, Merapi, dan Menoreh. Pada wilayah berhawa sejuk itu, lanjutnya, komoditas sayuran memang banyak ditanam oleh petani.


Di antara musim tanam sayuran, para petani di lereng gunung itu juga menanam cabai. Setidaknya dua hingga lima kali dalam satu tahunnya tergantung minat kemampuan para petani. Selain itu diharapkan para petani juga jeli memilih jenis tanaman yang nantinya akan menguntungkan.


"Pandai pandai memilih dan memilah komoditas yang tahan cuaca ekstrem," pesannya.


Lebih lanjut ia menjelaskan, berdasar penelitian di lapangan memang ada beberapa petani yang setiap saat menanam cabe. 


"Itu karena mereka percaya jika nanti pasti dalam satu tahun akan menemui musim seperti sekarang, harga tinggi," tandasnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar