Sejumlah Temuan Candi Mantingan Sesuai Manuskrip Dokumen Belanda

Dilihat 4241 kali
Tim BPCB Jateng menganalisa temuan batu Candi di Desa Mantingan Kabupaten Magelang Rabu (31/7).

BERITAMAGELANG.ID -  Misteri Situs Candi Mantingan yang terkubur di dalam tanah lahan sawah di Dusun Mantingan, Desa Mantingan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pernah tertulis pada laporan penemuan dari Dinas Purbakala di masa Belanda dulu atau Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD). 


Pengkaji Cagar Budaya dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Junawan mengungkapkan, dalam dokumen ROD sekitar tahun 1915, Dinas Purbakala Belanda melaporkan bahwa di Mantingan terdapat situs candi dan arca Ganesha. Meski demikian, laporan tersebut tidak menyebutkan secara rinci bagaimana bentuk fisik dari penemuan tersebut.


"Situs Candi Mantingan sebenarnya pernah disebut dalam laporan penemuan dari Dinas Purbakala di masa Belanda dulu atau Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD), tetapi tak menyebut secara rinci. Di laporan itu cuma disebutkan di Desa Mantingan, ada candi dan arca Ganesa," kata Junawan kepada BeritaMagelang.id di lokasi penggalian situs Candi Mantingan di Dusun Mantingan, Desa Mantingan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang,  Rabu (31/7).


Menurutnya, berdasar laporan tersebut, tidak disebutkan bangunan candi yang sempat terkubur oleh material vulkanik dari letusan Gunung Merapi ratusan atau bahkan ribuan tahun silam. Hanya saja, saat ini ditemukan bukti bebatuan dan struktur pondasi candi.


"Bukti-bukti empirik pun sedang dicari di lapangan. Tim dari BPCB Jateng masih mencari struktur yang masih terkubur di sembarang tempat dalam tanah, di tiap sudut, tetapi masih dalam lokasi yang sama. Sejauh ini temuan yang paling banyak adalah batuan, oleh karena itu, penggalian masih menggunakan alat manual," terang Junawan.


Ekskavasi ini bersifat penyelamatan atau rescue excavation. Tujuannya untuk menyelamatkan data arkeologi yang masih ada terkubur di dalam tanah. Dari temuan itu, pihaknya akan mampu merekonstruksi atau mengidentifikasi bagaimana bentuk asli, apa yang terjadi pada bangunan tersebut.


"Apakah dalam posisi runtuh atau disebabkan oleh apa. Kita pun memiliki target untuk mengetahui denah dari bangunan ini mungkin juga melibatkan Steller di sini, dalam penyusunan candi atau rekosntruksi, sehingga bisa diketahui profil dari candi tersebut. Penggalian ini akan kami lakukan hingga Sabtu (3/8) mendatang, kami harap mendapatkan hasil yang baik," tutur Junawan.


Pahatan pada batu candi Mantingan diperkirakan bersal dar jaman Mataram Hindu karena memiliki karakter berbeda dari Candi Borobudur. Pada beberapa batu yang telah dibersihkan terlihat pahatan hewan mirip burung beo, Dewa dua dimensi dan lingkaran daun tanaman. 


Sementara itu, secara terpisah Kepala Desa Mantingan, Purwidarto menceritakan, sebelumnya juga sempat ditemukan  sejumlah benda purbakala di wilayahnya.


"Dahulu ditemukan patung arca Ganesha, dan patung sapi tanpa kepala dan kura kura. Ada juga batu-batu yang ditemukan di lahan warga," ungkap Purwidarto.


Tak jauh dari lokasi penemuan situs Candi Mantingan terdapat sejumlah benda cagar budaya lain. Lokasinya di puncak bukit Singabarong berupa batu besar persegi, yoni, dan ompak (batu kuno penyangga tiang rumah).


"Bukit Singabarong itu bisa diterjemahkan 'singgah barang' atau tempat menyimpan barang. Temuan terbanyak sekitar tahun 90an. Warga tak sengaja menemukannya," ungkapnya.


Keberadaan Candi Mantingan terpendam 4-5 meter di dalam tanah persawahan. Semula seorang warga akan memanfaatkan lokasi penemuan itu sebagai kolam ikan. Di Dusun Mantingan juga terdapat sumber air yang diperkirakan menjadi sarana pensucian atau pentirtaan masyarakat kuno terhadap Candi Mantingan tersebut.



Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar