BERITAMAGELANG.ID - Pemkab Magelang telah memiliki empat desa peraih penghargaan Proklim Lestari. Predikat Proklim Lestari merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup kepada desa yang telah melakukan upaya-upaya pengendalian perubahan iklim.
Total terdapat 127 desa di Kabupaten Magelang yang telah meraih predikat desa proklim dengan kategori pratama, madya, utama, dan lestari. Hampir 50 persen dari jumlah 372 desa dan kelurahan di Kabupaten Magelang.
"Predikat desa Proklim Lestari itu masih agak jarang di Indonesia, kita sudah ada empat (desa)," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kapasitas pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang, Wulandari, Kamis (6/2/2025).
"Proklim Lestari bisa diraih setelah desa mendapatkan Proklim Utama dan telah melakukan pembinaan terhadap 10 desa proklim baru," lanjutnya.
Desa Sambak Kecamatan Kajoran merupakan desa yang pertama meraih Proklim Lestari karena keberhasilannya mengolah limbah pabrik tahu menjadi sumber energi biogas.
"Karena prestasinya, Desa Sambak sering menjadi rekomendasi kunjungan studi tiru proklim dari berbagai wilayah bahkan dari luar Jawa," terang Wulandari.
Kemudian Desa Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang juga telah menyandang predikat Proklim Lestari. Mirip dengan Sambak, Banyuroto juga menjadi penghasil biogas, namun dengan mengolah kotoran sapi.
"Di Sambak itu sudah 70 sekian KK itu nggak pernah beli gas. Belinya kalau lebaran saja, karena pabrik tahunya tutup. Nah kalau di Banyuroto itu sudah 55 KK yang nggak pernah beli gas lagi," jelas Wulandari.
Lain halnya di Desa Margoyoso Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dengan keunggulannya tanaman kemukus. Tanaman rempah yang merambat pada tanaman keras dan bernilai ekspor. Di desa proklim diharapkan banyak menanam tanaman keras/konservasi dan tidak boleh menebang pohon.
"Dengan ditanami kemukus yang bernilai ekspor itu otomatis tanaman-tanaman keras yang dirambati kemukus di Margoyoso tidak ditebang. Nah, jadi selain manfaat ekologi juga sekaligus manfaat ekonomi," terangnya.
Lain halnya di Desa Tirto Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, tepatnya di Dusun Kudusan, ada kampung aren. Desa Tirto Grabag meraih predikat Proklim Lestari pada 9 Agustus 2024 bersamaan dengan Pj Bupati Magelang sebagai Pembina Proklim Daerah.
Wulandari menjelaskan aren adalah salah satu pohon sahabat air. Di kawasan Desa Tirto, air melimpah karena banyak pohon aren. Jika ditebangi dampaknya bisa mengurangi debit air karena Desa Tirto mengalirkan air ke banyak desa lain di bawahnya.
Melalui program adopsi pohon aren, DLH Kabupaten Magelang pernah membeli sebanyak 600 pohon aren di Desa Tirto menggunakan APBD dengan harga per pohon Rp250.000. Pohon tersebut kemudian diberi barcode, menjadi milik Pemkab Magelang, sehingga tidak boleh ditebang, namun hasilnya boleh dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
"Niranya diambil, kolang kalingnya diambil gitu, boleh," lanjut Wulandari.
Bahkan 90 persen penduduk Dusun Kudusan bekerja sebagai petani aren (tukang deres). Kemudian kampung aren tersebut dibranding dan dicanangkan oleh Pj Bupati Magelang Sepyo Achanto pada saat verifikasi lapangan proklim lestari oleh Kementerian Lingkungan Hidup waktu itu.
"Harapannya, di desa menganggarkan kegiatan sebagai upaya-upaya pengendalian perubahan iklim, baik dari aksi-aksi mitigasi, maupun aksi adaptasi melalui APBDes," pungkasnya.
0 Komentar