Bencana Hidrometeorologi Landa Sejumlah Wilayah

Dilihat 1261 kali
Penanganan tanah longsor dampak hujan deras di wilayah Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang, Sabtu (24/12/2022).

BERITAMAGELANG.ID - Bencana hidrometeorologi basah yakni banjir angin kencang dan tanah longsor menerjang sejumlah desa di Kabupaten Magelang pasca hujan deras pada Jumat (23/12) petang.


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang mencatat terdapat 8 kecamatan terdampak peristiwa tersebut yakni Salaman, Salam, Borobudur, Candimulyo, Ngluwar, Pakis, Kaliangakrik dan Kajoran.


Hingga Sabtu (24/12) pukul 13.40 wib, BPBD Kabupaten Magelang mencatat sebanyak 46 kejadian bencana, 25 diantaranya tanah longsor, 18 angin kencang, dan 1 kejadian banjir limpasan di Perum Bhumi Menoreh Kecamatan Salaman dan ada 2 kejadian lain. Kemudian dampak dari kejadian itu terdapat 32 rumah rusak ringan, dan 9 rumah rusak sedang.


Selain menerjunkan personil untuk melakukan kaji cepat penanganan, BPBD Kabupaten Magelang juga menyalurkan bantuan logistik dan kebutuhan lain untuk kegiatan penanganan longsor tersebut.


Seperti di Desa Sriwedari Kecamatan Salaman terdapat sekitar 10 titik tanah longsor yang terjadi pada Jumat petang kemarin.


Kades Sriwedari, Indi mengatakan terdapat beberapa rumah warga terdampak longsoran yakni di Dusun Santan, Jetis Kempon dan Jumbleng. Kerusakan rumah ringan, namun untuk pembersihan material longsor mereka mengungsi di rumah anak saudaranya.


"2 titik akses jalan sudah dikerjakan, dan lainnya dalam proses penanganan. 1 KK mengungsi," kata Indi yang ditemui di lokasi, Jumat (24/12).


Lebih lanjut, Indi berharap tidak terjadi bencana longsor susulan. Pihaknya juga telah melakukan pengecekan ke beberapa titik retakan dan mengimbau warga untuk mewaspadainya.


Terpisah, Camat Salaman, Imam Wisnu Kusuma mennyampaikan selain di Desa Sriwedari terdapat 29 titik bencana tanah longsor di wilayah lereng perbukitan Menoreh. Tanah longsor tersebut mengenai rumah dan jalan. 


"Pengungsi ada 5 orang yang benar-benar terdampak longsor," ungkap Imam.


Menurutnya, selain tingginya curah hujan, karakter tanah perbukitan Menoreh juga cenderung labil saat hujan deras. 


Disampaikan Imam terdapat 20 desa memiliki potensi bencana longsor yang berada di wilayah lereng Sikapat dan Menoreh. Sedangkan kali ini kejadian longsor tersebar di 6 desa yakni Desa Paripurno, Menoreh, Kalisalak, Sriwedari, Krasak, dan Margoyoso.

Ia juga memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian bencana tersebut.


Selain berupaya melakukan penanganan bersama semua elemen, Pemerintah Kecamatan Salaman juga berupaya memperbaiki saluran air dipemukiman warga. Hal itu agar saat hujan air dapat mengalir baik dan lancar.


"Kemudian penanaman rumput vetiver dan pohon lain yang mempunyai akar kuat agar tanah sekitar juga bisa kuat," jelas Imam.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar